Mendidik Anak Komunikatif dengan Orang Tua | YDSF

Mendidik Anak Komunikatif dengan Orang Tua | YDSF

15 November 2019

Alquran telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang anak berkomunikasi dengan orangtuanya. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS 17:23).

Ayat ini menjelaskan kepada kita untuk berbuat baik kepada orangtua. Jangan pernah berkata “Ah” yang bisa menyakiti hati orangtua. Mengucapkan kata “Ah” saja tidak dibolehkan, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Tetap hormat kepada orang tua, walaupun kita lebih pandai, lebih kaya, dan lebih dalam segala hal. Berkatalah dengan perkataan yang mulia. Tantangannya adalah sebagai orangtua bagaimana mengajarkan anak agar bisa bersikap baik kepada orangtua. Punya sifat hormat, tidak berkata kasar, tidak suka memerintah orangtua, dan sebagainya.

Pertama, anak harus mendapat contoh atau teladan yang baik. Sebagian besar perilaku anak adalah meniru apa yang ia lihat. Jika orangtuanya berkata kasar dan sering membentak, maka suatu saat anak akan membentak orangtuanya. Karena dalam memorinya dulu ia pernah dibentak oleh oranguanya.

Strategi pembelajaran yang paling baik kepada anak adalah contoh atau teladan yang baik. Dari orangtua yang lembut tutur katanya, akan lahir anak yang lembut. Orangtua yang kasar besar kemungkinan anaknya juga kasar.

Kedua, anak harus mendapatkan lingkungan yang baik. Jika anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang baik tetapi ia mendapati lingkungan yang kurang baik, akan memengaruhi pelilakunya. Akibatnya timbul kekerasan dalam hatinya, kekasaran dalam tutur kata.

Lingkungan ini biasanya teman sepergaulan. Dialami saat usia remaja. Ketika remaja ia sudah mulai mengenal lingkungan. Kita biasakan berbicara dengan lemah lembut kepada oranglain dan kepada anak-anak. Kita bangun lingkungan yang baik, mulai dari di lingkungan RT sampai ke lingkungan sekolah.

Pada zaman ini perspektif orangtua dan anak cenderung berbeda. Ada tantangan untuk merangsang anak agar lebih terbuka dengan orangtua. Tentunya dengan komunikasi yang baik.

Berikut beberapa tips agar anak bersikap terbuka kepada orangtua:

1. Mulai terbuka dengan anak

Ada seorang dosen komunikasi yang bertanya, “Ustadz, saya mempunyai tiga anak perempuan. Tidak ada satu orang pun yang mau curhat sama saya.” Saya tanya balik “Apakah ibu sering curhat kepada anak-anak?” “Loh, kenapa saya harus curhat?” tanyanya balik. Bagaimana anakanak mau curhat kalau orangtua tidak memulai pembicaraan dengan anak.

Orangtua harus rela memulai untuk curhat. Tidak harus selalu anak yang memulai mengajak bicara orangtua untuk menanyakan problem dan solusike orangtua.

Misalnya bertanya ke anak tantang hal-hal yang lebih dikuasai anak. Misalnya tentang handphone. Ini sama dengan curhat. Intinya mengajak komunikasi anak. Setelah selesai jangan lupa mengucapkan terima kasih.

Dengan memberi contoh bahwa kita terbuka kepada anak akan mendorong anak untuk terbuka kepada kita. Jangan pernah bermimpi anak akan terbuka jika kita tidak pernah terbuka kepada anak. Anak akan bersikap wait and see.

2. Hindari menjastifikasi dan mintalah izin ketika hendak menasihati anak

Jadilah pendengar yang baik. Artinya, jika anak masih mau curhat kepada orangtuanya, berarti anak masih sangat hormat kepada orangtua. Maka, apapun yang diceritakan anak jangan cepet-cepet ditimpali atau dihakimi.

Bukalah kedua telinga. Ketika anak sudah selesai dan kita mau memberi masukan atau nasihat, mintalah izin kepada anak.

Misalnya anak bercerita bahwa dia mulai ada rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Jangan langsung dihakimi: “Kamu masih kecil, jangan bahas gituan!” Terimalah, dengarkan, beri pujian: “Wah, anak Abi sudah mulai remaja nih.” Boleh kan Abi memberi saran. Jika anak belum siap menerima masukan maka jangan diberi masukan dulu. Tunggu saat yang tepat.

3. Tidak Selalu Memerintah Anak

Ketika berkomunikasi dengan anak, hindari terlalu memerintah. Anak zaman sekarang tidak suka selalu diperintah. Contohnya anak masih memegang HP saat waktunya tidur. Biasanya kita bilang “Nak, ayo segera tidur, jangan main HP terus.” Coba kita ganti dengan: “Nak, sekarang sudah jam 10, waktunya tidur.” Fokus pembicaraan pada kata tidur, bukan pada HP. Kita ubah kata-perintah menjadi sebuah informasi.

Cara komunikasi kita menentukan keterbukaan anak kepada orangtua.

4. Membangun Kedekatan

Kedekatan ini tidak hanya dalam bentuk verbal, tapi juga kedekatan fisik. Tak jarang komunikasi nonverbal ini lebih kuat daripada komuikasi verbal. Misalnya. Jika dalam kelurga kita sudah bisa shalat berjamaah di masjid. Anak sedang nonton TV dan adzan sudah berkumandang, anak cukup diusap punggungnya sebagai isyarat mengajak untuk segera ke masjid. Hal ini lebih efektif daripada dengan kata-kata. Membangun kedekatan dengan komunikasi non verbal, supaya anak nyaman, sentuhannya pun sentuhan halus.

5. Buatlah Forum Keluarga

Bangun keluarga yang baik, hindarkan hal-hal yang mengganggu komunikasi seperti HP dan TV. Buatlah suasana makan bersama di rumah.

Dalam rumah tangga ada halhal yang bisa menjadi pendorong dan penghalang komunikasi antaranggota keluarga. Contohnya HP. Ketika berbicara dengan anak dan masingmasing kita sibuk dengan HP, komunikasi tidak akan efektif. Orangtua harus tau kapan anak bisa diajak berkomunikasi.

Hendaknya orangtua membuat peraturan kapan menggunakan HP. Ketika tidak menggunakan HP saat itulah momen yang tepat untuk berkomuikasi dengan anak. Buatlah lingkungan mendukung komunikasi orangtua dan anak. (Habibi)

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi Februari 2019

 

 

Baca juga:

Mengasuh Anak Generasi Milenial | YDSF

JANGAN TERBIASA BERBOHONG PADA ANAK | YDSF

Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF

Televisi Bukan Teman Anak

INILAH KUNCI SUKSES BUNDA YATIM MENDIDIK ANAK | YDSF

Televisi Bukan Teman Anak

Inilah 4 Cara Mendidik Anak Menjadi Pahlawan Secara Islami | YSDF

CARA MEMIMPIN GENERASI MILENIAL | YDSF

Mengenal Generasi Milenial | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: