Sebagai seorang
muslim yang sedang menghadapi musibah, kita diajarkan untuk berikhtiar,
berserah diri, dan tak bosan memanjatkan doa kepada Allah Swt. Doa ketika
mendapat musibah menjadi salah satu obat yang manjur, serta perantara terbaik
kita dengan Allah.
Dalam bahasa
Arab, kata ‘musibah’ memiliki banyak penyebutan. Utamanya, bila disebutkan
dalam Al-Qur’an, hadits, atau doa-doa Islam, maka kita tidak bisa hanya mengacu
pada terjemahan teksnya saja. Setidaknya sebanyak lebih dari 70 kali kata
musibah disebutkan dalam 53 surah Al-Qur’an.
Secara umum, kata
Arab yang diserap menjadi kata ‘musibah’ adalah kata ‘ashabah’. Yang memiliki
arti bencana atau malapetaka. Atau, juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang kedatangannya tidak enak untuk manusia. Sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), musibah berarti peristiwa yang menyedihkan; malapetaka,
bencana.
Cara Muslim Menghadapi Musibah
Setiap datangnya
musibah kepada seorang hamba, dapat dijadikan sebagai bentuk ujian atau adzab,
Tergantung bagaimana perspektif dan cara menyikapinya. Maka, percayalah bahwa
setiap datangnya musibah pasti akan ada pertolongan Allah Swt.
Untuk dapat
mencapai titik tenang dan terang dalam menghadapi musibah, tentu ada beberapa
langkah terbaik yang dapat kita tempuh. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam
surah at-Taghaabun ayat 11 yang artinya, “Tidak ada sesuatu musibah pun yang
menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barang siapa yang beriman kepada
Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Cara untuk kuat
menghadapi musibah:
1.
Bersabar & muhasabah
Allah Swt. berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156)
Selain itu, jangan lupa untuk juga melakukan muhasabah atau instropeksi
diri. Selama sebelum dan saat menghadapi musibah apakah kita sudah istiqamah
berada di jalan-Nya. Atau, masih sering mencari celah untuk lalai.
2.
Selalu husnudzan & berdoa
Di balik setiap kesulitan yang kita hadapi (utamanya bila selalu mengingat
Allah saat menghadapinya), maka akan kita petik buah terbaik. Seperti, akan
diberikannya kemudahan dalam menghadapinya, diberikan kelapangan dan nikmat
setelahnya, hingga akan digugurkannya dosa-dosa kita. (HR. Muslim dan Bukhari)
Selain itu, jangan lupa pula untuk selalu memanjatkan doa terbaik agar
Allah senantiasa memberikan petunjuk untuk kita.
3.
Percaya bahwa musibah yang dihadapi tidak akan melebihi kemampuan
Setiap
hal yang sedang kita hadapi, sejatinya telah tertuliskan di lauh mahfudz. Pun
dengan musibah muncul. Meski terkadang, terasa seperti bertubi-tubi datangnya,
tetapi tetap harus diyakini bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar
batas kemampuannya. (QS Az-Zumar: 10)
Baca juga:
Berdoa dengan Menyebut Nama Perantara (Tawassul) Orang yang Sudah Meninggal | YDSF
Doa Pagi Hari Ajaran Nabi Muhammad saw. | YDSF
Ummu Salamah Berdoa Ketika
Mendapat Musibah
Ummu Salamah
merupakan salah satu mukminin yang berasal dari kaum Quraisy, keluarganya pun sangat
dihormati. Ayahnya dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan. Setiap ada
orang yang safar bersama mereka, maka berbagai perbekalan akan selalu lengkap
dan disediakan olehnya. Maka, orang-orang saat itu menjuluki ayahnya dengan
sebutan Zadurrakib (penjamu musafir; pembekal para kafilah).
Sebelum menjadi
istri Rasulullah saw., pemilik nama asli Hind binti Abu Umayyah bin al-Mughirah
bin Abdullah bin Amr bin Makhzum ini pernah menikah dengan putra dari pamannya.
Suaminya bernama Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Qurasyi.
Atau, lebih dikenal dengan sebutan Abu Salamah.
Abu Salamah termasuk
dalam barisan orang-orang awal yang beriman kepada Allah Swt. dan Rasulullah
saw. saat itu. Dirinya begitu getol dan rajin mengikuti dakwah Rasulullah.
Bahkan, ikut serta menjadi mujahid di beberapa peperangan untuk membela Islam.
Salah satu hal
yang beliau hafalkan dan ajarkan kepada keluarganya adalah tentang bagaimana
doa seorang muslim saat menghadapi musibah. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah
seorang muslim ditimpa suatu musibah. Kemudian ia beristirja (mengucapkan innalillahi
wa inna ilaihi raji’un) saat musibah tersebut terjadi. Setelah itu berdoa,
‘Ya Allah berilah aku pahala atas musibahku ini. Dan gantikanlah dengan yang
lebih baik darinya’. Kecuali Allah akan mengabulkannya.”
Hingga pada
akhirnya, Abu Salamah meninggal akibat bekas luka perang yang dialaminya. Dalam
beberapa literasi, ada yang menyebutkan karena Perang Uhud, tetapi ada juga
yang menyebutkan Perang Badar.
Ummu Salamah
mengamalkan apa yang disampaikan oleh Abu Salamah tentang beristi’raj tersebut.
Usai masa iddah, sempat ada lamaran dari Abu Bakr ash-Shiddiq dan Umar bin
Khattab. Namun, ia menolak. Hingga akhirnya datang lamaran dari Rasulullah saw.
Dirinya sempat bingung, hingga menceritakan segala kekurangannya, tetapi
Rasulullah saw. meyakinkannya. Akhirnya, Ummu Salamah menjadi istri dari
Rasulullah saw.
Berikut doa
lengkap untuk menghadapi musibah,
“Inna lillahi
wa inna ilayhi raji’un, Allahumma ajirni fi musibati wa akhlif li khairan
minha,”
Artinya, “Sesungguhnya
kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya
Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku
ganti yang lebih baik daripadanya.” (HR. Muslim)
Semoga Allah menguatkan
dan mempermudah segala langkah kita dalam menghadapi musibah saat ini. Aamiin.
Sedekah Menolak Musibah
Artikel Terkait:
Cara Mencari Berkah (Tabarruk) Allah Sesuai Syariat Islam | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
5 Hajat Asasi Manusia Menurut Islam | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF