Disadari atau tidak
barang kali kita sering melakukan protes kepada pemimpin, tetapi pernahkah
sekali saja kita sempat mendoakan pemimpin?
Pemimpin memegang
peran yang sangat vital dalam mengarahkan suatu komunitas menuju kemajuan dan
kesejahteraan. Sebagai umat yang bertanggung jawab, kita diperintahkan untuk
senantiasa mendoakan kesuksesan dan kebaikan bagi para pemimpin. Rasulullah
saw. telah menggarisbawahi pentingnya hubungan yang baik antara pemimpin dan
rakyatnya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Sebaik-baik
pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian,
kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk
pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian,
kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian."
Pesan dari hadits
ini sangat jelas, pemimpin yang baik adalah mereka yang menjalin hubungan yang
harmonis dengan rakyatnya. Mereka mencintai dan dicintai oleh rakyatnya, serta
saling mendoakan untuk kebaikan. Sebaliknya, pemimpin yang buruk adalah mereka
yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan rakyatnya. Mereka dibenci oleh
rakyatnya, dan hubungan yang buruk tersebut tercermin dalam kelaknatannya
terhadap rakyat.
Lalu, bagaimana
kita bisa membiasakan diri untuk mendoakan hal-hal baik untuk para pemimpin?
1.
Kesadaran Spiritual
Mengembangkan kesadaran
spiritual dalam mendoakan para pemimpin merupakan langkah penting bagi setiap
individu. Kesadaran ini muncul dari pemahaman yang mendalam tentang pentingnya
doa dalam agama Islam dan keyakinan akan kekuatannya untuk merubah keadaan.
Dalam Islam, doa bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga merupakan sarana
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan memohon petunjuk-Nya. Allah Ta’ala
berfirman dalam surah Al-Ghaafir ayat 60, “Dan Tuhanmu berfirman,
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina."
Sedangkan dalam hadits,
Rasulullah saw. bersabda, "Berdoalah kepada Allah, yang jika kamu
tertimpa musibah, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, pasti Dia menghilangkan
musibah itu. Jika kamu kehilangan kendaraan di sebuah dataran yang tidak ada
tumbuhan dan tidak berpenghuni, lalu kamu berdoa kepada-Nya, niscaya Dia
mengembalikan kendaraan itu kepada kamu. Dan Dialah yang jika kamu tertimpa
paceklik panjang, lalu kamu berdoa pada-Nya, niscaya Allah menumbuhkan
tanam-tanaman untuk kamu.” (HR. Abu Dawud).
Oleh karena itu, untuk membiasakan diri
dalam mendoakan para pemimpin, seseorang perlu memperkuat hubungan spiritualnya
dengan Allah Swt. Yakni, melalui ketaatan dalam ibadah seperti shalat, dzikir,
dan tilawah Al-Qur'an. Selain itu, penting juga untuk merefleksikan ajaran
Islam tentang pentingnya doa dan sikap terhadap pemimpin, serta meneladani
contoh Nabi Muhammad saw. dalam menghormati dan mendoakan para pemimpin.
Memahami makna kebaikan dan keadilan juga merupakan aspek penting dalam
membentuk kesadaran spiritual ini, karena dengan demikian seseorang akan
memahami bahwa doa untuk para pemimpin bukan hanya permohonan keberkahan,
tetapi juga harapan agar mereka dapat memimpin dengan bijaksana dan berpihak
kepada kepentingan umat. Dengan menguatkan kesadaran spiritual ini, seseorang
akan lebih termotivasi dan konsisten dalam mendoakan para pemimpin dengan tulus
dan ikhlas.
Baca juga: Mencetak Pemimpin Sesuai Islam | YDSF
2.
Kemauan untuk Berbuat Baik
Mengembangkan kemauan untuk
berbuat baik terhadap para pemimpin merupakan langkah yang sangat penting dalam
membentuk sikap yang baik dan tulus. Hal ini melibatkan kesadaran yang mendalam
bahwa mereka, meskipun berada dalam posisi kepemimpinan, tetaplah manusia yang
rentan terhadap kesalahan dan kelemahan. Dengan memahami hal ini, kita dapat
menanamkan sikap kemanusiaan yang menghormati mereka sebagai individu, terlepas
dari perbedaan politik atau pandangan pribadi yang kita miliki. Selain itu,
fokus pada kebaikan bersama sebagai tujuan utama dalam mendoakan para pemimpin
akan membantu kita melepaskan ego dan kepentingan pribadi. Ini berarti
mengutamakan kesejahteraan umum di atas segala hal, sehingga niat kita dalam
mendoakan mereka benar-benar tulus dan tidak terpengaruh oleh agenda atau
kepentingan tertentu. Dengan mengembangkan kemauan untuk berbuat baik dengan
tulus, kita dapat membentuk sikap yang lebih positif dan efektif dalam
mendukung pemimpin, serta berkontribusi pada terwujudnya kebaikan dan kemajuan
bagi masyarakat secara keseluruhan.
3.
Konsisten
Konsistensi dalam mendoakan para pemimpin
merupakan aspek penting dalam menanamkan kebiasaan berdoa bagi kebaikan mereka.
Hal ini melibatkan kesadaran untuk menjadikan doa bagi pemimpin sebagai bagian
yang teratur dalam praktik ibadah sehari-hari. Salah satunya adalah dengan
mengintegrasikan doa-doa tersebut ke dalam shalat, baik itu dengan
menyampaikannya dalam doa qunut atau menyertakannya dalam sujud-sujud yang kita
lakukan. Selain itu, pengaturan waktu khusus untuk berdoa bagi pemimpin juga
dapat memastikan konsistensi dalam praktik ini. Misalnya, menetapkan waktu di
akhir shalat sunnah atau pada momen-momen tertentu setiap harinya untuk secara
khusus memanjatkan doa untuk keselamatan, kebaikan, dan petunjuk bagi pemimpin.
Dengan melakukan hal ini secara teratur, kita tidak hanya membiasakan diri
untuk berdoa bagi kebaikan mereka, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual
kita dengan Allah Swt. yang merupakan sumber kekuatan dalam mempengaruhi
perubahan positif dalam kehidupan pemimpin dan masyarakat secara luas.
Baca juga: Cara Rasulullah saw. Membangun Basis Politik | YDSF
4.
Menjadi Contoh
Menjadi teladan bagi orang
lain dengan menunjukkan kebaikan hati dan sikap yang positif terhadap pemimpin,
bahkan ketika kita tidak sepakat dengan keputusan atau kebijakan mereka, adalah
inti dari membangun budaya saling menghormati dan mendukung dalam masyarakat.
Pentingnya mengembangkan nilai-nilai seperti kesabaran, pengampunan, dan
penghargaan terhadap otoritas tidak boleh diabaikan.
Dalam menjalankan konsep menjadi contoh,
pertama-tama, kita perlu menunjukkan kesabaran dan keterbukaan dalam menghadapi
perbedaan pendapat atau ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemimpin. Ini
menandakan bahwa kita mampu memahami dan menghargai sudut pandang orang lain
tanpa harus menunjukkan sikap permusuhan. Selanjutnya, memberikan kontribusi
positif dalam masyarakat tetap dapat dilakukan meskipun kita tidak sependapat
dengan semua keputusan pemimpin. Terakhir, menyebarkan sikap empati dan
pengertian terhadap para pemimpin, bahkan dalam situasi yang sulit, dapat
menginspirasi orang lain untuk mengadopsi sikap yang sama.
Dalam agama
Islam, doa memiliki kekuatan yang besar untuk membawa perubahan, baik dalam
diri kita maupun dalam kehidupan pemimpin dan masyarakat. Dengan membentuk
kebiasaan yang baik dalam berdoa bagi kebaikan para pemimpin, kita dapat
menjadi bagian dari solusi dalam membangun hubungan yang harmonis antara
pemimpin dan rakyatnya, serta berkontribusi pada terwujudnya masyarakat yang
lebih baik. Semoga dengan upaya kita yang tulus dan ikhlas, Allah Swt.
senantiasa memberikan petunjuk dan keberkahan kepada para pemimpin, sehingga
mereka dapat memimpin dengan bijaksana dan berpihak kepada kepentingan umat.
Yuk Rutinkan Sedekah, Agar Hidup Makin Penuh Berkah
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat
Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
Mendahulukan
Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan
Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN
WAKAF | YDSF