Alquran mempunyai banyak nama, diantaranya Al Kitab, Al Huda, Al Furqon, Asy Syifa’, dan lain-lain. Alquran sebagai Asy Syifa’ artinya Alquran sebagai penyembuh. Makna kata syifa’ berbeda dengan dawa’. Syifa’ artinya kesembuhan, sedangkan dawa’ artinya obat (Kamus al Munawwir: 470 dan 782).
Meskipun terkadang syifa’ diartikan sama dengan dawa’. Namun faktanya, orang yang minum obat belum tentu sembuh. Karena tidak jarang, orang yang belum minum obat pun dapat sembuh berkat kehendak Allah Saw. Sehingga, makna syifa’ lebih kuat dan lebih tegas daripada dawa’.
Kata Syifa’ dalam Alquran
Allah ta’ala telah menegaskan bahwa Alquran itu syifa’, bukan sekadar dawa’. Hal ini sesuai dengan firman Allah Sawt yang tercantum dalam tiga surat berikut:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi syifa’ dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al Isra’ 82).
وَلَوْ جَعَلْنَٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ
“Dan jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Alquran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Alquran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh" (QS. Fushshilat : 44)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Qs. Yunus ayat 57).
Meski kata syifa’ hanya disebut Allah sebanyak empat kali dalam Alquran, namun maknanya tegas. Satu untuk menjelaskan khasiat madu, sedangkan tiga lainnya untuk menegaskan khasiat Alquran.
Rasulullah Saw juga bersabda.
عليكم بالشفائين العسل والقرآن
“Hendaklah kalian menggunakan syifa-ain (dua kesembuhan) yaitu madu dan Al Quran” (HR. Hakim, dan dishahihkan Imam adz-Dzahabi dan Imam al-Albani dari Abdullah bin Mas’ud ra).
Alquran Sebagai Terapi Pengobatan
Lalu, masihkah kita meragukan khasiat Alquran sebagai terapi pengobatan?
Banyak orang yang beranggapan bahwa kesembuhan yang dikandung Alquran hanya untuk penyakit rohani dan tidak mempan untuk terapi penyakit jasmani.
Benarkah anggapan itu? Mari kita tanyakan kepada para ulama tafsir. Imam Ibnul Jauzi berkata,
“Kesembuhan yang dikandung Alquran ada tiga macam. Pertama, kesembuhan dari kesesatan karena di dalamnya ada petunjuk. Kedua, kesembuhan dari penyakit karena di dalamnya sarat keberkahan. Ketiga, kesembuhan dari kebodohan karena di dalamnya banyak penjelasan tentang kewajiban dan hukum” (Kitab Tafsir Zadul Masir: 3/ 49).
Kita semua sepakat bahwa orang yang paling paham fungsi dan khasiatnya Alquran adalah Rasulullah Saw. Apakah beliau pernah menjadikan Alquran untuk terapi penyakit jasmani, atau hanya untuk penyakit rohani saja? Mari kita baca hadits shahih ini. Aisyah ra. berkata,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفِثُ عَلَى نَفْسِهِ – فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيْهِ – بِالْمُعَاوِذَاتِ. فَلَمَّا ثَفُلَ، كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا
“Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya dengan sedikit meludah atas diri beliau di masa sakit beliau yang membawa kepada kematiannya. Tatkala beliau merasa semakin parah, aku yang membacakan Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya atas beliau. Aku usapkan bacaan itu dan tiupan (ludah)nya dengan tangan beliau sendiri. Hal ini karena keberkahan tangan beliau” (HR. Al-Bukhari).
Dalam hadits yang lain juga menjelaskan bahwa pernah ada sekelompok sahabat Rasulullah Saw dalam perjalanan lalu melewati suatu kampung. Lalu warga berkata, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah? Kepala suku kami disengat kalajengking.” Di antara sahabat pun meruqyahnya dengan membaca Al Fatihah. Dan ternyata kepala suku itu sembuh.Lalu sahabat itu diberi beberapa ekor kambing. Namun ia enggan menerimanya sebelum konsultasi ke Rasulullah. Lalu ia menceritakan kisahnya. Rasulullah saw. tersenyum dan berkata, “Darimanakamu tahu bahwa Al Fatihah bisa dipakai meruqyah? Ambil kambing-kambing itu dan berikan untukku sebagiannya” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201).
Kisah Dahsyatnya Terapi dengan Alquran
Alhamdulillah, setelah puluhan tahun, penulis membuktikan dahsyatnya Alquran sebagai terapi penyakit penyakit fisik maupun nonfisik. Sudah ribuan pasien yang telah merasakan mukjizat Alquran sebagai syifa’. Berikut contohnya:
“Ada seorang pensiunan guru dari Bekasi yang terkena penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Kulitnya bersisik seperti ular dan kata istrinya sisik itu setiap pagi rontok sebaskom setiap harinya. Dirawat di RS selama sebulan, tapi dokter belum bisa mengetahui penyebabnya, dan obat medis juga belum menampakkan hasilnya. Tapi setelah penulis meruqyahnya, seraya diolesi minyak zaitun yang telah diruqyah setiap hari, kurang dari sepekan sisiknya hilang dan kulitnya mulai mulus lagi. Subhanallah wa lillahil hamdu”.
Terapi Alquran ini bersumber dari wahyu sehingga tidak boleh kita ragukan khasiatnya. Imam Ibnu Qayyim berkata,
“Allah tidak menurunkan dari langit obat yang paling banyak khasiatnya, paling manjur, paling dahsyat, dan paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit melebihi Al Quran” (Kitab ad-Da’u wad Dawa’ 6).
Janganlah dipertentangkan antara terapi Alquran dengan terapi kedokteran. Alangkah bijaknya kalau kita padukan. Seperti yang disarankan Syekh ‘Utsaimin, “Tidak ada pertentangan antara menggunakan obat-obatan halal yang diresepkan oleh dokter dengan menggunakan pengobatan keimanan misalnya ruqyah dan ta’widzat syar’iyyah atau doa-doa yang shahih (ruqyah). Sangat bagus untuk mengkombinasi antara keduanya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Saw. Karena tercatat di hadits shahih bahwa beliau juga menggunakan obat-obatan ini dan itu” (Syekh al-’Utsaimin di FatawaIslamiyah no. 466). Wallahu ‘alam
Pembaca dermawan, yuk ikut berdonasi bersama kami dalam program “Wakaf Qur’an untuk Penjaga Alquran”. Untuk informasi lebih lanjut silakan Klik disini. Jazakallahu khairan
Sumber: Hasan Bishri, Lc.(Pimpinan Graha Ruqyah Jakarta)
Disadur ulang oleh Ayu SM
Baca yuk: Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat
Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah SAW | YSDF
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
Keajaiban Sedekah Rutin di YDSF
Contoh Sedekah Jariyah di YDSF