Bulan Sya’ban menjadi salah satu bulan dalam islam yang penuh dengan
kebaikan. Banyak amalan, keutamaan, juga keistimewaan yang ada dalam bulan
Sya’ban. Salah satu keistimewaan bulan ini yaitu terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan yang merupakan
bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Bahkan, ada sebuah doa khusus yang
diriwayatkan dalam sebuah hadits tentang bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan,
Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ
“Yaa Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan
pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin
Malik)
Istilah bulan Sya’ban sendiri diambil dari lafaz sya’bun yang
berarti golongan atau kelompok. Hal ini diambil dari peristiwa masyarakat Arab
dahulu pada bulan tersebut berpencar-pencar (yatasya’ab) dalam
mencari sumber air, juga terpisah-pisah di gua-gua pada masa itu. Al-Hafizh Ibnu
Hajar rahimahullah dalam Lisanul ‘Arab dan Fat-hul Baari
(IV/251) berkata,
“Dinamakan Sya’ban karena sibuknya mereka mencari air atau sumur setelah
berlalunya bulan Rajab yang mulia. Dan ada juga yang berpendapat selain itu.”
Lalu, apa saja amalan dan keutamaan dalam bulan Sya’ban? Simak
penjelasannya berikut!
Baca juga: 5 Hal yang Sebaiknya Dilakukan untuk Menyambut Bulan Ramadhan
Amalan Bulan Sya’ban
Mayoritas umat muslim banyak yang lalai dalam menunaikan amalan Sya’ban,
karena yang sangat dinantikan adalah bulan Ramadhan. Padahal, banyak kebaikan
yang ada di bulan ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara
bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai
amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk
berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sejalan dengan hadits tersebut, salah satu amalan bulan Sya’ban yang
diperbolehkan dan disunnahkan oleh Rasulullah saw. yaitu memperbanyak puasa.
Karena bulan ini sangat dekat dengan bulan suci Ramadhan, maka bagi setiap
muslim yang memiliki utang puasa diwajibkan segera mengqadha puasa tersebut.
Selain itu, memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban juga dapat menjadi salah
satu persiapan terbaik jelang Ramadhan dalam rangka melatih diri.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Aku tidak pernah sama
sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara
sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat
beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Hukum Menggabungkan Qadha Puasa dan Puasa Sunnah | YDSF
Keutamaan Bulan Sya’ban
Bulan Sya’ban menjadi bulan yang memiliki banyak keutamaan, sebab
keberadaannya yang mendekati dengan bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam meningkatkan amal ibadah di bulan ini, sebagai bentuk
mempersiapkan diri menuju bulan suci Ramadhan.
Di bulan Ramadhan setiap muslim disunnahkan memperbanyak amal ibadah
seperti shalat sunnah tahajud, shalat witir, shalat dhuha, berdzikir, membaca
Al-Qur’an, dan sedekah. Karena, Allah akan memberikan pahala yang berlipat
ganda di bulan Ramadhan, terutama di malam Lailatul Qadar (QS. Al-Qadr: 3). Untuk
dapat istiqomah dalam melakukan amalan-amalan tersebut, tentu diperlukan
latihan agar ketika memasuki bulan Ramadhan menjadi ringan dan mudah dikerjakan.
Bulan Sya’ban menjadi waktu yang tepat untuk berlatih dan membiasakan diri
mengerjakan amalan-amalan yang disunnahkan Rasulullah saw. agar dapat istiqomah
saat menunaikannya di bulan Ramadhan kelak. Selain itu, bentuk “latihan” ini
pun juga akan tetap dicatat sebagai amalan baik yang dapat menghasilkan buah
takwa yang sesungguhnya.
Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah berkata, “Bulan Rajab adalah
bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan
adalah bulan memanen tanaman.” Beliau juga mengatakan, “Perumpamaan
bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan
dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan
Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen
hasilnya di bulan Ramadhan.” (dijelaskan dalam Lathaiful-Ma’arif libni
Rajab Al-Hanbali halaman 130)
Featured Image by Pexels.
Artikel Terkait:
BERDOA JUGA ADA ADABNYA
Contoh Istiqomah dalam Beribadah | YDSF
Adab Terhadap Alquran | YDSF
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
Hukum Puasa Weton dalam Islam | YDSF
MENJADI BULAN HARAM, BENARKAH RAJAB ADALAH BULAN ALLAH? | YDSF
KEUTAMAAN BULAN SYAWAL | YDSF