Peradaban Islam di Spanyol vs. Ukraina | YDSF

Peradaban Islam di Spanyol vs. Ukraina | YDSF

7 September 2020

Siapa bilang Islam tak tersebar di daerah Barat, Eropa dan Amerika contohnya? Meski saat ini mayoritas masyarakat mereka bukanlah penduduk muslim, namun sebaran Islam di kedua benua tersebut sudah ada sejak lama. Dalam waktu dekat ini, masyarakat internasional sedang heboh dengan pertandingan bola antara Spanyol vs Ukraina. Daripada hanya mengetahui informasi seputar olahraga di dua negara tersebut, mari kita kilas balik sejenak tentang peradaban Islam di Spanyol dan Ukraina.

Islam di Spanyol, dari Cordova Hingga Andalusia

Mungkin kita hanya sering mendengar kata Andalusia saat membahas tentang peradaban Islam di Spanyol. Justru faktanya, bukan hanya Andalusia saja yang menjadi pusat persebaran Islam secara masif di Spanyol.

Persebaran Islam mulai memasuki Spanyol, memang berawal dari wilayah Semenanjung Iberia pada 711 M atau sekitar 92 H. Yang kemudian dikenal dengan Andalusia. Islam masuk ke Andalusia melalui jalur Afrika Utara dan disebarkan oleh Bani Umayyah yang berkuasa di daerah Damaskus pada saat itu. Setelah Andalusia ditaklukkan, peradaban Islam menjadi begitu kuat dan menyebar dari Cordova (sebagai ibukota Andalusia), Sevilla (sebagai tempat lumbung pangan), Granada (saksi kebangkitan dan runtuhnya Islam di Spanyol karena terdapat Istana Alhambra yang juga berfungsi sebagai benteng), serta Madrid dan Toledo.

Selanjutnya, persebaran Islam di Spanyol dibagi ke dalam enam periode. Dan kami ringkas seperti berikut:

  1. Periode Walut (711-755 M)

Walut merupakan bentuk jamak dari wali. Yang mana diistilahkan untuk para  gubernur yang memimpin Spanyol pada periode tersebut. Suku Arab yang masuk pada periode ini adalah suku Qaisy dan Arab Yamani.

  1. Periode Amir (755-912 M)

Berbeda dengan periode pertama yang dimulai oleh Bani Umayyah. Di periode kedua ini, para gubernur yang diberi gelar “amir” tunduk pada Khalifah Abbasiyah yang ada di Baghdad. Pada periode inilah, masjid-masjid mulai banyak didirikan di Cordova dan banyak sekolah besar dibangun.

Pun mulai banyak tokoh-tokoh yang ahli pada bidangnya, menyebarkan berbagai ilmu di Spanyol. Mulai dari Hisyam yang dikenal sebagai pembaharu di bidang militer, bahkan hingga pemikiran filsafat juga mulai berkembang.

  1. Periode Khalifah (912-1013 M)

Periode ketiga, menyebut para pemimpin Islam di Spanyol dengan istilah khalifah. Bahkan pada periode ini, Spanyol berhasil menyaingi Daulah Abbasiyah di Baghdad, didukung dengan adanya Abd al-Rahman al-Nasir yang mendirikan universitas di Cordova.

Baca juga: Kisah Mualaf dari Ausi, Terlahir Tak Kenal Tuhan | YDSF
  1. Periode Keempat (1013-1086 M)

Spanyol kemudian terpecah menjadi lebih dari 30 negara bagian. Sayangnya, kondisi politik Islam di periode ini menjadi lemah dan tidak stabil.

  1. Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini, beberapa wilayah Islam di Spanyol saat itu mulai jatuh ke tangan Kristen, kecuali Granada. Baik Cordova maupun Seville juga telah dikuasai oleh tentara Kristen.

  1. Periode Keenam (1248-1492 M)

Hanya Granada, yang menjadi wilayah kekuasaan Islam Spanyol pada fase ini. Mulai dari konflik internal pergantian penguasa kerajaan, hingga akhirnya salah seorang dari pewaris tahta meminta bantuan pada pihak Kristen. Dan kemudian, Kristen berhasil menguasai Spanyol seutuhnya.

Bangsa Tartar dan Sebaran Islam di Ukraina

Berbeda dengan Islam di Spanyol yang lebih dulu eksis. Masukya Islam ke bagian Timur Eropa, memang telah dimulai sejak abad ke-7. Dan diawali dengan orang-orang Crimean Tartar (suku Tartar yang mendiami wilayah Krimea). Kemudian, di abad ke-15, para Crimean Tartar mulai menyebar hingga ke bagian utara Ukraina. Sehingga, persebaran Islam di Ukraina banyak dipengaruhi dengan Kekaisaran Ottoman, Turki.

Namun, perkembangan bangsa Tartar tersebut mulai redup dengan adanya aneksi dari Rusia pada sekitar tahun 1877. Hingga kemudian pecahnya Perang Rusia-Turki. Meski telah berhasil mendirikan 18 masjid di Bakhchysarai, saat Crimean Tartar kalah dari Rusia, mereka dipaksa untuk meninggalkan daerah tersebut.

Setelah terjadinya Revolusi Rusia pada 1917, perlahan, muslim di daerah Krimea kembali berkembang pesat. Sayangnya, Stalin menuduh Muslim Krimea bekerja sama dengan Nazi. Sehingga mereka banyak yang menjadi korban deportasi ke wilayah Asia Tengah. Dan munculah Dekrit Soviet pada 1967 yang menghapus dakwaan terhadap Crimean Tartar. Tetapi, pihak Soviet sama sekali tidak memberikan fasilitas para Tartar tersebut untuk kembali pulang. Hingga saat Ukraina merdeka pada 1991, barulah Crimean Tartar mendapatkan hak kembali pulang ke tanah airnya.

Sejak saat itulah, jumlah penduduk muslim di Ukraina terus bertambah. Meski memiliki banyak jenis komunitas, tetap Crimean Tartar yang menjadi mayoritas. Bahkan, hingga saat ini jumlah masjid di Ukraina diperkirakan lebih dari 160. Serta jumlah komunitas muslim Ukraina pun bertambah dan pernah mencapai angka 445 komunitas sepuluh tahun silam.

 

Begitulah perbedaan peradaban Islam di Spanyol vs Ukraina. Nah, mari terus pelajari pula peradaban Islam di seluruh dunia. Agar kita tidak mudah ditipu dengan gaung-gaung tentang muslim menjadi minoritas dan islamophobia. Karena sesungguhnya Islam telah tersebar luas dan Muslim itu kuat meski jumlahnya berbeda di tiap negara. (asm)

 

Sedekah #diRumahAja

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: