Hadirnya long weekend menjadi momen yang tidak dapat
terlewatkan karena cocok untuk menghidupkan silaturahim. Long weekend
atau libur panjang akhir pekan menjadi saat yang dinanti khususnya bagi para
pekerja. Tidak hanya bisa beristirahat, namun long weekend menjadi momen
untuk memperbaiki kualitas dengan berkunjung ke rumah keluarga, kerabat, atau
orang-orang terkasih lainnya.
Berkunjung di sini diartikan dengan tujuan menyambung
hubungan yang sudah lama terputus, menemui dan mengajak mereka melakukan
obrolan sederhana, atau bahkan mengunjungi mereka di saat mereka butuh hiburan
di kala mereka sedang sakit. Tentunya, hal ini sangat dianjurkan oleh
Rasulullah saw. untuk dilakukan.
Islam sangat menekankan pentingnya menyambung silaturahim
dan sangat mencela orang yang memutuskannya. Banyak ayat dan hadits, baik
langsung maupun tidak langsung menyebutkan tentang pentingnya memelihara
silaturahim. Di antaranya adalah sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, “Dari
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir maka hendaknya dia
berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa hendaknya) dia diam. Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia menyakiti
tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaknya dia memuliakan tamunya.”” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengenal Istilah Silaturahim
Kata silaturahim, atau yang sering dilafalkan silaturahmi,
berasal dari bahasa Arab. Kata ini terdiri dari dua kata yaitu shilah
yang berarti menyambung dan ar-rahim yang berarti kasih sayang. Maka
ditafsirkan secara sederhana silaturahim diartikan sebagai tindakan untuk
menyambung kasih sayang.
Dengan melihat makna asalnya, menjadi jelas maksud dari silaturahim
adalah menghubungkan kembali ikatan kasih sayang. Sudah pasti sesuatu yang
disambung itu adalah hal yang terputus atau terpisah. Jika sesuatu itu tidak
terpisah maka tidak perlu disambungkan.
Secara hadits, lafadz yang digunakan adalah rahim. Namun
dalam bahasa Indonesia beberapa orang telah lebih familiar dengan istilah
silaturahmi dibanding silaturahim, sehingga pergeseran istilah ini sejatinya
tidak mengurangi maksud penggunaan katanya. Bahkan ada yang membuat
perbedaannya bahwa silaturahim untuk yang masih ada hubungan darah, sedangkan
silaturahmi digunakan lebih umum.
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Seseorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang
yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang
yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung
silaturahim setelah sebelummnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari).
Baca juga:
Adab Silaturrahmi dalam Islam | YDSF
Doa Agar Segala Amal Diterima Allah Swt. | YDSF
Keutamaan Menjaga Silaturahim
1. Dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umur
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.”
Sedangkan, dalam narasi dari Ibnu Umar r.a., “Siapa yang
bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahim niscaya umurnya akan
diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan
mencintainya.” (HR. Bukhari).
2. Dekat dengan Allah Swt. dan mendapat rahmat-Nya
Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Silaturahim
itu tergantung di `Arsy (singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa
yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan
barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan
dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, silaturahim juga memudahkan kita mendapat rahmat
Allah Swt., sebagaimana dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah saw. bersabda, “Allah
berfirman, “Aku adalah Mahapengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari
bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku
kepadanya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya.””
(HR Abu Dawud).
3. Dijamin masuk surga
Dinarasikan dari Abu Ayyub al-Anshari, “Bahwasanya ada
seseorang berkata kepada Nabi saw.: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku
tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari
neraka,” maka Nabi saw. bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau
“Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun
mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi saw. bersabda: “Engkau beribadah
kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat,
membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi,” Setelah orang itu pergi,
Nabi saw. bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi,
pastilah dia masuk surga.”” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mendapat pahala setara memerdekakan budak
Memerdekakan budak atau hamba sahaya merupakan suatu amalan
yang membuat kita menjadi dekat kepada Allah Swt. Karena dengan memerdekakan mereka,
kita sedang melakukan sedekah yang sangat besar.
Nilai tersebut menjadi setara dengan orang-orang yang selalu
menjaga silaturahimnya. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Wahai
Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya,
“Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi bersabda,
“Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih
besar pahalanya.” (HR. Bukhari, dari Maimunah Ummul Mukminin).
5. Menghilangkan perselisihan
Salah satu pemicu perselisihan adalah kurangnya komunikasi.
Dan, untuk memperbaikinya bukan hanya sekadar saling mengabari, tetapi juga
saling berkunjung dalam silaturahim. Kembali bertemu sehingga dapat saling
bertegur sapa dan meluruskan hal-hal yang diprasangkakan.
Semoga kita selalu diberi kesempatan untuk menjalankan
silaturahmi dan meraih nikmatnya. (berbagai sumber).
Sedekah Mudah
Artikel Terkait
DAMPAK MAKSIAT DALAM ISLAM | YDSF
Siapa Saja Penerima Qurban? | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
MENUNAIKAN QURBAN DENGAN UANG | YDSF
Wakil Bupati Halmahera Selatan Hadiri Khitanan Massal YDSF
Tips Menyimpan Daging Qurban | YDSF
YDSF Kelola Potensi Wakaf demi Umat