Kisah Dzulqarnain, Bapak Metalurgi, dalam Al-Qur’an | YDSF

Kisah Dzulqarnain, Bapak Metalurgi, dalam Al-Qur’an | YDSF

23 Desember 2022

Dzulqarnain, merupakan salah satu nama yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Tepatnya dalam surah Al-Kahfi. Meski secara gamblang, dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan siapa yang dimaksudkan dengan Dzulqarnain ini. Sehingga banyak tafsir yang memperkirakannya. Namun, kita tetap dapat meneladaninya dari apa yang telah dipaparkan melalui Al-Qur’an.

Kisahnya yang secara umum diketahui adalah tentang bagaimana dirinya membuat dinding pembatas untuk mengurung Yakjuj dan Makjuj. Berkat kehebatannya melakukan hal tersebut, ia pun dikenal sebagai “Bapak Metalurgi dalam Islam”. 

Asal dan Kelebihan Dzulqarnain

Ada banyak pendapat dalam penentuan siapa sebenarnya dan berasal dari mana Dzulqarnain ini. Dan, hidup di masa apakah dirinya. Baik dari para tabiin muslim, maupun para peneliti asing. Sedangkan, dalam Al-Qur’an tidak disebutkan secara jelas siapakah Dzulqarnain yang kisahnya mahsyur ini.

Terdapat pendapat yang menyebutkan bahwa Dzulqarnain diprediksi adalah Iskandar Al-Maqduni (Alexander dari Makedonia atau Alexander The Great). Ia merupakan putra dari Raja Philip, terlahir pada 356 SM. Sedangkan, Makedonia merupakan sebuah negara yang terletak di Eropa. Pada masa pemerintahannya, Makedonia mencapai puncak kejayaan dengan menaklukan banyak wilayah, seperti Persia, Yunani, hingga Punjab. Sayangnya, bila kita telusuri kembali sejarah tentangnya, Alexander merupakan seorang kafir. Sehingga teori ini tidak dapat digunakan.

Berikutnya, terdapat dua pendapat dari Ibnu Hajar rahimahullah. Pertama, menyatakan bahwa Dzulqarnain hidup bersamaan dengan masa Nabi Ibrahim a.s. Kedua, berpendapat bahwa Dzulqarnain adalah salah seorang dari raja Humair atau Hairah. Namun, semua pendapat tersebut mendapatkan banyak kritikan karena tidak dapat memberikan bukti-bukti yang gamblang.

Namun, ada pendapat terakhir yang diyakini cukup kuat yakni dari Ibn ‘Asyur. Beliau berpendapat bahwa Dzulqarnain merupakan raja dari Persia yang bernama Koresy atau Cyrus (539-560 SM).

Memang, hingga saat ini belum diketahui secara pasti, siapa Dzulqarnain yang dimaksud dalam Al-Qur’an. Namun, ini bukan menjadi alasan utama untuk tidak meneladani sifat-sifat baik dari Dzulqarnain.

At-Thabari mengutip pendapat dari Atsar sebagaimana pula yang dikutip Hifnawi dari Hamid Utsman bahwa Sayyidina Ali pernah ditanya perihal Dzulqarnain, apakah ia seorang nabi ataukah malaikat? Lantas Ali pun menjawab “Bukan ini (nabi), dan bukan itu (malaikat), ia adalah seorang hamba yang shalih, yang menyeru kaumnya kepada Allah ta’ala, lalu mereka melukai kepalanya, kemudian ia menyeru lagi, namun mereka melukai kepalanya (yang sebelah lagi).” Jami’ al-Bayan (16/8), Al-Nuhas fi Ma’ani Al-Qur’an (4/283).

Selain itu, dalam Al-Qur’an pun juga disebutkan bahwa Dzulqarnain merupakan sosok pria shalih, yang bertauhid terhadap Allah Swt. Disebutkan pula dalam beberapa literasi sejarah, Dzulqarnain juga memiliki sifat melindung mereka yang lemah. Selain itu, juga tidak ada sifat sombong dalam dirinya setelah berhasil membangun tembok untuk menahan Yakjuj dan Makjuj.

Baca juga: KISAH UMAT TERDAHULU YANG DIUJI ALLAH | YDSF

Kisah Dzulqarnain dalam Surah Al-Kahfi

Rangkaian kisah Dzulqarnain dapat kita temukan dalam surah Al Kahfi pada ayat ke 83 – 99. Mari kita jabarkan menjadi beberapa poin sesuai tafsirnya:

Ø  Ayat 83 – 84

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya. [83] Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, [84] ...”

 

Pada ayat ke-83, diriwayatkan bahwa kaum Yahudi bertanya tentang kisah Dzulqarnain kepada Rasulullah saw. Beliau menunggu selama 15 hari sampai malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu beberapa kisah dalam surah Al-Kahfi.

Berikutnya, maksud dari kekuasaan yang diberikan Allah meliputi kekuasaan, balatentara, peralatan perang, dan perlengkapannya. Oleh karenanya, dirinya berhasil menguasai belahan timur dan barat bumi.

 

Ø  Ayat 85 – 88

“Maka diapun menempuh suatu jalan. [85] Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. [86] Berkata Dqulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. [87] Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” [88]”

 

Pada kesimpulan tafsir di bagian ini merupakan proses berhasilnya Dzulqarnain menjelajah bumi hingga sampai di belahan barat. Allah Swt. memberikan kemenangan pada Dzulqarnain terhadap kaum-kaum kafir. Jika ia menghendaki mereka dibunuh, ia dapat membunuh atau menahan mereka. Dan jika dia menghendaki mereka dibebaskan atau dengan tebusan, ia dapat melakukannya pula menurut apa yang dikehendakinya. Namun, Dzulqarnain memilih langkah bijak dengan berkata seperti pada ayat ke-87 sampa 88 di atas.

 

Ø  Ayat ke 89 – 91

“Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). [89] Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, [90] demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. [91]”

 

Ada yang menyebutkan bahwa usia Dzulqarnain dapat mencapai 600 tahun. Sehingga, banyak perjalanan yang mampu ia tempuh. Hingga dirinya menemui kaum yang tempat tinggalnya tidak dapat ditumbuhi pepohonan, sehingga bila terkena sinar matahari mereka berlindung di dalam gua-gua. Dan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa saja yang ada di bumi.

Baca juga: Kisah Abu Dahdah, Si Pemilik Kebun Kurma di Surga | YDSF

 

Ø  Ayat 92 – 96

“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). [92] Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. [93] Mereka berkata: "Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya´juj dan Ma´juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" [94] Dzulqarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, [95] berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.” [96]”

 

Dzulqarnain menempuh jalan bumi bagian lain, yaitu timur. Hingga sampai di daerah Turki (menurut tafsir). Dan, bertemu dengan kaum yang bahasanya asing dan jauh dari keramaian. Mereka meminta Dzulqarnain untuk dapat membuatkan tembok pembatas antara mereka dan Yakjuj dan Makjuj dengan memberikan imbalan. Namun, Dzulqarnain memilih untuk menolong tanpa mengambil imbalannya, ia menukar imbalan itu dengan meminta penduduk kaum tersebut membantunya membangun tembok. Tembok pengurung Yakjuj dan Makjuj dibangun dengan cara yang disebutkan pada ayat ke-96. Yang mana, menjadi rujukan para ahli kimia metalurgi dalam pengembangan logam di masa berikutnya hingga saat ini.  

 

Ø  Ayat 97 – 99

Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. [97] Dzulqarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.” [98] Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, [99] ...”

 

Atas rahmat Allah Swt., Yakjuj dan Makjuj tidak mampu menembus dinding tersebut hingga hari kiamat tiba.

Semoga dengan mengetahui kisah ini dapat meningkatkan iman dan takwa kita. Aamiin.

 

Raih Jariyah dengan Wakaf:


 

Artikel Terkait:

Kekeringan Zaman Nabi Yusuf, Kemarau Hingga 7 Tahun | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
5 Hajat Asasi Manusia Menurut Islam | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Peradaban Islam di Spanyol vs. Ukraina | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF

 

Husnul Khotimah dengan Jariyah

Tags: dzulqarnain, dzulkarnain, ydsf, dzulqarnain dalam al-qur'an, dzulqarnain dalam surah al-kahfi, al-kahfi

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: