Cara Rasulullah saw. Membangun Basis Politik | YDSF

Cara Rasulullah saw. Membangun Basis Politik | YDSF

26 Oktober 2023

Rasulullah saw. memberikan teladan bagi umat Muslim untuk dapat membangun basis politik sesuai kaidah-kaidah syari tanpa menyakiti orang lain. Karena sejatinya, dalam berbagai aspek kehidupan tidak lepas dari hal berbau politik. Dari yang sederhana, misalnya pemilihan Ketua RT, ini juga contoh kegiatan politik di lingkup masyarakat satu rukun tetangga.

Seperti biasa, tiap kali bangsa ini menggelar pesta demokrasi, adu kekuatan politik selalu mewarnai. Proses yang seharusnya menjadi ajang pemersatu bangsa, justru memunculkan fakta yang sebaliknya. Masyarakat selalu terbelah dalam kelompok-kelompok yang diadu oleh pandangan politik kandidatnya. Sering kali hal ini mengancam disintegrasi bangsa yang berujung pada hancurnya persatuan bangsa. Bila kompetisi terjadi ketika masa-masa pemilihan berlangsung, maka hal tersebut wajar. Namun menjadi masalah bila pascapemilihan seteru politik masih berlangsung.

Sebagai umat dengan jumlah mayoritas, kaum muslim Indonesia memiliki kesempatan besar sebagai agen yang mengubah kondisi ini. Dengan meneladani bagaimana Rasulullah saw. bersikap dalam perselisihan & memimpin sebuah masyarakat dengan cita-cita besar. Hingga membangun manusia yang dipersiapkan sebagai syuhadaa’ ‘alannasi, umat Islam bertugas memberikan solusi dan menjadi pemersatu bangsa.

Rasulullah saw. sebagai pemimpin umat memiliki kecerdasan yang luar biasa. Tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga pada aspek-aspek penting kehidupan manusia. Contohnya, ketika rombongan umat Islam dari Madinah kembali ke kota mereka, beliau mengutus bersama mereka sahabat Abdurrahman bin Auf untuk membantu umat Islam dalam membangun perekonomian mandiri dalam bentuk sebuah pasar yang disebut dengan suqul Anshor. Upaya ini bertujuan untuk menghindarkan umat Islam dari praktik riba dalam perdagangan dengan kaum Yahudi. Ketika itu mereka menguasai perekonomian Madinah.

Tugas ini bukan untuk mendiskriminasi kaum Yahudi. Dengan demikian, terciptalah praktik ekonomi proteksi yang menguatkan perekonomian umat Islam, dan menjadikan mereka terlepas dari dominasi ekonomi Yahudi yang penuh dengan kecurangan. Di sinilah Nabi telah membangun elemen ekonomi sebagai salah satu pondasi kuat dalam membangun masyarakat. Maka ketika Nabi hijrah, bangunan ekonomi tersebut telah berdiri kokoh dan dengan demikian pengaruh Islam pun kuat. Inilah kenapa masyarakat pun bersepakat dengan suka rela dengan segala butir dalam piagam Madinah.

Bagaimana Rasul saw. membina masyarakat sangatlah bijaksana dan cerdas. Sebelum menjadi pemimpin Madinah, Nabi saw. telah memberikan bukti konkrit yang bisa menjadi tawaran nyata bagi setiap individu dalam masyarakat madinah. Inilah komunikasi sosial yang dicontohkan Nabi saw. Praktik komunikasi yang benar-benar membangun masyarakat menjadi lebih baik secara ekonomi dan sosial. Terbukti piagam Madinah pun disetujui secara aklamasi oleh seluruh masyarakat Madinah meskipun tidak semuanya beragama Islam.

Membangun Jiwa Manusia

Selain itu, dalam peristiwa Fathu Makkah sekali lagi Nabi Muhammad saw. menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin. Ketika umat Islam berhasil memasuki Makkah, beliau tidak langsung menganggap semua penduduk Makkah sebagai lawan politik. Justru beliau menghargai dan menjaga kehormatan mereka. Hal itu ditunjukkan dengan memberi hak istimewa Abu Sufyan yang merupakan pemimpin Makkah waktu itu, sebagai orang yang bisa memberi perlindungan. Hal yang patut diteladani sebagai sikap menghargai dari seorang pemenang. Beliau tidak lantas menjatuhkan wibawa Abu Sufyan, tetapi tetap menjaganya sebagai seorang sosok yang terhormat bagi masyarakat Makkah.

Setelah itu pun Nabi saw. langsung menuju Ka’bah sebagai konsistensi misi dalam peristiwa ini. Karena Fathu Makkah tidak semata kepentingan politik, namun lebih fundamental dari itu adalah kepentingan agama. Seluruh bentuk berhala dihancurkan sebagai simbol kelahiran kembali masyarakat Makkah kepada yang lebih baik. Penghancuran berhala tersebut pun merupakan simbol penghancuran segala macam sekat yang mengkotak-kotakkan masyarakat atas dasar suku. Sehingga dengan demikian, perbedaan suku telah melebur dalam satu identitas, yaitu Islam.

Inilah yang menjadikan Islam bisa berkembang dan pesat dalam penyebarannya ke seantero penjuru dunia. Nabi saw. tidak saja berhasil membangun sebuah komunitas sosial. Tapi juga berhasil memproduksi manusiamanusia berkualitas unggul yang mampu memberikan perubahan drastis yang tidak bisa ditandingi manusia manapun sepanjang sejarah.

Maka tidak salah bila seorang penulis sekaligus politisi Perancis Alphonse de Lamartine pernah menyatakan bahwa tidak ada yang bisa menandingi kejeniusan Rasulullah saw. Lanjutnya, bahwa banyak pemimpin yang berusaha membangun prajurit, hukum dan kekuasaan. Padahal apa yang mereka bangun hanyalah aspek material yang sering kali hancur di depan mata mereka.

Namun berbeda dengan Muhammad saw., ia tidak hanya membangun aspek material namun lebih dari itu. Ia membangun manusia yang itu bisa menjadikan jiwa sepertiga penduduk bumi menjadi bangsa yang merdeka.

Inilah yang seharusnya dipraktikkan masyarakat dalam setiap kali pemilihan kepala pemerintahan. Setiap ideologi dan latar belakang harus segera dilebur dalam satu jiwa dan satu misi. Hal tersebut akan menjadikan masyarakat lebih mawas dan awas terhadap setiap kebijakan yang dibawa oleh pemimpin terpilih. Mereka harus menjadi agen yang cerdas dan bijaksana layaknya umat Islam di masa Rasulullah. Setiap pertikaian yang dilatarbelakangi perbedaan tidak akan selesai karena manusia secara fitrahnya adalah berbeda antara satu dan lainnya. Namun meski demikian jiwa kesatuan dalam satu visi akan menjadikan perbedaan tersebut sebagai komponen-komponen yang membuat bangsa ini merdeka dan berdaulat dalam kebanggaannya.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Juli 2017

 

Ikhtiar Terbaik untuk Palestina


 

Artikel Terkait

UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF

 

Pemberdayaan Ternak Domba & Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Tags: rasulullah membangun politik, politik dalam islam, basis politik islam, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: