Terjebak Kata ‘Seharusnya’ | YDSF

Terjebak Kata ‘Seharusnya’ | YDSF

20 Agustus 2022

Di luar kebiasaan, Ayah asyik mengotak-atik gawainya saat jagongan bersama Ibu dan dua putra-putrinya. Cuma sebentar, Ayah kemudian mempertontonkan video pendek. Belum lagi usai, sudah terdengar komentar.

“Saya sudah pernah menonton,” kata Irvan dan Putri hampir serentak.

“Baguslah!” kata Ayah.

“Menurut Putri malah bagus sekali. Dengan video yang durasinya cuma beberapa menit, tapi sudah berhasil menyampaikan pesan sangat dalam,” komentar Putri.

“Maksud Ayah bagus karena Ayah punya pertanyaan.”

“Oooo! Pertanyaannya?!”

“Dengarkan ya. Andai kamu berdua berada di dalam lift itu, menurut kamu siapa yang sebaiknya keluar?”

Ketika kakak beradik itu sedang berpikir, Ibu yang baru bergabung nyeletuk: “Videonya cerita tentang apa sih?!”

“Biar aku yang menjelaskan,” kata Irvan.

Video itu menceritakan keadaan di dalam lift yang tak bisa naik karena kelebihan penumpang. Penyebabnya karena seorang pemuda memaksa masuk lift yang sudah penuh. Semua orang memandang ke arahnya. Tapi pemuda itu cuek bebek lantaran telinganya tersumbat headset. Rupanya lagi asyik mendengarkan musik.

“Beberapa menit berlalu, tak ada satu pun yang berani menegur pemuda itu. Semua orang gelisah karena buru-buru. Sampai akhirnya dari kerumunan belakang seorang gadis minta jalan. Ia melangkah keluar. Lift pun bergerak naik,” tambah Putri.

“Yang membuat orang-orang merasa terpukul adalah fakta bahwa gadis itu ternyata menggunakan tongkat penyangga pada kedua tangannya,” sambung Irvan.

“Pertanyaan Ayah apa?” desak Putri.

“Kalau mau, Ibu boleh juga ikut menjawab,” kata Ayah seraya memandang Ibu.

“Berhadiah umroh ya!?” tutur Ibu.

“Andai Ibu, Irvan, dan Putri berada di dalam lift tadi, siapa yang sebaiknya keluar meninggalkan lift?!?”

“Tentu saja ya pemuda tadi.”

“Sepakat! Sebab pemuda itu yang masuk paling akhir. Dialah sumber masalahnya!”

“Menurut Ibu bagaimana?” tanya Putri.

“Jawabannya Ibu tulis di kertas saja. Ibu ingin kalian berdua menemukan jawaban yang tepat. Perhatikan dan teliti pertanyaan Ayahmu.”

Pernyataan Ibu membuat kakak beradik itu jadi penasaran. Dan, Ibu benar-benar menuliskan jawaban di secarik kertas lalu menyerahkannya kepada Ayah yang segera memasukkannya ke dalam saku.

Untuk beberapa saat lamanya suasana hening. Jawaban Irvan maupun Putri ternyata dinilai Ayah tidak tepat. Mereka akhirnya meminta Ayah menjelaskan.

“Biar Ibu saja yang menjelaskan.”

“Kita kan sudah tahu kalau pada akhirnya gadis bertongkat itulah yang keluar sehingga masalah kemacetan lift teratasi. Padahal kita tahu bukan dia sumber masalahnya!”

“Perhatikan! Pertanyaan Ayah tadi: Andai kita berada di dalam lift, siapa yang sebaiknya keluar lift?!?”

“Kamu berdua terjebak dalam kata SEHARUSNYA. Padahal pertanyaannya: SEBAIKNYA,” timpal Ibu.

“Ya, ya, ya. Kalau seharusnya, ya memang pemuda itu yang harus keluar,” kata Putri.

“Gadis itu memilih langkah jitu: sebaiknya saya yang keluar. Gadis itu berkorban. Dan masalah pun selesai! Kebaikan memang butuh pengorbanan!”

 

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Juli 2022

 

Sedekah Mudah di YDSF:


Artikel Terkait:

Allah Lebih Melihat Keikhlasan | YDSF
ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF
Berbakti Kepada Orang Tua yang Meninggal | YDSF 
PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF
Larangan LGBT dalam Islam dan Kisah Kaum Luth | YDSF
PERBEDAAN ZAKAT, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
MENUMBUHKAN KEBIASAAN BERBAGI MENJADI SEBUAH KEBUTUHAN HIDUP | YDSF

Tags: terjebak seharusnya

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: