Ada perkembangan kesadaran positif yang harus ada pada orangtua tentang penggunaan gadget anak-anak mereka. Yaitu, perlunya pengawasan dalam pembatasan waktu dan konten yang diakses oleh anak-anak.
Tentu kesadaran ini tumbuh dari pengalaman para orangtua yang banyak merasakan dampak penggunaan gadget yang tidak terbatas.
Namun, kesadaran yang positif di atas bukan tanpa tantangan-tantangan yang menyertainya. Beberapa di antaranya:
Merasa Memiliki Gadget Sepenuhnya
Beberapa anak menganggap bahwa gadget yang di tangannya adalah miliknya sepenuhnya. Apalagi kalau beberapa gadget itu dibeli oleh si anak dengan uang mereka sendiri atau sebagiannya.
Dengan pemahaman akan gadgetnya seperti di atas, maka mereka menganggap orangtua tidak berhak untuk melihat dan mengatur penggunaanya.
Sehingga terjadilah pola di mana gadget itu diberi password atau harus selalu izin ketat dari si anak jika orangtua menggunakannya.
Peran Orangtua terhadap Gadget Anak
Beberapa orangtua mengalami kendala saat ingin mengurangi dan mengambil gadget anak untuk beberapa saat. Si anak pun akan memiliki banyak alasan yang meyakinkan, contohnya gadget tersebut digunakan untuk belajar sekolah.
Tentu dengan alasan tersebut orangtua lebih sering mengalah kepada anak. Walaupu, mereka sangat mengetahui bahwa anaknya sedang bermain dengan gadgetnya, bukan sedang belajar.
Menghadapi tantangan-tantangan di atas, orangtua perlu bersikap proaktif terhadap penggunaan gadget anak. Sikap-sikap tersebut di antaranya:
-
Membangun kesadaran pada anak
Anak perlu paham tentang fungsi dan tanggung jawab ayah sebagai pemimpin di rumah. Sehingga apapun yang terjadi di dalam rumah, berada di bawah kendali sang ayah. Dari pola inilah, maka orangtua dapat membangun kesadaran pada anak.
Walaupun anak sudah memiliki televisi di dekat kamarnya dan televisi tersebut adalah hasil hadiah yang didapatnya, namun jadwal melihat televisi harus tetap disesuaikan dengan jadwal kesepakatan keluarga.
Tidak dibenarkan mereka bebas menggunakan laptop dan ponsel pada setiap waktu (kapan saja) dengan alasan gadget tersebut telah menjadi miliknya.
-
Buat kesepakatan dengan anak
Ada beberapa anak yang mulai meyakini bahwa ponsel ini miliknya, sehingga merasa berhak memberi password pada ponsel tersebut. Sehingga orangtua pun tidak bisa dengan mudah mengaksesnya.
Maka buatlah kesepakatan dengan anak-anak bahwa semua gadget tidak ter-password di rumah dengan memberi contoh gadget orangtua sendiri tidak mempunyai password.
-
Mendiskusikan waktu belajar
Diskusikan dengan anak tentang waktu belajar mereka. Dari waktu belajar yang telah didiskusikan tersebut, menjadikannnya sebagai pedoman penggunaan gadget yang boleh.
Jika di luar jam belajar tersebut anak masih memegang gadget, maka orangtua bisa menegurnya dan menanyakannya. Tidak disarankan bagi anak untuk memegang ponsel hingga tidur lelap.
Sebagaimana tidak bijak bagi orangtua masih terikat ponselnya hingga tertidur lelap di samping gadget tersebut.
-
Membuat peraturan waktu memegang gadget
Orangtua bisa melakukan kesepakatan dengan anak, kapan saat semua anggota keluarga boleh memegang gadget dan kapan saat tidak boleh memegangnya. Seperti pada kesempatan makan, waktu baca Alquran, dan lain-lain.
Tentu ini semua harus dimulai dari contoh orangtua. Dengan demikian, pembatasan pemakaian gadget adalah program bersama keluarga
Oleh: Miftahul Jinan (Direktur Griya Parenting Indonesia)
Editor: Ayu SM
Baca Juga:
Pintu Dosa di Era Digital | YDSF
Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF
Tips Menghafal Al Quran Otodidak | YDSF
Mencetak Ahli Tafsir Alquran dari Anak Cerdas nan Beradab
Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat
Asy Syifa’, Alquran Penyembuh Penyakit
Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran
Kisah Umar dalam Melayani Umat
Tak hanya Membagi Ilmu, Imam Syafi'i juga Membagi Harta
Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah SAW | YSDF