Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah Saw | YSDF

Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah Saw | YSDF

15 Maret 2019

Alquran sebagai firman Allah Swt terhimpun dalam mushaf yang terlegitimasi keshahihannya dan mutawatir periwayatannya. Alquran diturunkan dengan bahasa Arab, bahasa yang kaya dengan kosakata, syair, keindahan bahasa, dan berbagai kelebihan lainnya.

Hal ini termaktub dalam firman Allah Swt surat Yusuf ayat 2.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ 

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.

Selain itu, Alquran diturunkan dengan Bahasa Arab guna mempermudah bagi setiap pembaca untuk mempelajarinya. Kemudahan ini merupakan janji Allah Swt bagi mereka yang mempelajarinya dengan penuh kesungguhan dan senantiasa istiqomah.

وَ لَقَدۡ یَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّکۡرِ فَہَلۡ مِنۡ مُّدَّکِرٍ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran, (QS. Al Qamar 17).

Nabi Muhammad Saw menegaskan orang yang senantiasa belajar adalah orang yang paling utama di kalangan umatnya. Hal tersebut terdapat dalam hadits Rasulullah Saw berikut:

عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري

“Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Alquran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari, no. 4640).

Aktivitas belajar dan mengajar Alquran seyogyanya menjadi aktivitas utama setiap muslim. Yakni dengan mengikuti beberapa tahapan belajar Alquran, mulai dari belajar membaca, memperbagus bacaan (tahsin), menghafal dan mengamalkannya, serta mengajarkannya kembali.

Tahapan dasar dalam belajar membaca Alquran

Berbagai macam metode pun bermunculan. Mulai dari metode tradisional yang membutuhkan waktu panjang, hingga terdapat pula metode mutakhir yang mencukupkan seseorang belajar beberapa jam saja.

Mulai offline sampai online. Offline berarti menemui guru secara langsung, dibimbing dan diarahkan secara langsung pula. Interaksi guru dan murid terjalin luar biasa, kemudian saling mendoakan. Guru mendoakan murid agar dimudahkan dalam belajar. Murid mendoakan guru agar tetap diikhlaskan dalam mengajar.

Metode belajar Alquran murid ber-talaqqi (tatap muka) langsung dengan guru adalah metode yang telah berlangsung sejak Alquran diturunkan. Nabi Saw ber-talaqqi kepada Malaikat Jibril atas perintah Allah Swt. Jibril pun mengajari Nabi bacaan Alquran secara bertahap. Dengan metode ini pula, Nabi mengajari para sahabat. Sebagaimana yang terekam dalam sebuah hadits

Ibnu Abbas berkata, Aku telah mengumpulkan Al Muhkam pada masa Rasulullah saw. Ada yang bertanya, Apakah Al Muhkam itu? Ia menjawab, Yaitu, Al Mufashshal (surat-surat pendek)’’’(HR. Bukhari, nomor 4648).

Dari hadis ini dapat dipahami dua hal, yaitu belajar Alquran haruslah dibimbing seorang guru dan dimulai dengan ayat-ayat pendek. Guru akan mengajari hal ihwal belajar Alquran mulai dari adab belajar sampai pada bagaimana pengucapan huruf yang benar dan tempat berhenti yang tepat.

wakaf aura untuk penjaga Alquran

Menghafal dan mengamalkan Alquran

Jaminan keotentikan Alquran tidak hanya berasal dari tulisan, namun juga karena ada jutaan muslimin yang menghafal Alquran. Transmisi ketersambungan sanad pun menuntut seseorang untuk hafal Alquran seluruhnya, meski sebagian ada yang mencukupkan sekadar kesesuaian bacaannya saja yang tersambung pada Rasulullah Saw.

Tahapan selanjutnya dari belajar membaca Alquran ialah menghafalkannya dan menjaganya di dalam hati. Metode yang paling kuat dalam menghafal adalah metode tikrar (mengulang bacaan berkali-kali) dalam keadaan apapun dan dimanapun.

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو إِيَاسٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُغَفَّلٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ وَهُوَ عَلَى نَاقَتِهِ أَوْ جَمَلِهِ وَهِيَ تَسِيرُ بِهِ وَهُوَ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفَتْحِ أَوْ مِنْ سُورَةِ الْفَتْحِ قِرَاءَةً لَيِّنَةً يَقْرَأُ وَهُوَ يُرَجِّعُ 

Abdullah bin Mughaffal berkata, “Aku pernah melihat Nabi Saw membaca saat beliau berada di atas untanya yang berjalan, ketika itu beliau membaca surat Al Fath atau bagian dari surat Al Fath, yakni dengan bacaan yang pelan seraya mengulang-ulangnya” (HR. Bukhari no. 4659).

Selain itu, mengamalkan isi kandungan Alquran merupakan bentuk terbaik menjaga Alquran itu sendiri. Metode ini digunakan para sahabat. Mereka tidak berpindah pada ayat yang lain, sebelum setiap ayat yang dipelajari berhasil difahami dengan baik dan diamalkan isinya.

Tetaplah Membaca Meski Terbata-bata

Para penghafal Alquran memiliki kedudukan tinggi di hadapan Allah Swt. Ia adalah puncak dari usaha belajar Alquran. Bahkan, iri kepada ahli Alquran adalah iri yang dibolehkan dalam Islam (HR Bukhari no. 4637).

Meski demikian, tidak sedikit muslim dewasa ini yang masih terbata-bata dalam membaca Alquran. Banyak faktor yang mendasari. Tidak ada waktu dan kesempatan belajar di usia muda merupakan salah satu alasan kesulitan membaca. Tetaplah membaca meski terbata-bata.

(عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ (رواه البخاري ومسلموأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه

 
Nabi saw. bersabda, “Orang yang membaca Alquran dengan fasih dan lancar akan dikelompokkan dengan orang-orang yang mulia. Orang yang membaca Alquran dengan tidak lancar, namun ia tetap berupaya untuk membacanya, maka ia akan mendapat dua pahala” (HR. Muslim).

Dari paparan di atas disimpulkan, tahapan belajar Alquran pada masa Nabi Saw dengan bertalaqqi Alquran kepada guru dimulai dengan latihan membaca dengan benar sampai tartîl. Kemudian dihafalkan dan dipahami. Barulah selanjutnya apa yang telah dipahami harus diamalkan. Di antara cara mengamalkan Alquran adalah dengan mengajarkannya kembali. Wallahu A’lam.

Pembaca dermawan, yuk ikut berdonasi bersama kami dalam program “Wakaf Qur’an untuk Penjaga Alquran”. Untuk informasi lebih lanjut silakan Klik disini. Jazakallahu khaira.

 

Editor: Ayu SM

 

Baca yuk: Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF

Keajaiban Sedekah Rutin di YDSF

Hidup Itu Sedekah | YDSF

Contoh Sedekah Jariyah di YDSF

Contoh Istiqomah dalam Beribadah | YDSF

Adab Terhadap Alquran | YDSF

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: