Berbakti Kepada Orang Tua yang Meninggal | YDSF

Berbakti Kepada Orang Tua yang Meninggal | YDSF

18 Februari 2022

Tidak semua dari kita diberi kesempatan oleh Allah merawat orang tua dan berbakti kepadanya di akhir hayat. Sungguh beruntung mereka yang masih memiliki kedua orang tua, pintu surga masih terbuka lebar baginya. Karena orang tua merupakan pintu surga yang paling tengah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Ahmad).

Bagi kita yang telah ditinggal orang tua, bukan berarti kewajiban berbakti kepada orang tua telah gugur begitu saja. Kewajiban ini melekat dalam diri kita selama kita masih bernyawa. Lantas, Bagaimana cara berbakti pada orang tua ketika mereka telah tiada?

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata: “Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah. Ketika itu datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi  menjawab, “Iya. mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud).

Bentuk Bakti Kepada Orang Tua yang Meninggal

1. Mendoakan orang tua

Satu diantara tiga amal yang masih bermanfaat bagi seorang yang telah meninggal adalah anak shaleh yang mendoakan orang tuanya. Rasulullah saw. bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan do’a anak yang shaleh.” (HR. Muslim).

Betapa bahagianya orang tua ketika di alam barzah, amal keburukannya telah terhenti, tetapi ia selalu mendapat kiriman doa kebaikan dari anaknya. Doa anak diibaratkan air yang bisa menyejukkan dan menyegarkan dahaga saat di padang tandus.

Jika kita memang berniat menjadi anak shaleh yang mendoakan orang tua, maka jangan pernah tinggalkan doa untuk orang tua. Disetiap doa-doa kita, senantiasa gaungkan doa untuk orang tua. 

Baca juga: Bayar Zakat untuk Orang yang Meninggal | YDSF

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS Al Isra 24).

Semoga Allah mengampuni kesalahan orang tua kita.

2. Menyambung Silaturahim dengan Saudara dan Kerabat Orang tua

Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar, “Apabila Ibnu ‘Umar pergi ke Makkah, beliau selalu membawa keledai sebagai ganti unta, dan ia memakai sorban di kepalanya. Pada suatu hari, ketika ia pergi ke Makkah dengan keledainya, tiba-tiba seorang Arab Badui lewat, lalu Ibnu Umar bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau adalah putra dari si fulan?” Ia menjawab, “Betul sekali.” Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai itu kepadanya dan berkata, “Naiklah di atas keledai ini.” Ia juga memberikan sorbannya (imamahnya) seraya berkata, “Pakailah sorban ini di kepalamu.”

Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya, “Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah memberikan orang Badui ini seekor keledai yang biasa kau gunakan untuk bepergian dan sorban yang biasa engkau pakai di kepalamu.” Ibnu Umar berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik (ayahku) Umar (bin Al-Khattab).

3. Bersedekah Atas Nama Orang tua yang Telah Meninggal Dunia.

Dari Abdullah bin Abbas r.a., ia berkata: “Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah telah meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari).

Selama masih hidup, itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang tua. Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga.

Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Bakti pada orang tua adalah pintu terbaik dan paling tinggi untuk masuk surga. Maksudnya, sarana terbaik untuk masuk surga dan yang mengantarkan pada derajat tertinggi di surga adalah lewat mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu tersebut adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah Al-Ahwadzi, 6: 8-9).

Jika orang tua kita masih hidup, maka manfaatkanlah kesempatan berbakti padanya walau sesibuk apa pun kita.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi Oktober 2019

 

Featured Image by Pexels.

 

Sedekah Atas Nama Orang Tua:

 

Artikel Terkait:
Berdoa dengan Menyebut Nama Perantara (Tawassul) Orang yang Sudah Meninggal | YDSF
HUNTARA UNTUK KORBAN BENCANA | YDSF
Amanah Rumah Wakaf dari Sepupu yang Meninggal | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF

Tags: berbakti pada orang tua meninggal, bakti orang tua meninggal, berbakti pada orang tua

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: