Melatih disiplin pada anak, memang bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan. Namun, pada dasarnya setiap orang tua pasti menginginkan putra-putri
mereka mempunyai disiplin yang baik. Bangun tidur tepat waktu lalu melaksanakan
shalat subuh dengan segera tanpa disuruh-suruh serta mengembalikan permainan ke
tempatnya dan rajin membersihkan diri mereka.
Namun sering kali orang tua harus kecewa, karena mendapati
putra-putri jauh dari perilaku disiplin. Akhirnya orang tua harus sering
memberikan hukuman/konsekuensi logis dari setiap perilaku anak yang kurang
berdisiplin.
Makna Hidup Disiplin
Ada kesalahan umum yang sering terjadi di dalam memahami
disiplin. Sehingga kesalahan tersebut sering kali memunculkan hambatan bagi
para orang tua dalam membangun disiplin bagi putra-putri mereka, di antaranya:
1. Disiplin sering dipahami sebagai seperangkat aturan yang
dibuat oleh orang dewasa demi tertibnya perilaku anak-anak mereka. Banyak anak
yang tidak memahami mengapa mereka diminta untuk melakukan ini-itu.
2. Disiplin sangat identik dengan hukuman, cara
mendisiplinkan anak adalah dengan memberikan hukuman bagi yang melanggar.
Sementara jika anak melaksanakan dengan baik, mereka jarang diberi penghargaan.
Alasannya adalah sudah seharusnya mereka untuk melaksanakan disiplin tersebut,
untuk apa diberi penghargaan.
3. Dengan kedua pemahaman di atas maka terasa bahwa disiplin
hanyalah kepentingan orang tua dan bukan kebutuhan anak. Akhirnya disiplin bagi
mereka hanyalah beban yang diberikan orang tua kepadanya.
4. Anak menaati disiplin hanya untuk menghindari dari
hukuman, bukan untuk menikmati ketertiban yang mereka lakukan. Saat mereka
bersama-sama dengan orang tua mereka sangat disiplin, namun ketika orang tua
pergi mereka pun melalaikannya.
Baca Juga: QURBAN, REFLEKSI PENGORBANAN HAQIQI | YDSF
Cara Melatih Disiplin pada Anak
Sebenarnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang
tua ketika mereka ingin membangun disiplin kepada putra-putri mereka:
1. Bukan Sekadar Peraturan
Disiplin tidak dipahami lagi sebagai seperangkat peraturan
bagi anak dari orang tuanya, tetapi hal-hal yang sudah semestinya bagi anak
untuk melakukannya demi kebaikan mereka. Dengan pemahaman baru ini maka orang
tua lebih bijaksana untuk menerapkan disiplin dari kebutuhan anak sehari-hari
tentang ketertiban dan keteraturan. Saat bayi, seorang ibu harus sudah
menerapkan jadwal yang baik tentang waktu makan mereka.
Saat anak tersebut menginjak balita mereka sudah dapat
diajari tentang cara merawat diri dari yang paling sederhana dll.
2. Beri Penghargaan
Hendaknya orang tua memberi penghargaan kepada anak setiap
kali mereka telah melakukan sebuah aktifitas dengan baik. Dan jika terpaksa
memberikan konsekuensi karena perilaku mereka yang kurang baik, pastikan jenisnya
yang masih ada hubungannya dengan disiplin yang dilanggarnya. Konsekuensi yang
bagus adalah konsekuensi yang merupakan akibat alamiah dari perbuatannya atau
konsekuensi yang mengurangi kenyamanan anak.
3. Batasi
Fokus dan hanya menargetkan satu atau dua perilaku untuk
dilakukan. dengan baik oleh anak. Misalnya. makan harus dihabiskan, makanan jangan
dibuat main. Umumnya akan lebih efektif untuk mengajarkan anak pada aktifitas
tertentu daripada beberapa aktifitas sekaligus.
4. Biarkan mereka memilih
Memberikan kepada anak pilihan-pilihan kecil semisal baju
apa yang ia sukai, mau wortel atau kacang, mengerjakan PR terlebih dahulu atau membaca
buku. Setelah mereka telah menentukan pilihan, anak dan orang tua berlaku
konsisten untuk menerapkannya.
5. Istiqamah
Selalu bersikap konsisten. Orang tua jika telah mengatakan
akan ada tindakan akibat dari perilakunya yang kurang baik, maka ia harus menerapkan
konsekuensi tersebut. Sehingga anak tidak akan mencoba-coba untuk melanggarnya.
6. Teladan
Orang tua harus menjadi model bagi kedisiplinan putra-putri
mereka. Jika menginginkan putra-putrinya segera bergegas ke masjid, maka sudah pasti
orang tua harus memberikan contoh untuk segera bersiap-siap pergi ke masjid.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Maret 2009
Qurban di YDSF
Artikel Terkait
HADITS PALSU: SETIAP BULU HEWAN QURBAN ADA KEBAIKAN | YDSF
Wakaf dalam Perspektif Mikro Ekonomi Islam | YDSF
ZAKAT UNTUK HARTA CICILAN | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF
BEDA ZAKAT PENGHASILAN DAN ZAKAT MAAL | YDSF
Benarkah Memotong Kuku di Hari Jum’at itu Sunnah? | YDSF