Ya! YDSF punya misi
jauh ke depan.
Tidak berhenti hanya
sebagai lembaga konvensional yang menangani zakat, infaq, sedekah, maupun wakaf
melalui aneka program yang ditawarkan.
YDSF punya misi jauh
ke depan.
YDSF dengan semangat
yang terjaga terus berupaya meningkatkan taraf pertumbuhan masyarakat.
Memberikan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan, dan tentu memberikan dampak
nyata pembangunan.
Kini, berbagai program
yang digarap YDSF telah selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
Sustainable Development Goals (SDGs). YDSF juga terus berupaya agar setiap
program yang dijalankan mampu tepat guna agar meningkatkan taraf hidup. Sekarang,
nanti, dan seterusnya, berdampak pada generasi mendatang.
Upaya pencapaian
target SDGs masuk dalam setiap denyut program YDSF. Program-program dirancang
agar mampu berkesinambungan. Misalnya, pembangunan sarana pendidikan dan tenaga
pendidik; pengentasan kemiskinan; infrastruktur peribadatan (masjid dan mushala);
penanganan kesehatan; pemberdayaan ternak, kebun, hingga usaha mandiri; air dan
sanitasi; sinergi mitra; hingga layanan kemanusiaan dinilai sebagai
program-program YDSF yang sustain, resisten, dan tak berbatas waktu.
Sebut saja salah
satunya program Wakaf YDSF. Pertengahan tahun lalu, YDSF melarungkan perahu
wakaf untuk nelayan di Lamongan. Tak sekadar memberikan perahu sebagai sarana
mencari nafkah, nelayan juga diupayakan mampu terhindar dari jerat riba yang
mengikat. Kesenjangan sosial antar nelayan semakin berkurang, dan tentunya,
taraf ekonomi nelayan semakin membaik.
Pemberdayaan Perahu
Wakaf YDSF dinilai memiliki langkah pembangunan berkelanjutan. Dalam SDGs,
adanya perahu wakaf masuk dalam beberapa kategori tujuan SDGs. Pertama, tujuan
ke-1 tanpa kemiskinan, ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta
ke-10 tentang berkurangnya kesenjangan.
Berkelanjutan
Direktur Pelaksana
YDSF Jauhari Sani menerangkan, sudah semestinya YDSF turut andil dalam program
berkelanjutan. Upaya ini sebagai bentuk amanah yang diemban YDSF dalam
mengelola dana umat. Program-program YDSF pun harus memiliki nilai lebih
berujud dampak meningkatnya taraf hidup masyarakat.
“Ketika kualitas
hidupnya meningkat, ekonominya ikut meningkat. Sehingga mereka bisa memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anaknya, agar nanti lahir generasi-generasi yang
lebih baik dari pendahulunya,” ujar Jauhari mengenai dampak pembangunan
berkelanjutan yang ditangani YDSF.
Secara
berkesinambungan YDSF juga terus mengkaji kondisi program-program yang berjalan
di masyarakat. Tanpa terlepas dalam program berkelanjutan, YDSF juga peduli
menangani berbagai program karitas.
Menurut Jauhari, tidak
semua program yang dijalankan menitikberatkan pada program jangka panjang.
“Mungkin 60 persen kita masih sifatnya karitatif (jangka pendek),” ujarnya.
Baca juga: MILAD KE-36 YDSF, MENYATU UNTUK MAJU
Sebelum melakukan
program berkelanjutan, YDSF tidak menutup mata dengan kondisi dan masalah di
lapangan. Misalnya kejadian kebencanaan yang seketika mengharuskan YDSF
memberikan uluran tangan. Tentunya program-program yang bersifat jangka pendek
telah masuk dalam uji prioritas dan urgensi bagi penerima manfaat.
“Misalnya kita
melakukan intervensi program di sebuah desa atau komunitas. Di sana masih
banyak fakir miskin, masih banyak anak-anak penderita stunting, tentu kita
intervensi gizi dulu, kita bagi-bagi untuk pangan, dan mungkin beberapa warga
kita bantu biaya hidup secara rutin,” lanjutnya.
Setelahnya, berbagai
bantuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Di sini, YDSF masuk
menerapkan program-program yang bersifat strategis dan berkelanjutan. Jadi,
program berkelanjutan tidak ujug-ujug dijalankan tanpa melihat aspek pendukung
lainnya. Tentu ini akan memengaruhi berjalannya program jangka panjang dengan
baik.
Landasan Syiar Islam
Meski mendukung
pembangunan global dalam SDGs, YDSF tidak serta-merta menanggalkan jati dirinya
sebagai lembaga kemanusiaan Islam. Dalam memperluas syiar Islam, bantuan yang
direalisasikan baik bersifat jangka pendek maupun panjang tetap diselaraskan
dengan Al-Qur’an.
Ini tidak terlepas
dari citra YDSF sebagai lembaga pengumpul dana zakat, infaq, sedekah, dan
wakaf. Dana yang masuk dari berbagai pintu tersebut dikelola agar menjadi
program berkualitas, tepat guna, dan tepat sasaran.
Sebagai lembaga yang
malang melintang mengelola dana umat selama hampir 37 tahun, YDSF berusaha
keras menjaga mutu program yang dijalankan. Program berkelanjutan yang sedang
dan akan dijalankan terus dipantau dan dievaluasi oleh tim YDSF. Dengan adanya
SDGs, YDSF berupaya memikul beban tanggung jawab tersebut dengan terus
menyelaraskan program.
Adanya penyelarasan
program yang beriringan dengan SDGs, lanjut Jauhari, tentu tetap perlu
melakukan revitalisasi program yang sesuai dengan visi dan misi lembaga.
Bertepatan pada Maret
nanti saat YDSF berusia 37 tahun, ungkap Jauhari, semua program-program YDSF
akan melalui tahap review. “Kita melakukan audit, apakah sudah tepat dan masih
relevan, baik secara kualitas, kuantitas, maupun intensitasnya,” tegasnya.
Langkah itu diambil
demi menjamin mutu program YDSF. Dengan kualitas layanan program yang baik,
diharapkan mampu menambah tebaran nilai manfaat dan impact sosial agar bisa
dirasakan semua pihak. Dengan ini, YDSF tidak hanya berkontribusi dalam
memberikan kemakmuran dalam tingkat nasional, melainkan sudah turut mendukung
dan berkontribusi dalam pembangunan kesejahteraan multinegara. (el/tim)
Rubrik Ruang
Utama Majalah Al Falah Edisi Januari 2024
Ikhtiar Solidaritas Kemanusiaan Palestina
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF