Dari Hanya Sekedar Ada Menjadi Bermanfaat | YDSF

Dari Hanya Sekedar Ada Menjadi Bermanfaat | YDSF

4 Juni 2022

Ketika mendapatkan tugas untuk observasi sekolah, ada sebuah kondisi yang lazim dijumpai. Mungkin kondisi ini tidak hanya dijumpai di sekolah-sekolah, tapi di beberapa institusi lain. Apakah kondisi tersebut? Mempunyai tapi tidak berfungsi. Jika kondisi ini ada di sekolah, mereka mempunyai banyak sekali dokumen, namun dokumen itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Contohnya yaitu dokumen sederhana dalam bentuk afirmasi (penegasan) yang sering kita jumpai di sekolah semisal kebersihan adalah sebagian dari iman. Namun dengan sangat mudah dijumpai di sekeliling afirmasi tersebut sampah berserakan. Dan yang lebih aneh lagi banyak guru maupun siswa berlalu-lalang di sekitar afirmasi tersebut terpasang seolah tidak peduli. Dokumen yang lebih lengkap dimiliki oleh sekolah semisal dokumen kurikulum pun banyak yang tidak dipahami fungsinya. Entah karena guru merasa sudah sangat menguasai (?) atau memang tiada kepedulian?

Bahkan dokumen yang dimiliki oleh sekolah karena ada persyaratan akreditasi sekolah, lebih banyak belum difungsikan sebagaimana tuntutan akreditasi. Kondisi itu secara umum dijumpai di banyak sekolah, baik negeri maupun swasta, umum maupun beragama.

Mengapa bisa terjadi? Seolah-olah tidak ada hubungan antara dokumen dengan fungsinya. Ibarat sebuah pengetahuan, maka dokumen-dokumen itu adalah sebuah pengetahuan, maka banyak sekali pengetahuan yang sudah ada di sekolah. Namun pengetahuan tersebut belum mengarahkan warga sekolah untuk menjadi lebih baik (dari sisi keterampilan dan sikap).

Dokumen afirmasi kebersihan adalah sebagian dari iman belum bisa menjadikan para guru dan siswa untuk paham tentang pentingnya iman terhadap kebersihan yang kemudian berujung pada munculnya perilaku bersih. Dokumen kurikulum belum bisa menjadikan banyak guru untuk menjadi seorang pembelajar yang kreatif dan inovatif dengan tetap menjunjung tinggi akhlak. Justru yang banyak terjadi adalah banyak guru yang melemahkan fungsi dokumen kurikulum tersebut melalui kegiatan copy and paste perangkat pembelajaran, alih-alih mengembangkannya.

Baca juga: Pendidikan Karakter Generasi Visioner | YDSF

Tentu saja kondisi ini menjadi sebuah ironi apabila kita hubungkan dengan tujuan pendidikan nasional kita sebagaimana UU no. 20/2003 Pasal 3 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Mengapa bisa terjadi?

Berdasarkan hasil obervasi, wawancara, maupun diskusi kelompok kecil, kondisi-kondisi mempunyai tapi tidak berfungsi sebagaimana gambaran di atas bisa terjadi karena beberapa sebab:

1. Lemahnya keyakinan

Artinya adalah masih banyak kepala sekolah dan guru yang tidak yakin bahwa dengan memfungsikan dokumen sekolah akan menjadikan tujuan pendidikan bisa diwujudkan dengan lebih baik. Biasanya yang lebih mengemuka adalah kendala-kendala internal maupun eksternal.

2. Kurangnya kepahaman

Sebagian guru tidak paham bagaimana agar dokumen-dokumen itu bisa berfungsi dan memberikan efek perubahan ke arah yang lebih baik.Apa yang menyebabkan tidak mudah memahami, jawaban yang lazim muncul di antaranya adalah masih terlalu banyak tugas.

3. Lemahnya kepemimpinan

Pimpinan sekolah kurang menguasai bagaimana menggerakkan anak buahnya untuk lebih baik secara sistem.

Sebab lainnya

Termasuk dalam kategori ini diantaranya adalah permasalahan kesejahteraan guru yang kurang (terutama di sekolah swasta yang belum berkembang), lingkungan yang kurang kondusif untuk berkembang, dan kurangnya motivasi menjadi guru.

Baca juga: 10 HAL PENTING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK | YDSF

Bagaimana sebaiknya?

Tentu saja permasalahan ini bukanlah bisa diselesaikan dalam hitungan hari atau bulan. Diperlukan kesungguhan dalam memperbaikinya. Diawali dengan pentingnya kesadaran tentang standardisasi sebagaimana tujuan pendidikan. Bahwa lembaga pendidikan hadir sebagai jawaban atas permasalahan yang ada, bukan sumber masalah baru. Beberapa langkah bisa menjadi alternatif untuk perbaikan kualitas dari hanya sekadar mempunyai menjadi berfungsi:

Meluaskan cara pandang pengelola sekolah, bahwa keberadaan dokumen sekolah adalah sebagai dasar pijakan. Keyakinan terhadap cara pandang ini akan sangat membantu menjadi bahan bakar bagi pengelola sekolah untuk menciptakan sistem yang lebih baik. Keyakinan ini juga akan membantu kepala sekolah dan guru untuk sungguh-sungguh dalam meningkatkan tidak hanya pengetahuannya, namun juga keterampilan, dan sikap. Kuatnya keyakinan juga akan mempengaruhi tindakan (amal shalih) yang lebih berkualitas dan berdampak lebih luas.

Meningkatkan kualitas kepemimpinan sekolah mulai dari kepala sekolah, wali kelas, hingga siswa, dan orangtua siswa (bila memungkinkan). Kepemimpinan yang baik akan mampu mengarahkan dan mendayagunakan seluruh dokumen sekolah agar menjadi berfungsi optimal.

Memantapkan sistem pengelolaan sekolah yang standar, sebagaimana pemerintah sudah membantu dengan adanya standar nasional pendidikan. Pemantapan pelaksaaan standar nasional pendidikan dengan sistem yang baik akan memberikan peluang terjadinya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Aneka dokumen yang seharusnya ada sesuai dengan standar nasional pendidikan akan terkonversi dari sekadar ada menjadi berguna.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi November 2017

Featured Image by unsplash

 

Sedekah Online:



Artikel Terkait:

Potret Pendidikan Karakter Keluarga Nabi Ibrahim | YDSF
Pola Pendidikan Najmuddin Ayyub, Ayah Sang Ksatria Shalahuddin Al-Ayyubi | YDSF
Melahirkan Imam Al-Ghazali Milenial Dengan Bantuan Pendidikan | YDSF
Pendidikan dan Hukum Hijab untuk Anak-Anak dalam Islam | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
Tips Mendidik Anak Berkarakter | YDSF

Tags: Pendidikan, Bermanfaat, Orang Bermanfaat

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: