Terkabulnya Doa Para Nabi | YDSF

Terkabulnya Doa Para Nabi | YDSF

1 Agustus 2023

Mahabesar Allah Swt. yang telah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya penciptaan. Membekali manusia dengan berbagai macam potensi, yang bisa digunakan untuk mewujudkan semua yang dicita-citakannya. Namun, manusia tetaplah manusia. Sehebat-hebatnya manusia pastilah memiliki keterbatasan. Tidak semua tujuan dan cita-citanya bisa terwujud dengan sebatas usaha.

Kehidupan ini tak akan pernah lepas dari yang namanya masalah dan persoalan. Keduanya akan selalu ada dan datang silih berganti. Ketika datang persoalan tak jarang manusia merasa berputus asa dan kehilangan keyakinan untuk menyelesaikannya. Kekuatan dan semangat yang tadinya menggebu, tiba-tiba saja menghilang tidak berbekas saat masalah datang menerpa. Langkah kita menjadi gontai, tujuan kita menjadi kabur, dan cita-cita kita terasa semakin menjauh dari kenyataan.

Pada saat itulah frekuensi fitrah kita segera terbang tinggi ingin mencari solusi. Pikiran kita berputar menembus batas-batas kemampuan. Kita mengaduh dan mengeluh tentang berbagai macam persoalan pelik yang tenagh membelit, melilit dan menggerogoti cita bahagia kehidupan yang kini sedang kita rasakan. Kita mengiba dalam tangis-tangis penyesalan saat berbagai masalah yang tidak bersesuaian dengan hati dan kehendak kita.

Setiap manusia pastilah memiliki keterbatasan dalam segala hal. Tidak semua yang kita inginkan dan kita harapkan akan terwujud menjadi kenyataan. Semua dalam kerangka usaha manusia. Dan doa adalah keajaiban. Keajaiban untuk memperbesar harapan, meninggikan asa, dan menguatkan cita-cita.

Bahkan para nabi dan rasul yang merupakan hamba pilihan Allah pun menjadikan doa sebagai sarana yang digunakan untuk menghubungkan dirinya kepada Tuhannya. Pada saat diri merasa gelisah dikarenakan banyaknya beban masalah, persoalan demi persoalan yang datang menghampiri silih berganti, merasa terjepit dengan keadaan yang tidak bersesuaian dengan keinginan dan harapannya. Lalu hati menjadi galau karena banyaknya salah dan dosa, maka doa menjadi satu-satunya pilihan untuk mencari ketenangan dan sumber kekuatan.

Jaraknya doa dengan pengabulannya itu menguji kekuatan, sabar, iman, ridha, ikhlas serta tawakal kepada Allah yang Mahakuasa. Semakin lama jaraknya, semakin sering latihannya, dan lebih dalam pengaruhnya bagi kita. Kita harus belajar dari kesabaran dan kekuatan manusia-manusia teladan dalam mengamal salah satu adab dalam berdoa yaitu sabar dan penuh harap.

Misalnya doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim dan Ismail ketika sedang membenahi bangunan Kabah. Mereka berdua berdoa, “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah 129).

Baca juga: 13 Adab dalam Berdoa | YDSF

Terkabul Tiga Ribu Tahun

Jarak doa ini dengan terkabulnya konon sekitar lamanya 3 ribu tahun. Muhammad saw. adalah jawaban doa itu. Muhammad-lah yang mengajari kaum yang buta huruf untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mensucikan diri mereka dari dosa-dosa dan perilaku jahili, serta mempelajari kitab Allah dan peri tauladan manusia yang menjadi kemuliaan bagi mereka.

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al Jumuah 2).

Kekuatan doa Ibrahim dan Ismail menggambarkan telekomunikasi melalui frekuensi yang menembus jarak dan waktu. Para malaikat turut serta menyambungkan resonansi doa yang gaungnya bisa melipat waktu. Kekuatan doa ternyata jauh lebih dahsyat berkali-kali lipat dibanding dengan temuan teknologi telekomunikasi saat ini.

Doa adalah senjata orang beriman. Sebagai senjata, dengan doalah orang beriman itu berjuang mengarungi kehidupan. Karena sejatinya manusia itu lemah tiada daya. Walaupun segala daya dan upaya ia kerahkan, namun hanya sedikit yang bisa manusia lakukan. Pada saat itulah, manusia memohon kepada Sang Khalik.

Berdoa kepada Allah merupakan bagian dari ibadah. Doa merupakan kebutuhan fitri setiap manusia karena doa merupakan manifestasi dari suara hati sanubari paling dalam. Maka doa dan zikir adalah media untuk beserah diri secara total kepada Allah.

“Maka ingatlah kepada-Ku pasti Aku ingat kepadamu…” (QS. Al Baqarah 152). Maka keadaan paling baik bagi seorang hamba adalah yang ingat kepadaNya seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapi hidup dan menggapai harapan.

Nabi saw. berpesan, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan doanya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi saw. lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad 3/18).

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Mei 2017

 

Sedekah Mudah di YDSF

 

 


Artikel Terkait:

CARA MENGHITUNG ZAKAT PENGHASILAN | YDSF
Batasan Air untuk Wudhu | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
Menikah Tapi Tidak Cinta Suami | YDSF
MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
Tips Awal Memilih Pasangan Untuk Menumbuhkan Generasi Shalih | YDSF
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF

 

 

Riyadhus Shalihin Bab Taubat (BAGIAN 3) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh


Tags: terkabulnya doa, doa para nabi, ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: