Hukum Mengajak Anak Kecil ke Masjid | YDSF

Hukum Mengajak Anak Kecil ke Masjid | YDSF

11 April 2019

Menjadi orangtua yang berhasil mendidik anak-anaknya merupakan impian setiap orang. Namun, tidak mudah mendidik anak agar menjadi sukses, dapat bermanfaat bagi keluarga, negara ataupun agama.

Selain memperhatikan nilai-nilai syariah, orangtua juga tetap harus memperhatikan apa keinginan/bakat seorang anak. Agar apa yang diinginkan orantua dan anak dapat tercapai bersama.

Dalam mendidik anak, hal pertama yang Allah perintahkan kepada orangtua adalah mengajari anak shalat. Seperti halnya, mengajarkan anak sholat berjamaah di masjid. Nah, bagaimana menghadapinya? Simak pembahasan berikut.

Pertanyaan:

Assalamualaikum, Ustadz. Ada beberapa jamaah membawa anak atau cucunya ke masjid. Sehingga suasananya seperti arena bermain. Terutama menjelang shalat Magrib. Hal ini apakah ada tuntunan dari Rasulullah Saw?

Mohon pencerahannya. Sekian terima kasih.

Jawaban:

Wassalamualaikum wr wb.

Saudara yang baik hati, Rasulullah saw. memerintah orangtua agar mengajari anak shalat ketika berusia tujuh tahun.

مروا الصبي بالصلاة إذا بلغ سبع سنين. وإذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها

“Perintahkanlah anak untuk shalat jika sudah mencapai usia 7 tahun, dan jika sudah berusia 10 tahun, pukullah mereka (jika tidak mau diperintah) agar shalat melaksanakan shalat” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan dinilai shahih al-Albani)

Kemudian pembelajaran diperketat dengan sanksi pukulan (tentunya bukan secara fisik) ketika anak berusia sepuluh tahun. Dalam pembelajaran tersebut tentunya disertakan saat orangtua pergi ke masjid.

Walaupun ditemukan posisi shaf anak, namun haditsnya bermasalah. Bahkan Rasulullah Saw saja menggendong anak saat bertindak menjadi imam.

Hadis dari Abu Qotadah al-Anshari mengatakan,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يصلي وهو حامل أمامة بنت زينب بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم ولأبي العاص بن ربيعة بن عبد شمس، فإذا سجد وضعها وإذا قام حملها

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, putri dari Abul ‘Ash bin Rabi’ah. Apabila beliau sujud, beliau letakkan Umamah dan jika beliau berdiri, beliau menggendongnya.”

Dalam lafadz yang lain:

رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يؤم الناس، وأمامة بنت أبي العاص على عاتقه

“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami jamaah, sementara Umamah binti Abil ‘Ash (cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) berada di gendongan beliau” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam sebuah hadits, ketika Rasulullah Saw mengimami umat, sujudnya dirasa sahabat terlalu lama, sehingga ada yang mengangkat kepala (mendahului imam) untuk melihat kondisi apa yang membuat Rasulullah Saw lama bersujud. Ternyata, cucunya (Hasan bin Ali) berada di atas punggung Nabi saat beliau sujud dan beliau enggan bangkit sampai cucunya turun dari punggungnya.

عَنْ شداد رضي الله عنه قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعِشَاءِ وَهُوَ حَامِلٌ حَسَنًا أَوْ حُسَيْنًا، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَوَضَعَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ، فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا، قَالَ أَبِي فَرَفَعْتُ رَأْسِي وَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ سَاجِدٌ فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ قَالَ : ” كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ” - النسائي 1129 والحاكم 4759 وصححه ووافقه الذهبي

Syaddad radhiallahu ‘anhu mengatakan: Suatu ketika Rasulullah Saw pernah datang kepada kami dalam salah satu shalat fardhu malamnya (maghrib atau isya’), sambil menggendong Hasan atau Husein, lalu Rosulullah Saw maju ke depan (untuk mengimami), beliau pun menurunkannya (Hasan atau Husein), lalu bertakbir untuk memulai shalatnya, di tengah-tengah shalatnya beliau sujud dengan sujud yang panjang.

Dalam suatu shalat Rasulullah Saw ingin memperpanjang bacaan shalatnya, namun beliau mengurungkan karena mendengar tangisan anak, khawatir jika beliau memperpanjang bacaannya akan menjadikan sumber fitnah bagi orangtuanya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنِّي لَأَدْخُلُ الصَّلَاةَ أُرِيدُ إِطَالَتَهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأُخَفِّفُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ بِهِ [ البخاري 666 و مسلم 723 ] قال الشوكاني في نيل الأوطار ( 5/ 48 ) : ” فيه جوازُ إدخال الصبيانِ المساجدَ” .

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengatakan: Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam– bersabda, “Sungguh aku pernah memulai sholat yang ingin ku panjangkan, lalu karena kudengar tangisan seorang anak kecil, maka kuringankan (sholat tersebut), karena (aku sadar) kegusaran ibunya terhadapnya”.

Dan banyak lagi hadits yang menunjukkan bagaimana anak-anak digemarkan mendatangi masjid, shalat berjamaah bersama Nabi Saw. Masalah suasana, seperti bermain, hendaknya setiap orang yang membawa anaknya ke masjid membimbingnya sehingga tidak terjadi suasana seperti Anda gambarkan.

Orang dewasa harus memahami psikologi anak yang suka bermain, bahkan (menurut pandangan orangtua) mengganggu shalat.

Maka yang perlu diatur bukan melarang anak gemar ke masjid, melainkan bagaimana cara orangtua agar anak tetap dapat menjaga kondisi tenang dalam shalat.

Sumber: Majalah Al Falah
Editor: Ayu SM

 

Baca Juga:

Dampak Maksiat dalam Kehidupan | YDSF

Tips Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak | YDSF

Pintu Dosa di Era Digital | YDSF

Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF

Tips Menghafal Al Quran Otodidak | YDSF

Asy Syifa’, Alquran Penyembuh Penyakit

Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran

Tak hanya Membagi Ilmu, Imam Syafi'i juga Membagi Harta

Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah SAW | YSDF

Adab Terhadap Alquran | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: