Siapa yang tidak kenal dengan Ummu Yulyani? Seorang ibu dari aktor tampan yang aktif di dunia entertainment sejak 2016 silam. Aktor tampan itu bernama Hamas Syahid Izzudin yang juga terkenal hafidz Quran.
Ummu Yulyani merupakan kunci kesuksesan dari Hamas, pria kelahiran Bengkulu itu. Ditemui di kediamannya, kawasan Semolowaru (Surabaya), Ummu Yulyani atau Ummu Hamas pun berbagi kisahnya kepada Tim Redaksi Majalah Al Falah.
Bukan hanya Hamas, Ummu Yulyani ternyata memiliki empat orang anak dengan jarak usia yang cukup berdekatan. Mulai dari si sulung, Hamas, disusul putri satu-satunya yakni Hana, lalu Aska dan yang terakhir Akrom.
Kita mungkin hanya mengenal sosok Hamas karena ia sudah tidak asing di layar kaca televisi. Namun, tahukah Anda bahwa adik-adik Hamas pun juga tak kalah hebatnya?
Ada Hana yang saat ini sedang menempuh pendidikan KOAS (Ko-Assisten) di Universitas Jember. Aska yang telah menamatkan pendidikan sarjananya di Teknik Kimia ITB (Institut Teknologi Bandung).
Serta si bungsu, Akrom, yang saat ini berada di semester lima jurusan Agrobisnis IPB (institut Pertanian Bogor). Masyaa Allah.
Selain unggul di bidangnya masing-masing, keempat anak dari Ummu Yulyani ini juga sudah hafal beberapa juz Al Quran. Berawal dari kisah masa kecilnya itulah ia mencoba memperbaiki generasinya dengan cara didik yang luar biasa.
Guru Utama
Ayah dari wanita berparas cantik ini merupakan seorang imam masjid di Bengkulu dengan capaian hafalan 15 juz pada masa itu. Sedangkan kakak dari Ummu Yulyani adalah seorang Qori’ yang sudah mencapai tingkat nasional. Wanita yang merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara ini sering melihat kebiasaan dari kakaknya. Ia pun mengikutinya.
Dengan tekad ingin mengabdi kepada Allah Swt serta ingin mencetak generasi yang lebih baik, Ummu Yulyani semangat untuk berhijrah. Meski dulunya ia merupakan sosok yang sangat aktif dan tomboi, tak mengecilkan sedikit pun niatnya.
Tak hanya hijrah memakai jilbab, wanita yang juga akrab dipanggil Mbak Yeyen ini pun totalitas dalam hijrahnya. Mulai menghafal Quran, aktif dalam kajian-kajian dakwah, serta kegiatan positif lainnya yang dibingkai dalam batasan syari.
Kebiasaan yang ia tanamkan pada dirinya sendiri itulah kemudian ia coba terapkan ke anak-anaknya. Bahkan sejak awal mengandung buah hatinya. Selama kehamilan berlangsung, Ummu Yulyani selalu membiasakan diri minimal membaca Alquran dua juz dalam sehari. Hal tersebut ia lakukan guna menstimulasi perkembangan anak dalam rahimnya untuk bisa lebih peka terhadap Alquran.
Menurut Ummu Yulyani, usia 0-5 tahun merupakan masa-masa emas seorang anak. Menyadari kondisi itu, Ummu Yulyani pun tak melewatkan begitu saja. Semasa itu dia bahkan tidak menggunakan jasa orang lain untuk mendidik serta mengajarkan anak-anak belajar baca, tulis, hitung, dan belajar Al Quran.
Semua kegiatan belajar di rumah ia lakukan sendiri. Tanpa membedakan satu dengan yang lain, Ummu Yulyani selalu mengajak anak-anaknya belajar bersama. Menurut beliau akan lebih efektif bila pembelajaran mereka dilakukan bersama-sama. Karena dari situlah nantinya akan muncul interaksi anak dan orangtua dapat lebih dekat serta mengetahui bidang minat dari masing-masing anak.
Belajar bukan hanya melulu di ruangan. Ummu Yulyani juga mencoba menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika anak telah belajar mengenai seputar daun dan fotosintesis, ia pun mengajak anak-anaknya ke pasar, dari situlah anak-anak mulai terpancing, seperti saat mereka bertanya: “Kenapa daun itu warnanya hijau, Umi?” Sesederhana itu.
Jadwal itu Penting
Bagi sebagian orang terkadang kurang memperhatikan terkait dengan pembuatan jadwal secara mendetil. Berbeda dengan Ummu Yulyani, beliau begitu rinci dalam membuat jadwal. Karena dari jadwal itulah ia membiasakan diri menjadi pribadi yang bisa mengatur waktu. Sebagai seorang ibu, istri, dan juga aktivis. Semuanya diatur bagaimana agar waktu yang ia miliki bisa ia gunakan untuk mengabdi pada Allah.
Ibu empat anak yang juga pernah mendapat gelar Kartini Tangguh Surabaya 2008 ini pun mengajarkan anak-anaknya untuk disiplin dalam membagi waktu. Kapan waktu harus ibadah, istirahat, bermain, hingga makan. Ia juga merupakan sosok yang tegas dalam memberikan asupan gizi terhadap putra-putrinya.
Makanan masakan rumah menjadi andalannya. Coklat adalah hadiah. Bagaimana bisa? Ia mengajari anaknya untuk menjaga diri dengan tidak terlalu sering memakan makanan instan. Bahkan termasuk coklat. Keempat anaknya baru bisa memakan coklat saat Ramadhan tiba. Untuk apa? Sebagai hadiah mereka saat akan makan sahur.
Bagaimana tetap bisa berdakwah? Jadi, setiap anaknya diwajibkan untuk tidur siang dengan hadiahnya mereka diperbolehkan bermain saat sore hari. Waktu kosong selama keempat anaknya tidur itulah ia gunakan untuk mengisi liqo’ dari Senin hingga Kamis.
Jumat hingga Minggu tak pernah kosong. Di hari Jumat, mengisi liqo’ di perkantoran. Sabtu mengisi seminar di dalam kota. Dan Minggu digunakan untuk mengisi seminar di luar kota. Sebagai gantinya, wanita peraih Golden Leader Asia Pacific 2010 ini pun selalu memberikan dongeng dan kisah kepada anak-anaknya malam hari sebelum berdakwah.
Rumah Belajar
Dalam proses pembelajarannya Ummu Yulyani menerapkan metode Glenn Doman untuk mengajar belajar Alquran. Metode yang sering digunakan untuk mendidik anak mulai dari mengenal huruf hingga mampu membaca buku.
Kreativitas seorang ibu juga sangat diperlukan dalam hal ini. Ia membuat potongan-potongan huruf hijaiyah yang kemudian disebar dan ditempelkan di dinding-dinding rumah. Dari situlah kemudian ia mengajarkan anaknya mulai mengenal huruf hijaiyah. Bahkan dimulai saat mereka berumur 6 bulan.
Setelah mampu mengenal satu persatu huruf hijaiyah, ibu dari empat orang anak ini pun kemudian mulai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuat kata. Dengan metode seperti inilah berhasil membuat Hamas lancar membaca huruf Arab hanya dalam dua minggu. Bahkan di usia 3 tahun, Hamas sudah mampu menghafalkan juz 30.
Ruang Hati
Semakin dewasa keempat anaknya, metode yang digunakan pun lambat laun berubah. Media sosial menjadi salah satu aspek yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana seorang anak sebenarnya.
Ummu Yulyani berpendapat bahwa sebagai orangtua harus siap memiliki ruang di dalam hatinya untuk menerima saat seorang anak melakukan kesalahan. Karena ketika anak sudah menginjak usia dewasa, tidak bisa orangtua langsung memberikan penilaian secara spontan bahwa mereka salah. Perlu duduk bersama serta diskusi ringan untuk membahas suatu persoalan bersama anak.
Kunci utama yang selalu dipegang Ummu Yulyani adalah untuk bisa mencetak generasi yang baik, maka mulailah dengan membekali diri menjadi ibu yang baik.
Penulis: Ayu SM
Editor: Arin Zaftikan
Baca :
Tips Menghafal Al Quran Otodidak | YDSF
Mencetak Ahli Tafsir Alquran dari Anak Cerdas nan Beradab
Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat
Asy Syifa’, Alquran Penyembuh Penyakit
Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran
Kisah Umar dalam Melayani Umat
Tak hanya Membagi Ilmu, Imam Syafi'i juga Membagi Harta
Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah SAW | YSDF