Apakah boleh percaya dengan ramalan zodiak
dalam Islam? Jawabannya dengan tegas dan pasti adalah tidak boleh dan hukumnya
haram. Mirisnya, belakangan hal-hal tentang ramalan zodiak dan khodam sangat
laris manis.
Dalih memberi tahu prediksi-prediki baik dan
tips-tips bagaimana agar terhindar dari ramalan buruk mereka, menjadi daya
tarik tersendiri. Terkhusus, bagi para pemuda, milenial maupun gen Z. Bagi
mereka yang merasa masih belum menemukan jati dirinya, dan mau dibawa ke mana
kelak perjalanan hidupnya.
Islam dengan tegas melarang keras mengadu
nasib melalui ramalan. Sebagaimana firman Allah Swt. surah Al-Mulk ayat 5, “Sesungguhnya
Allah Ta’ala hanyalah menciptakan bintang untuk tiga tujuan: (1) sebagai hiasan
langit dunia, (2) sebagai pelempar setan, dan (3) sebagai petunjuk arah.
Barangsiapa yang meyakini fungsi bintang selain itu, maka ia berarti telah
berkata-kata dengan pikirannya semata, ia telah mendapatkan nasib buruk,
menyia-nyiakan agamanya (berkonsekuensi dikafirkan) dan telah
menyusah-nyusahkan berbicara yang ia tidak memiliki ilmu sama sekali.”
Apa itu Zodiak, Astronomi, dan Astrologi?
Istilah zodiak dalam bahasa Arab yaitu dikenal
dengan بُرْج (burj) bentuk jamak untuk بُرْج adalah بُروج (buruuj)
atau أبْراج (Abraaj). Artinya, area langit di mana posisi matahari,
bulan, bintang, dan planet-planet diyakini sebagai astrologi yang mempengaruhi
perilaku manusia.
Sedangkan secara keilmuan, terdapat dua bidang
ahli yang mempelajari posisi benda langit, yaitu astronomi (tas-yir) dan
astrologi (ta’sir).
Ilmu Astronomi
Astronomi berasal dari bahasa Yunani, yakni “astro”
berarti bintang dan “nomos” berarti hukum, aturan. Maka, secara
etimologi astronomi diartikan sebagai ilmu bintang. Yaitu ilmu yang melibatkan
pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.
Ilmu ini mempelajari asal-usul evolusi, sifat, fisik dan kimiawi benda-benda
yang bisa dilihat di langit (dan luar bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Meski memiliki asal muasal yang sama, tetapi ilmu
astronomi berbeda dengan astrologi. Astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada metode ilmiah, seperti pengamatan, model, dan teori. Para
astronom menggunakan matematika, fisika, dan kimia untuk memahami dunia di luar
bumi. Sedangkan astrologi mencoba menarik hal-hal yang berhubungan dengan
bintang pada kehidupan manusia.
Ilmu Astrologi
Masih berasal dari bahasa yang sama, Yunani,
astrologi merupakan penggabungan dua kata yaitu “astro” berarti bintang dan
“logos” berarti ilmu. Secara mudahnya, astrologi ini menarik hubungan
antara gerakan bintang atau benda-benda tata surya lainnya dengan
kejadian-kejadian bahkan nasib hidup seseorang.
Seiring berjalannya waktu, ilmu ini mulai
ditinggalkan. Karena tidak semua kejadian alam di luar angkasa memiliki
korelasi yang tepat dengan kehidupan seseorang. Bahkan dalam Islam, astrologi
ini disebut dengan ilmu nujum yang jelas haram hukumnya.
Baca juga: Sujud Setelah Shalat | YDSF
Salah satu efek adanya astrologi yang masih
sering digunakan oleh beberapa pihak tertentu adalah tentang ramalan
berdasarkan rasi bintang. Atau, yang populer disebut dengan zodiak. Terdapat 12
zodiak yang sering digunakan yaitu Capricornus (kambing laut), Aquarius
(pembawa air), Pisces (ikan), Aries (domba jantan), Taurus (kerbau), Gemini (si
kembar), Cancer (kepiting), Leo (singa), Virgo (gadis perawan), Libra
(timbangan), Scorpio (kalajengking).
Pandangan Islam tentang Zodiak
Zodiak atau ramalan berdasarkan rasi bintang
berisi tentang ramalan keadaan asmara, keuangan, kesuksesan seseorang di masa
yang akan datang. Biasanya ramalan dikategorikan berdasarkan periode waktu.
Bisa harian, pekanan, bulanan, bahkan tahunan. Cara menentukannya pun dapat
dikatakan tidak pasti dan bertentangan dengan syariat.
Islam adalah agama yang mendorong umatnya
untuk menggunakan akal dan ilmu pengetahuan. Namun, dalam hal astrologi, Islam
memiliki pandangan yang tegas. Menurut ajaran Islam, kepercayaan pada ramalan
bintang, zodiak dan semacamnya dapat dikategorikan sebagai bentuk syirik yang
haram, karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Hal ini karena hanya
Allah yang Maha Mengetahui masa depan dan nasib setiap makhluk.
Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah,
hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Luqman: 34).
Para ulama seringkali menyamakan hukum membaca
ramalan bintang dengan hukum mendatangi tukang ramal yang mengklaim mengetahui
perkara yang ghaib. Keduanya dinilai sama haram hukumnya karena sama-sama
mempertanyakan hal ghaib di masa yang akan datang.
Apabila hanya sekadar membaca zodiak atau
ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak
membenarkannya, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya tidak
diterima selama empat puluh hari. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR.
Muslim). Imam Nawai menjelaskan maksud tidak diterima shalatnya adalah tidak
mendapatkan pahala, tetapi tetap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya.
Namun, bila telah membaca dan mempercayai
ramalan ataupun zodiak tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Al-Qur’an.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang
ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al-Qur’an yang
telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad).
Lalu, masihkah hati kita terbesit untuk
menggantungkan diri dan percaya pada ramalan-ramalan, padahal ada Rabb yang
Maha Mencukupi dan sebaik-baiknya tempat untuk bergantung? Naudzubillah,
cukuplah Allah sebagai tempat bersandar. (Berbagai Sumber).
Wakaf di YDSF
Artikel Terkait
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF