Sedekah Sebelum Kematian Tiba | YDSF

Sedekah Sebelum Kematian Tiba | YDSF

2 Desember 2022

Menunaikan sedekah, memang merupakan hal yang mudah. Sayangnya, kemudahan ini menjadi sering kali digampangkan dan diremehkan oleh sebagian orang. Hingga kemudian lalai. Dan, baru menyadari betapa pentingnya menunaikan sedekah sebelum datangnya kematian atau saat nyawa telah mencapai tenggorokan.

Allah Swt. telah menjamin rezeki setiap umat-Nya. Mulai dari rezeki, jodoh, anak, hingga rezeki umur. Nikmat-nikmat yang selalu Allah beri, tak jarang membuat sebagian besar manusia menjadi terlalu merasa nyaman. Lalu, berujung dengan hidup seenaknya, bahkan lupa dengan syariat agama.

Dalam surah At-Takasur ayat 1-2, Allah Swt. berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Melalui ayat ini sebenarnya kita telah diperingatkan oleh Allah untuk jangan terlalu berlebihan dalam menikmati kehidupan di dunia. Bermegah-megahan dalam memanfaatkan harta, keturunan, dan segala rezeki yang Allah beri, tetapi lupa menyiapkan bekal terbaik untuk akhirat. Baru kelabakan dan menyesal saat telah mencapai liang kubur.

Jangan sampai kita seperti Fir’aun. Yang terlambat dalam bertaubat. Mungkin kita akan lebih mudah menemukan literasi tentang kesombongan Fir’aun, tetapi sedikit yang menceritakan tentang kisah ditolaknya taubat dari Fir’aun. Padahal, kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 90, sebagai bentuk pelajaran bagi umat setelahnya.

Dikisahkan, pada saat dirinya berhadapan dengan sakaratul maut, Fir’aun sempat berucap, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel." Karena takut Allah memberikan rahmat untuknya, malaikat Jibril pun menyumbat mulut Fir’aun dengan lumpur laut. Serata berkata, "Wahai Muhammad, seandainya kamu melihatku mengambil lumpur laut, lalu aku suapkan di mulutnya karena aku takut rahmat mendapatinya."

Rasulullah saw. bersabda, "Allah Swt. menerima taubat hamba-Nya selama napasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut)." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Naudzubillahimindzalik. Tentu kita tidak ingin memiliki akhir yang sama sepertinya. Terlebih, kita sudah mengetahui kisah ini, maka perlu untuk menghindari dan tidak mengikuti jalan salah tersebut.

Sedekah Sebagai Penolong

Selain menunaikan shalat serta ibadah mahdah lainnya, juga terdapat amalan yang dapat menjadi penolong terbaik kelak di hari kiamat. Amalan tersebut adalah dengan menafkahkan rezeki yang kita miliki di jalan Allah Swt. atau kita menyebutnya sedekah.

Baca juga: 6 Keutamaan Sedekah dalam Janji Allah Swt. | YDSF

Melalui sedekah, kita tidak hanya sedang membantu sesama. Namun, kita juga sedang membantu diri kita sendiri, karena setiap sedekah yang kita lakukan akan tercatat dan menjadi penolong kita. Kebaikan dari sedekah yang kita lakukan dapat mulai dipetik sejak di dunia, hingga saat tiba di akhir nanti.

Sebagai penolong di dunia, contohnya adalah keutamaan sedekah yang dapat menjadi penolak bala. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. Baihaqi dan Thabrani)  

Rasulullah saw. bersabda, “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (Mutafaq’alaih) Sedangkan dalam hadits lain, Rasulullah saw. bersabda, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)

Pada penunainnya, tentu sama seperti amal kebaikan yang lain. Jangan sampai kita baru menyadari dan mengamalkan sedekah saat nyawa telah di penghujung tenggorokan atau saat kematian akan segera menjemput kita.

Seperti kisah Tsalabah (meski kisahnya adalah tentang zakat, tetapi kita juga bisa memetik hikmahnya). Seorang yang dulunya tidak mampu, lalu diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Tapi ia lalai menunaikan zakat. Hingga turun Allah tentang peringatan untuk para kaum kaya yang tidak mau menunaikan zakat. Dirinya langsung menemui Rasulullah dan hendak mengeluarkan zakatnya. Sayangnya, Rasulullah saw. menolak. Ia sangat menyesal hingga menaburi kepalanya dengan tanah sampai sakaratul menjemputnya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. telah memperingatkan umatnya untuk tidak meremehkan sedekah dan baru ingat saat mendekati kematian saja. “Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya: Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya? Maka beliau pun menjawab: Yaitu kamu bersedekah saat sehat, kikir, takut miskin dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-bagikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah, bahwa harta itu memang untuk si Fulan.” (HR Muslim)

 

Sedekah Berkah


 

Artikel Terkait:

MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
Layanan Operasi Hernia YDSF
YDSF KELOLA POTENSI WAKAF DEMI UMAT
Meraih Akhlak dengan Zakat | YDSF
Doa Memohon Rezeki yang Berkah dan Umur Panjang | YDSF
WAKAF TUNAI DI YDSF
YDSF Rayakan 'Agustusan' Bersama Puluhan ABK Madiun
IKATAN BAIK YDSF DAN MASJID AL FALAH

 

Peduli Sesama Membawa Berkah



Tags: sedekah sebelum kematian, hadits sedekah nyawa tenggorokan, sedekah ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: