"Kartini" dalam Islam | YDSF

"Kartini" dalam Islam | YDSF

8 Januari 2025

Sebenarnya adakah sosok “Kartini” dalam Islam sebagaimana di Indonesia di era penjajahan? Jawabannya tentu ada. Bahkan, Al-Qur’an dengan gamblang mengabadikan empat nama perempuan pejuang Islam, yaitu Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.

Sebutan “Kartini” untuk para pejuang perempuan mulai disematkan sejak Indonesia memiliki kisah kepahlawanan dari sosok Raden Ajeng Kartini. Wanita yang lahir pada 21 April 1879 ini menjadi simbol perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender. Berawal dari pola pikir dan kehidupan patriaki yang sangat kental di masyarakat saat itu. Munculah pergerakan emansipasi yang pada akhirnya membuat kehidupan perempuan Indonesia bisa menjadi lebih baik seperti saat ini.

Lebih baik dalam artian mendapatkan keadilan, kesetaraan, dan hak-hak yang sama seperti seorang pria. Padahal, Islam begitu memuliakan seorang wanita. Mulai mereka masih menjadi anak-anak hingga telah mengemban amanah menjadi seorang ibu.

Sebelum Indonesia memiliki Kartini, sejatinya Islam telah memiliki para pejuang perempuannya terlebih dahulu. Berikut beberapa nama dan peran para muslimah di zaman Rasulullah saw.

Khadijah binti Khuwailid: Pendukung Setia dan Pejuang Perempuan Pertama Islam

Khadijah binti Khuwailid adalah sosok yang begitu mulia dan berpengaruh dalam sejarah Islam. Dalam banyak hadits, keutamaan Khadijah diakui dan disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Perempuan pemeluk Islam pertama ini memiliki kontribusi yang luar biasa dalam dakwah Islam. Tak hanya sebagai bentuk kepatuhan terhadap sang suami, Rasulullah saw., tetapi Khadijah betul-betul melakukannya karena Allah.

Keputusan Khadijah untuk beriman kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. adalah langkah awal yang sangat penting bagi penyebaran Islam. Keberanian dan keyakinannya pada masa-masa awal tersebut menjadi pilar yang kokoh bagi tegaknya agama yang kemudian akan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Keberanian istri pertama Rasulullah ini tidak hanya terlihat dalam dukungan moral dan spiritualnya. Sebagai seorang wanita yang mandiri secara ekonomi, Khadijah memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung perjuangan Islam melalui kekayaannya.

Ketika kaum Quraisy memboikot Nabi Muhammad dan para pengikutnya, Khadijah tanpa ragu-ragu menggunakan hartanya untuk menyediakan kebutuhan hidup bagi mereka. Tidak hanya itu, Khadijah juga membantu dalam membebaskan budak-budak yang telah memeluk Islam dari tuan-tuan mereka yang kejam. Setiap kali ada kebutuhan yang mendesak dalam perjuangan Islam, Khadijah selalu siap memberikan bantuan finansial yang diperlukan. Bahkan, saat Rasulullah Saw. dan para pengikutnya diasingkan dan dikepung selama tiga tahun dalam pemboikotan ekonomi oleh kaum Quraisy di Lembah Abu Thalib, Khadijah menggunakan seluruh kekayaannya untuk memastikan bahwa mereka tidak kekurangan apapun.

Perempuan tangguh ini wafat di tahun yang bersamaan dengan meninggalnya paman Rasulullah saw. Ini menyebabkan tahun tersebut dikenal dengan “Amul Huzn” aau tahun kesedihan. Rasulullah saw. kehilangan dua orang terkasihnya yang dengan seluruh jiwa raga begitu berarti dalam mendukung dakwah Islam.

Baca juga: Kisah Khalid bin Walid, Pedang Allah yang Tak Terkalahkan l YDSF

Peran Ummul Mukminin dan Shahabiyah Lain

Tak hanya Khadijah, dalam Islam juga ada sederet nama-nama penting yang turut berjuang menegakkan dakwah. Mereka berjuang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Kita mulai dari Aisyah r.a. Putri Abu Bakr ash Shiddiq r.a. ini merupakan salah satu ummul mukminin yang terkenal karena banyaknya hadits yang diriwayatkan dari beliau. Melalui kecerdasan yang Allah berikan pada Aisyah, membuat dirinya mudah menghafal apa-apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw.

Berikutnya, kita mengenal pula Hafsah, salah satu ummul mukminin yang juga merupakan putri dari Umar bin Khattab r.a. Bila dari Aisyah kita dapat mengetahui banyak hadits, maka dari Hafsah-lah kita dapat membaca Al-Qur’an secara lengkap dan rapi seperti saat ini. Ketika Allah memberikannya kepandaian untuk membaca dan menulis, ia gunakan untuk mengabadikan mushaf Al-Qur’an. Dirinya juga dikenal sebagai penjaga Al-Qur’an.

Sedangkan dalam medan perang, Islam memiliki dua perempuan heroik yang terkenal karena perjuangannya. Mereka adalah Nusaibah binti Ka’ab dan Khawla binti Al Azwar.

Nusaibah dijuluki sebagai perisai Rasulullah, karena perjuangannya pada Perang Uhud. Dalam pertempuran tersebut, ketika situasi menjadi kacau dan banyak sahabat Nabi terluka atau melarikan diri, Nusaibah dengan gagah berani maju ke garis depan. Ia tidak hanya melindungi Nabi Muhammad Saw. dengan tubuhnya sendiri, tetapi juga melawan musuh dengan pedang dan panah. Ia juga turut dalam Perang Hunain dan Yamamah.

Untuk Khawla, kisahnya terkenal saat Perang Badar pecah. Semasa mudanya, Khawla melatih diri berlatih anggar dan berkuda. Berawal menjadi seorang tenaga medis di medan perang, Khawla ikut berjuang bersama Muslim saat penaklukan Kekaisaran Bizantium di bawah komandan Khalid bin Walid. Meski sempat menyembunyikan identitasnya selama di medan perang, Khawla pun akhirnya mengukapkan kepada Khalid.

Masyaa Allah, begitu banyak para pejuang perempuan Muslim yang dapat kita teladani. Berjuang dari bidang atau kemampuan lebih yang telah dititipkan Allah. Mungkin akan ada kata menyerah, ketika lelah cukupkanlah dengan mengingat Allah Swt. (berbagai sumber).

 

Wakaf di YDSF


 

Artikel Terkait

Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF

 

Serunya Milad 37 YDSF di DBL Arena Surabaya

Tags: kartini dalam islam, kartini islam, ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: