Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF

Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF

5 April 2019

Ajaran Islam mengajak manusia beriman kepada Allah Swt dan beramal shalih. Tujuannya, tak lain demi kebaikan manusia itu sendiri.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

“Siapa saja yang mengerjakan amal shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa saja mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan tidaklah Tuhanmu berbuat zalim kepada hamba” (QS. Fushshilat 46).

Setelah beramal shalih, tugas seorang mukmin adalah menjaga agar amal shalih itu tidak rusak atau terhapus karena suatu perbuatan. Ada beberapa amal perbuatan yang bisa merusak amal shalih. Namun, sebagai umat yang baik, kita hendaknya memohon kepada Allah agar terhindar dari perbuatan perusak amal kebaikan ini. Berikut ini ringkasannya:

Perbuatan Syirik

Syirik adalah suatu keyakinan dan perbuatan yang mengadakan tandingan atau sekutu terhadap kekuatan dan kekuasaan Allah Swt.

Tandingan itu bisa berupa kekuatan pada benda mati, seperti batu, gunung, gelang, kalung, bunga, patung, laut, sungai, dll. Tak hanya itu, bahkan juga bisa berupa makhluk hidup (manusia, pohon atau hewan). Padahal segala kekuatan dan keselamatan hanyalah dari Allah semata.

Maka pelaku syirik –dari kalangan umat Islam maupun non muslim- pun meyakini dan mengamalkan perbuatan kesyirikan. Padahal, perbuatan tersebut merupakan kezaliman terbesar dan melecehkan keagungan Allah Swt serta menghapus amal-amal terdahulu.

ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am 88).

Murtad

فَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ ٱلْحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ

“…Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan…” (QS. Yunus 32).

Imam Al Qurthubi berkata, “Ayat ini memutuskan bahwa tidak ada tempat yang ketiga setelah kebenaran dan kebatilan.” Serta, agama yang diridhai Allah dan jalan yang ditempuh Rasulullah Saw hanyalah Islam.

.....إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ 

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…” (QS. Ali Imran 19).

Maka sangat merugilah orang yang murtad.

 وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Siapa saja yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah 217).

Perbuatan zalim

Perbuatan zalim adalah mengambil hak orang lain secara paksa, tanpa keridhaan si pemilik hak. Kezaliman menjadi sumber kegelapan dan kerugian di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak. Rasulullah Saw bersabda,

“Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada Hari Kiamat dengan banyak pahala salat, puasa, zakat, dan haji. Tapi di sisi lain, ia juga mencaci orang, menyakiti orang, memakan harta orang (secara batil/zalim), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Ia kemudian diadili dengan cara membagi-bagikan pahalanya kepada orang yang pernah dizaliminya. Ketika telah habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya, maka dosa orang yang menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad).

Dengki

Kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat akan hangus gara-gara dengki.

Rasulullah Saw bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar” (HR. Abu Daud).

Pemberian yang diiringi ucapan yang menyakiti hati si penerima-penerima

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebutnyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena pamer di hadapan manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhirat ...”(QS. Al Baqarah 264).

Memutus hubungan silaturahim dan persahabatan

Nabi Saw bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih utama daripada puasa, salat, dan sedekah?” Para sahabat berkata, “Baiklah ya Rasulallah.”

Maka Nabi Saw pun bersabda, “Mendamaikan orang yang bermusuhan (bertengkar) karena merusak hubungan seseorang itu berarti mencukur. Saya tidak berkata mencukur rambut tetapi mencukur agama.” (HR. Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi). ***

Naskah: Oki A
Editor: Ayu SM

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: