Meraih Akhlak dengan Zakat | YDSF

Meraih Akhlak dengan Zakat | YDSF

26 September 2022

Penunaian zakat memang merupakan sebuah kewajiban bagi muslim. Melalui zakat, seorang dapat meraih akhlak yang lebih baik karena telah menunaikan perintah Allah Swt. Yakni, menafkahkan rezeki di jalan Allah.

Secara garis besar, terdapat dua jenis zakat dalam Islam. Yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Kita dapat menunaikan zakat fitrah setiap tahunnya pada momen Ramadhan. Namun, untuk dapat menunaikan zakat maal maka kita harus menghitung terlebih dahulu apakah harta kita telah memenuhi nishab dan haul.

Saat manusia telah suci dari kikir dan batil, serta sudah siap untuk memberi dan berinfaq, maka Allah akan menaikkannya dari kotoran sifat kikirnya. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 100 bahwa sejatinya dalam diri manusia itu terdapat sifat kikir.

Lebih lanjut Allah menyatakan jika manusia telah mau membersihkan rezekinya dengan zakat, berarti telah hampir mendekati kesempurnaan sifat Tuhan. Karena salah satu sifatNya adalah memberikan kebaikan, rahmat, kasih sayang dan kebajikan, tanpa ada kemanfaatan yang kembali kepadaNya. Berusaha untuk menghasilkan sifat-sifat ini sesuai dengan kemampuan manusia, merupakan berakhlak dengan akhlak Allah. Hal itu adalah ujung dari kesempurnaan nilai kemanusiaan.

Imam ar-Razi mengungkapkan, “Sesungguhnya jiwa yang berbicara -yang dengannya manusia menjadi manusia- mempunyai dua kekuatan: berpikir dan berbuat.”

Kesempuranan kekuatan berpikir bergantung pada cara mengagungkan perintah Allah Swt. Dan, kesempurnaan kekuatan beramal bergantung pada kasih sayangnya pada makhluk Allah. Kemudian Allah pun mewajibkan zakat, agar nilai kesempurnaan tersebut berada pada jiwa manusia. Sifat yang dimaksud adalah sifat memberi kebajikan kepada makhluk Allah, berbuat untuk menyampaikan kebaikan-kebaikan pada mereka, dan berusaha menghilangkan segala kesalahannya.

Sebenarnya Allah akan menumbuhkan ruh kebajikan setiap muslim yang telah berzakat. Akhlak dermawan yang dibangun manusia, akan membuat sedekah jariyah yang dikeluarkannya di waktu terdahulu dapat dimanfaatkan kaum muslimin sesudahnya. Dan, contoh lain yang jelas dalam aturan (wakaf kebijakan) yang dilakukan oleh muwaqif kaum muslimin. Itu merupakan contoh mulia dalam membuktikan kebenaran menebar kebaijkan, menyampaikan ruh kebajikan pada orang lain.

Meluasnya ruh ini karena berbagai macam kebutuhan dan beragamnya orang yang membuthkan pertolongan material dan spiritual, pada setiap jenis dan tingkatan.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Januari 2012

 

Zakat di YDSF:


Artikel Terkait:

BATAS PENGHASILAN WAJIB ZAKAT | YDSF
Akhlak Baik, Cerminan Hati Bersih | YDSF
PERBEDAAN NAZHIR DAN WAKIF DALAM WAKAF | YDSF
Amalan yang Merusak Amalan Lainnya | YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Usia 6,5 Tahun, Anak Masih Takut di Sekolah

 

Renovasi Masjid Al Falah:

Tags: akhlak dengan zakat, zakat ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: