Niat Puasa Ramadhan | YDSF

Niat Puasa Ramadhan | YDSF

28 Maret 2023

Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus ditunaikan oleh umat muslim. Bahkan, ibadah puasa juga tercantum di dalam rukun Islam. Sehingga, untuk dapat menunaikannya maka harus dimulai betul dengan niat puasa Ramadhan. Agar apa yang dikerjakan tidak sia-sia dan selalu dalam lindungan-Nya, tidak tergoda dengan hal-hal yang berpotensi membatalkannya.

Dalam Fiqh ash-Shiyam karya Syekh Yusuf al-Qardhawi, disebutkan bahwa perintah puasa di bulan Ramadhan mulai diwajibkan ketika di Madinah pascahijrah. Namun, ada yang menyebutkannya secara detail bahwa perintah puasa diturunkan pada Senin di bulan Sya’ban tahun kedua setelah Rasulullah saw. hijrah ke Madinah.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 183, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

Bagaimana puasa dapat membuat seseorang meraih ketaqwaan?

Pada firman Allah Swt. dalam ayat tersebut, orang-orang yang diseru adalah orang-orang yang beriman. Maksudnya, orang-orang yang yakin atas ajaran agama Islam sesuai dengan aturan Allah Swt. dan Rasulullah saw. Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda, “Iman adalah engkau mengimani Allah, mengimani malaikat-Nya, mengimani kitab-kitab-Nya, mengimani para Rasul-Nya, mengimani hari kiamat, mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim).

Saat seseorang menunaikan puasa, maka bukan hanya menahan diri dari godaan makan dan minum. Namun, juga menahan diri dari hawa nafsunya hingga berjima’ dengan lawan jenis saat puasa. Pada titik di mana seseorang mampu menahan hal-hal buruk dan larangan-Nya selama berpuasa inilah yang kemudian akan membuat tingkat ketaqwaan pun menjadi bertambah.

Dalam hadits lain, Rasulullah saw. bersabda, "Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya).

Lafadz Niat Puasa Ramadhan

Dalam setiap amalan, setiap perbuatan, yang pertama kali dilihat adalah niatnya. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari).

Ada orang yang sudah berniat baik tetapi memiliki udzur syari sehingga tidak bisa menunaikan amalan dari apa yang diniatkan. Namun, Allah Swt. sudah mencatatkan pahala kebaikan untuknya. Ada juga orang yang sudah berniat buru tetapi urung melakukannya karena berbagai pertimbangan bahkan takut kepada Allah Swt. Insya Allah, catatan amal kebaikanlah yang akan ada untuknya.

Baca juga: HADITS TENTANG PUASA DAPAT MEMBUAT SEHAT | YDSF

Sama halnya dengan puasa. Agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh, dijauhkan dari segala hal yang dapat membatalkannya, hingga dari hal-hal maksiat, maka kita perlu untuk selalu memulainya dengan niat.

Niat yang paling dilihat oleh Allah Swt. adalah yang tertanam dalam hati, bukan yang hanya sekadar terucap. Meski begitu, ternyata bukanlah hal yang mudah bagi seseorang untuk bisa memantapkan niat dalam hati. Urusan duniawi, terkadang terbesit dan mengurangi fokus untuk memulai niat. Oleh karenanya, beberapa ulama berpendapat untuk tidak mengapa membantu niat saat akan melakukan amalan dengan melafadzkannya.

Termasuk untuk niat puasa Ramadhan. Alangkah lebih baik bila kita mengiringi niat dalam hati dengan melafadzkannya. Karena bahkan makan sahur pun tidak dapat menggantikan sahnya puasa Ramadhan ketika tidak dimulai dengan niat.

Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).

Lalu, bagaimana lafadz niat puasa Ramadhan itu? Secara syariat dan dalil shahih, memang tidak ditemukan bagaimana teks dari niat puasa Ramadhan. Namun salah satu yang cukup populer adalah "Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'ala." Artinya, "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah ta'ala."

Intinya, jangan lupa ya untuk memulai puasa dengan niat. Agar ibadah puasa kita diterima, penuh keberkahan, dan dilindungi dari hal-hal membatalkannya.

 

 

Menyatu dalam Kebaikan Ramadhan


 

Artikel Terkait

Waktu Terbaik Terkabulnya Doa | YDSF
ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF
Mendahulukan Jamak-Qashar dalam Shalat Fardhu | YDSF
FIDYAH DALAM ISLAM DAN KETENTUANNYA | YDSF
Siapa yang Harus Membayar Fidyah Istri? | YDSF
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Sujud Setelah Shalat | YDSF
BONUS GAJI ATAU THR MASUK HITUNGAN ZAKAT PENGHASILAN | YDSF


Kejar Berkah, Rutin Sedekah | Ustadz Taufiq AB




Tags: niat puasa, niat puasa ramadhan, puasa ramadhan, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: