Memasuki Syawal,
identik dengan saatnya untuk kembali merajut tali silaturahmi. Bukan hanya
dengan mereka yang kita kenal tapi jarang bertemu, pun dengan orang-orang yang
sudah lama tidak pernah ada komunikasi dengan kita. Dalam merajut silaturahmi
dalam Islam, juga terdapat adab-adab yang perlu diperhatikan. Jangan sampai di
tengah agenda silaturahmi justru ada hal-hal atau aktivitas yang dapat
menyakitkan.
Dalam Islam,
silaturahmi merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Bahkan, selain dapat
menjalin komunikasi dengan baik, silaturahmi juga dapat memanjangkan umur dan
memudahkan rezeki. Rasulullah saw. mengajarkan kepada umat muslim untuk memulai
lebih dulu sebuah tali silaturahmi, bukan saling tunggu. Sebagaimana dalam
hadits, "(Hakikat) orang yang menyambung silaturahmi itu bukan orang
yang membalas kebaikan (dengan kebaikan). Akan tetapi, ia yang apabila
silaturahminya terputus, bergegas menyambungnya." (HR. Bukhari).
Untuk dapat menjalin
silaturahmi yang baik, maka perlu memperhatikan adab-adab yang diajarkan sesuai
syariat. Berikut beberapa adab silaturahmi dalam Islam yang dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari:
1. Meluruskan niat LillahiTa'ala
saat akan bersilaturahmi
Sebelum memulai
silaturahmi, alangkah baiknya kita meniatkannya Lillahi Ta’ala. Bukan
karena ingin mendapatkan pujian semata, atau sekadar terlihat baik dalam
penilaian orang lain. Insya Allah, niat yang baik karena tulus Lillahi Ta’ala
akan menghasilkan ukhuwah yang baik pula.
2. Berpakaian rapi dan sopan
Meski hanya
silaturahmi ke saudara sendiri, atau teman terdekat yang sudah sangat akrab,
bukan berarti kita meremehkan penampilan saat hendak bertemu. Sebagai seorang
muslim, hal-hal sederhana seperti memperhatikan penampilan agar rapi, bersih,
dan sopan juga merupakan sesuatu yang perlu diterapkan. Bukan sekadar tau saja,
tetapi menggampangkan.
3. Meminta izin tuan rumah
sebelum bersilaturahmi (melalui telepon atau chat)
Ada baiknya, saat
hendak berkunjung ke rumah orang lain maka berilah kabar terlebih dahulu. Bukan
mengharap untuk dijamu berlebih, tetapi tujuannya adalah agar tidak merasa
kunjungan kita seolah mendadak atau bahkan kerepotan untuk menyiapkan ini itu.
Utamanya, di era
zaman now, teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin canggih.
Maka, untuk mendapatkan kabar terkini dari orang yang hendak dikunjungi juga
bisa lebih cepat.
4. Mengetuk pintu & mengucap
salam ketika akan memasuki rumah yang dikunjungi
Ucapkan salam dan
ketuklah pintu atau pagar pemilik rumah dengan sopan. Usahakan untuk tidak
teriak-teriak yang dapat membuat warga sekitar menjadi terganggu dan
mencurigai. Pun, jangan asal masuk bila belum dipersilakan. Tunggulah hingga
pemilik rumah menemui dan mempersilakan kita masuk.
Baca juga:
PERKUAT LAYANAN, YDSF KEMBALI SATUKAN KOORDINASI
CARA MENJAWAB ADZAN SAAT DI KAMAR MANDI | YDSF
Rasulullah saw.
mengajarkan tentang etika berucap salam saat hendak memasuki rumah orang lain. Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw.
bersabda, “Jika salah seorang dari kamu sudah meminta izin sebanyak tiga
kali, namun tidak diberi izin, maka kembalilah.”
5. Tidak mengintip, bila belum
dibukakan pintu
Berikutnya, saat belum
mendapatkan jawaban dari salam dan ketukan pintu yang kita berikan, hendaknya
jangan sampai mengintip rumah orang yang bersangkutan. Dari Abu Hurairah r.a.,
Rasulullah saw. bersabda, “Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu
tanpa izin, lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya, maka
tiada dosa atasmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Berperilaku sopan &
menjaga lisan selama bersilaturahmi
Selama
berkunjung, jagalah sikap dan lisan kita. Hindari obrolan yang dapat
menimbulkan rasa saling tersinggung atau tidak enak. Pun, bersikaplah dengan sopan,
seperti menjaga cara duduk, hingga saat kita disuguhi makanan maka makanlah
dengan sopan (tidak berkecap, duduk seenaknya, dan sebagainya).
7. Menerima & menikmati
jamuan yang disuguhkan dengan baik
Apapun yang
disuguhkan, maka terimalah dengan baik. Tahan diri untuk tidak berkomentar buruk
tentang jamuan tersebut. Jangan berlebihan atau tidak mengambil sedikitpun dari
makanan dan minuman yang diberikan.
8. Tidak terlalu lama saat
bertamu
Jangan sampai
karena kita sedang berada di rumah orang lain, membuat mereka merasa sungkan
untuk melakukan aktivitas lain yang memang seharusnya dikerjakan. Bila memang
tidak ada niatan untuk menginap, maka jangan sampai terlalu lama bertamu dalam
seharian itu. Namun, bila memang memiliki niat untuk menginap, Islam memberikan
kelonggaran selama tiga hari tiga malam.
9. Mengucap salam saat
meninggalkan tuan rumah
Bukan hanya saat
akan memasuki rumah orang lain kita berucap salam. Namun, saat hendak berpamitan
pun juga tutuplah dengan salam. Dalam sebuah hadits hasan yang diriwayatkan
oleh Abu Daud dan Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang
dari kalian mendatangi sebuah perkumpulan, hendaklah ia mengucapkan salam.
Begitu pula saat berpisah, hendaklah dia mengucapkan salam. Salam yang pertama
itu tidak lebih afdhol daripada yang terakhir.”
Istiqamah Berbagi Kebaikan
Artikel
Terkait:
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM | YDSF
Keutamaan Membaca Ayat Kursi Dan Anjuran Sedekah | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Nikmatnya Membaca Al Kahfi | YDSF
DOA AGAR DIBERIKAN HIKMAH & MASUK GOLONGAN SHALIH | YDSF
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF