Hari Ayah
Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 12 November 2006. Peringatan ini,
dipelopori oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Layaknya Hari Ibu,
peringatan Hari Ayah Nasional diperingati sebagai bentuk penghargaan atas peran
dan perjuangan seorang ayah untuk keluarganya.
Momen perayaan
ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk lebih menghormati, menghargai,
serta mengakui keberadaan ayah dalam hidup. Namun, dalam pandangan Islam,
seharusnya tak perlu menunggu hari tertentu untuk berbakti kepada ayah maupun
ibu. Sudah menjadi tugas bagi seorang anak untuk selalu menghormati kedua orang
tua di mana pun dan kapanpun berada.
Sebagaimana
firman Allah Swt.,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ
أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ
عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23).
Kedudukan Ayah Dalam Islam
Seorang Ayah
memang tidak pernah merasakan susahnya mengandung dan melahirkan anak. Tetapi,
tanggung jawab ayah dalam keluarga sangatlah besar. Kedudukannya pun tak kalah
penting dengan posisi Ibu dalam kehidupan rumah tangga. Dalam Islam, terdapat beberapa
peranan yang harus dimiliki seorang ayah. Di antaranya:
1. Ayah
sebagai pemimpin keluarga
Kedudukan paling
utama yang dimiliki oleh seorang ayah yaitu sebagai pemimpin atau kepala
keluarga. Layaknya seorang pemimpin yang bertanggungjawab atas wilayahnya, ayah
pun memiliki peran yang sama dalam keluarganya. Hal ini tercantum dalam firman
Allah surah An-Nisa’ ayat 34.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,…”
Baca juga: Teladan Kepemimpinan Ayah dalam Keluarga | YDSF
Maksud dari kaum
laki-laki dalam ayat tersebut yaitu seorang suami bagi istrinya dan ayah bagi
keluarganya. Ayah berperan sebagai petunjuk, mau dibawa ke mana serta bagaimana
keluarganya akan dibentuk. Caranya dalam mengambil keputusan, menyelesaikan
masalah, serta membimbing akan sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarganya.
Semua hal
tersebut, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Sebagaimana
dalam hadits, dari Abudllah bin Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda,
“Setiap kalian
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.
Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan
diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah
pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin
dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.
Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan
dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari
& Muslim).
Maka, sangat
penting bagi seorang ayah untuk memiliki jiwa kepemimpinan serta taat kepada
Allah Swt. Sehingga, tatkala menjadi kepala keluarga, ayah tak asal dalam memimpin
keluarganya dan akan membimbing ke jalan yang diridhai Allah Swt.
2. Ayah berperan
dalam memenuhi nafkah lahir dan batin
Kedudukan ayah
yang tak kalah penting yakni sebagai pencari nafkah utama dalam keluarganya. Hal
ini juga disebutkan dalam firman Allah Swt., “...Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.” (QS. Al-Baqarah:
233).
Namun, dalam
mencari nafkah pun tak boleh asal. Wajib bagi ayah untuk memastikan bahwa nafkah
yang sedang dicarinya halal dan baik untuk keluarganya. Ini pun menjadi bagian
dari perintah Allah Swt. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Wahai manusia!
Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168).
Adapun nafkah
yang harus dipenuhi ayah untuk keluarganya yaitu mencakup nafkah lahir dan
batin. Nafkah lahir berarti mampu memenuhi kebutuhan duniawi seperti kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Sedangkan nafkah batin berhubungan dengan kebutuhan batin
bagi istri dan anak-anaknya, yang meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa
aman, juga bimbingan dalam hal ibadah dan akhlak.
3. Ayah sebagai
teladan bagi anak-anaknya
Selain sebagai
pemimpin dan pencari nafkah bagi keluarga, seorang ayah juga berperan sebagai teladan
bagi anak-anaknya. Seorang anak akan cenderung mengikuti perilaku yang
dilakukan oleh sang ayah. Segala sikap, perbuatan, serta kepribadian ayah akan membawa
pengaruh yang besar bagi anak.
Baca juga: Pola Pendidikan Najmuddin Ayyub, Ayah Sang Ksatria Shalahuddin Al-Ayyubi | YDSF
Oleh sebab itu,
seorang ayah perlu memberikan keteladanan yang baik untuk anak. Sebagaimana yang
dilakukan oleh Luqman Al Hakim terhadap anaknya yang tercantum dalam Al-Qur’an.
“Dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).
Begitu penting kedudukan
ayah untuk anak-anaknya. Bahkan dalam Al-Qur’an terdapat 17 dialog antara anak
dengan orang tua, dan 14 di antaranya merupakan dialog anak dan ayah. Maka,
jangan sampai seorang ayah lepas tanggungjawab terhadap tumbuh kembang anak.
Jadikan Hari Ayah sebagai
Pengingat
Memang,
peringatan Hari Ayah Nasional bukan menjadi bagian dari tradisi dalam agama Islam.
Namun, peringatan setiap tanggal 12 November ini dapat dijadikan sebagai
pengingat untuk umat muslim.
Pengingat bahwa
di balik bahagianya sebuah keluarga, suksesnya pendidikan dan karir seorang
anak, juga terpenuhinya segala kebutuhan dalam keluarga, terdapat seorang ayah
yang berjuang sekuat tenaga demi pencapaian tersebut.
Maka, sebagai saksi atas perjuangan ayah, hendaklah kita selalu menghormati, menghargai, mengapresiasi, serta memberikan cinta dan perhatian untuk ayah setiap harinya, bukan hanya hari khusus saja. Dan jangan lupa pula untuk selalu berdoa memohon kepada Allah Swt. agar ayah kita senantiasa diberikan keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. (berbagai sumber).
Sedekah Mudah:
Artikel Terkait:
Peran Ayah dalam Mengajarkan Aqidah dan Keterampilan | YDSF
Ayah, Sang Pemimpin | YDSF
Peran Sentral Ayah dalam Keluarga | YDSF
Peran Penting Ayah di Keluarga | YDSF
Mendidik Anak Komunikatif Dengan Orang Tua | YDSF
Adab Anak terhadap Orang Tua dalam Islam | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF