Bagi seorang
muslim, menjaga hati menjadi hal yang sangat penting. Dengan menjaga hati, kita
dapat menjaga kemurnian iman dan ihsan kita. Selain itu, juga menjadi tameng
pertama agar tidak terjangkit penyakit hati.
Hati menjadi
pondasi. Saat hati seseorang itu bersih, maka insyaAllah akan bersih pula
seluruh tubuh dan perilakunya. Begitu pula sebaliknya, saat hatinya kotor.
Untuk dapat menjaga hati tentu bukanlah suatu hal yang mudah.
Allah Swt.
berfirman, “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syuara 87-89)
Melalui firman
Allah tersebut, dapat kita ketahui betapa pentingnya istiqamahnya seseorang
dalam menjaga hati hingga dirinya telah tutup usia. Abu Utsman An-Naisaburi
mengatakan bahwa hati yang bersih ialah yang bersih dari bid’ah dan mantap
serta tenang dengan sunnah.
Menurut Imam Al Ghazali banyak amalan yang dapat menjaga kebersihan
hati, lisan, dan perbuatan kita. Berikut tips untuk dapat menjaga hati:
1. Segerakan Ibadah Wajib
Ibadah wajib sering dibatasi waktu. Seperti pelaksanaan sholat, puasa di bulan Ramadhan, bahkan haji yang hanya berlaku di bulan haji saja. Untuk itu ketika sudah memasuki waktu dan mampu, segera tunaikan, jangan ditunda-tunda.
Baca juga:
2 Jenis Harta Benda Wakaf | YDSF
Perbedaan Zakat, Sedekah, dan Wakaf | YDSF
2. Perbanyak Ibadah Sunah
Hukum sunah sendiri bermakna bila dikerjakan mendapat pahala dan Ketika ditinggalkan, rugi. Bagi seseorang yang menuju tangga ketakwaan sempurna, ibadah sunah takkan disepelekan.
3. Perbanyak Zikir
Berdizikir merupakan salah satu ibadah mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Biasakan berdzikir di tengah-tengah kesibukan, sesudah solat dan sebelum tidur. Semakin sering dzikir diucapkan (baik lisan maupun dalam hati) insya Allah hati terjaga dan semakin tenang. “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du: 28).
4. Ingat Kematian dan Pendek
Angan-Angan
Mengingat mati bukan berarti meminta kematian disegerakan, melainkan mempersiapkan bekal amal saleh saat kematian menjemput. Kematian datangnya pasti. Kapan dan di
mana pun berada, tidak kita ketahui.
Kita tidak boleh banyak berandai-andai.
Beramal saleh sesuai dengan kemampuan
dan kesempatan yang ada. Andai kaya banyak
sedekah, andai sehat rajin ke masjid.
5. Hindari Riya
Perkara hati adalah perkara yang sangat sulit dijaga, terutama masalah ikhlas. Seseorang
bisa jadi mencari dunia bertopengkan
agama, sedangkan agama menjadi korban
untuk dunia. Awalnya ikhlas, tapi di
pertengahan niat tercampur riya, dan ia
tidak berusaha melawan. Orang yang riya pahala amalnya akan sia-sia dan tidak bernilai.
6. Hindari Jalan Masuk Setan
Di antaranya dengan menghindari marah dan syahwat, tidak dengki dan tamak, tidak
kenyang dengan makanan sekalipun
halal dan bersih. Tidak terburu-buru
tanpa mengonfirmasi persoalan, tidak mengumpul-ngumpulkan
segala macam harta kekayaan, tidak
bakhil dan takut miskin.
Tidak fanatik terhadap mazhab dan hawa nafsu, tidak mendengki lawan dan
melecehkannya, tidak buruk sangka
terhadap kaum muslim, tidak mengikuti
hawa nafsu, tidak sombong, tidak cinta kedudukan
dan kepemimpinan, tidak musyrik dan riya,
dan tidak dengki.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Oktober 2020
Zakat di YDSF
Artikel
Terkait:
Kehidupan Ali bin Abi Thalib bersama Rasulullah | YDSF
BOLEHKAH SEDEKAH DARI HARTA HARAM? | YDSF
Adab Anak terhadap Orang Tua dalam Islam | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF
Balasan Menolong dan Membantu Orang lain | YDSF
NIAT MENUNAIKAN ZAKAT | YDSF