Homo seksual atau yang saat ini dikenal dengan istilah LGBT merupakan sebuah perilaku menyimpang tentang orientasi seksual. Larangan LGBT dalam Islam sudah jelas dalam kisah kaum Luth. Karena, sebenarnya hal ini tentu juga masih ada kaitannya dengan kodisi psikis dan kedekatan seseorang dengan Sang Pencipta.
Bahkan, baru-baru ini juga sedang ramai di media digital terkait informasi tentang LGBT di beberapa institusi tertentu. Akibat dari perilaku menyimpangnya tersebut, pihak-pihak terkait juga telah menerima sanksi yang cukup berat. Meski, sebagian besar masyarakat ada yang pro dengan LGBT, tapi masih banyak juga orang-orang (terutama di Indonesia) yang berpedoman dengan hukum adat dan norma agama terkait kontra dengan LGBT. Apalagi saat ini pintu-pintu dosa sebenarnya sangat dekat dengan kita.
Hukum LGBT dalam Islam
Dalam Islam, LGBT dikenal dengan tindakan yang disebut faahisyah. Secara singkatnya, faahisyah dapat diartikan dengan jelek dan keji. Bahkan, ada pula yang mengartikan kata tersebut dengan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat. Dalam Al-Qur’an, kata faahisyah disebutkan sebanyak 23 kali di 19 surah yang berbeda. Terlebih, faahisyah juga condong diartikan pada perilaku maksiat dan dosa.
Al-Qur’an telah mengingatkan,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu faahisyah (perbuatan yang keji) dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra (17): 32).
Sedangkan, bila merujuk pada khusus homoseksual, maka redaksional kata yang digunakan adalah al-faahisyah (terdapat alif lam di depannya). Dengan awalan alif ini bermaksud memberikan penekanan untuk kata “besar”. Maksudnya adalah homoseksual memiliki dosa yang lebih besar dari zina. Orang-orang yang melakukan LGBT juga disebut sebagai orang-orang yang melampaui batas.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa homoseksual adalah perbuatan yang sangat hina,
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ
“Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” (QS. Al-A’raf: 80)
Kalimat “perbuatan yang sangat hina itu” kemudian dijelaskan di ayat berikutnya. Yakni, tentang perilaku seksual yang menyimpang, menyukai lawan jenis, yang dikenal dengan homoseksual. Dan seiring berkembangnya zaman, istilah tersebut menjadi LGBT. Maka, jelas hukum LGBT dalam Islam adalah haram.
Baca juga: Kisah Kaum Terdahulu yang Dibinasakan Allah | YDSF
Kisah Kaum Luth, LGBT dan Adzab Allah
LGBT atau yang berasal dari singkatan lesbian, gay, biseksual, dan transgender, sebenarnya sudah bukan merupakan sebuah perilaku menyimpang yang baru. Atau yang diada-adakan beberapa tahun ini. LGBT nyatanya sudah ada sejak zaman nabi dan rasul dalam Islam menyebarkan dakwah.
Sayangnya, justru beberapa negara maju perlahan mulai melegalkan pernikahan sesama jenis ini. Hak asasi manusia, menjadi alasan utamanya. Padahal, Allah telah memperingatkan kita dengan kisah Kaum Sodom yang terkena adzab karena melegalkan LGBT dengan masif.
Dalam beberapa literasi, menyebutkan bahwa Nabi Luth a.s. pernah sempat tinggal di Mesir bersama dengan Nabi Ibrahim a.s. Namun, kemudian Luth pindah ke Yordania, di mana Kaum Sodom tinggal. Di sinilah awal semua kisah tentang LGBT dimulai.
Bahkan, tak segan-segan, mereka menunjukkan kepada khalayak umum tentang perilaku homoseksual mereka. Suka dan melakukan hubungan sesama jenis oleh Kaum Sodom, bukan lagi sebuah rahasia. Karena kondisi mereka itulah, Allah Swt. mengutus Nabi Luth a.s. untuk berdakwah kepada Kaum Sodom. Agar mereka kembali pada jalan Islam yang benar.
Sayangnya, mereka justru semakin zalim, hingga Nabi Luth a.s. berdoa kepada Allah Swt.,
قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ ﴿٣٠﴾ وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا إِنَّا مُهْلِكُو أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا ظَالِمِينَ
”Luth berdo’a. ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu’. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini. Sesunguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Ankabut: 30-31)
Allah pun tidak tinggal diam melihat kezaliman mereka. Seperti yang telah disebutkan pada ayat di aas, bahwa Allah meluluhlantakkan Kaum Sodom karena perbuatan keji yang mereka lakukan sendiri. Kisah adzab untuk Kaum Sodom juga disebutkan dalam Surah Al-A’raaf ayat 84,
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.”
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Lut.” (HR. Nasa’i). (asm, berbagai sumber)
Artikel Terkait
6 AMALAN RINGAN DAN MUDAH MENUJU SURGA | YDSF
Adab Bercanda dalam Islam | YDSF
MEMUPUK SIFAT KEDERMAWANAN DAN MENELADANI RASULULLAH | YDSF
Berdoa dengan Menyebut Nama Perantara (Tawassul) Orang yang Sudah Meninggal | YDSF