Sedekah
memang merupakan salah satu ibadan sunah, tetapi apakah sedekah yang kita
lakukan sudah seperti sunah yang diajarkan Rasulullah saw.?
Sedekah
merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai penting dalam agama Islam.
Sedekah merupakan ajaran yang diterapkan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai bentuk
kepedulian terhadap sesama manusia dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt. Sedekah tidak hanya memiliki nilai kebaikan dalam kehidupan
dunia, tetapi juga dijanjikan pahala yang besar di akhirat. Dalam melakukan
sedekah, penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw. agar sedekah tersebut sesuai dengan sunah yang afdhal. Sunah yang
afdhal dalam berbuat sedekah merupakan tuntunan yang mengarahkan kita untuk
memberikan sedekah dengan ikhlas, tanpa memandang status sosial, dan dengan
memperhatikan kebutuhan serta kemaslahatan penerima sedekah.
Ada banyak
sunah yang bisa diamalkan saat bersedekah, sehingga ketika melakukannya kita
dapat merasa lebih lega, ikhlas, dan memperoleh banyak keberkahan-Nya. Berikut
kami telah merangkum sunah sedelah dalam lima bahasan.
5 Sunah dalam Sedekah
1. Sedekah yang paling
dibutuhkan oleh penerimanya
Sedekah
yang paling utama adalah yang paling dibutuhkan oleh penerimanya dan memberikan
manfaat yang berkelanjutan. Konsep ini sejalan dengan ajaran Rasulullah saw.
yang menekankan pentingnya memberi yang dibutuhkan oleh orang lain.
Dalam
konteks ini, sebenarnya kita juga sedang belajar untuk memberikan sedekah
kepada mereka yang benar-benar sedang membutuhkan. Untuk jenis barangnya juga
diupayakan dengan apa yang sedang mereka butuhkan.
Rasulullah
saw. bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan)
air." (HR. Ibnu Majah). Dari hadits ini kita belajar bahwa sedekah
dapat langsung diberikan berupa kebutuhan dasar manusia, seperti air, makanan,
hingga sandang.
Islam tidak
hanya memberikan kesempatan kita dapat bersedekah dengan sesame makhluk hidup. Melalui
doa-doa tulus yang kita panjatkan untuk orang tua, kerabat, keluarga, dan orang
lain yang telah meninggal dunia juga dapat menjadi ikhtiar sedekah terbaik
sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
2. Sedekah secara sembunyi-sembunyi
Demi menjaga
niatan dan menghindari adanya riya’ atau bahkan ‘ain, seorang Muslim diajarkan
untuk mengupayakan agar sedekahnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Allah Swt.
berfiman dalam surah Al-Baqarah ayat 271 yang artinya, “Jika kamu
menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Baca juga: Memahami Kembali Keutamaan & Manfaat Sedekah l YDSF
Dalam
tafsir Ibnu Katsir, diperbolehkan adanya sedekah dengan menampakkannya dengan
tujuan yang syari atau tidak menimbulkan kemudharatan. Seperti agar tindakannya
menjadi teladan bagi sekitarnya.
3. Ikhlas meski sedang
dimusuhi
Perselisihan
kerap kali terjadi dari sesuatu yang sederhana. Terkadang, ego yang tinggi
membuat hal tersebut menjadi besar dan tak jarang berujung ada salah satu pihak
yang memushi atau bahkan keduanya saling memusuhi.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani dan Abu Dawud, Rasulullah saw.
bersabda, “Sedekah paling afdhal (utama) ialah yang diberikan kepada
keluarga dekat yang bersikap memusuhi.”
Dalam
konteks ini, sedekah tidak hanya dianggap sebagai bentuk kebaikan yang
berdampak pada kehidupan sosial, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki
hubungan yang retak. Tujuan dari memberikan sedekah kepada kerabat yang
memusuhi adalah untuk menghapuskan permusuhan, memperhalus hati mereka, serta
membawa kedamaian dalam hubungan keluarga. Hal ini mengandung nilai-nilai
kesabaran, pengampunan, dan upaya untuk menjaga silaturahmi yang ditekankan
dalam ajaran Islam. Dan, hal ini bukan hanya bisa kita terapkan kepada kerabat,
kepada orang lain atau teman juga bisa kita lakukan.
4. Sedekah saat sehat
Rasulullah
saw. menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah ketika seseorang
memberikan sedekah saat kondisinya sedang sehat. Meskipun ia sangat menyukai
harta benda, berharap untuk hidup lama, dan takut akan kemiskinan. Hal ini
ditegaskan dalam sebuah hadits shahih yang menceritakan pertanyaan seseorang
kepada Rasulullah saw. tentang sedekah yang paling utama. Rasulullah saw. menjawab
bahwa sedekah yang dilakukan saat seseorang dalam keadaan sehat, meskipun ia
sangat mencintai harta, memiliki keinginan untuk hidup panjang, dan takut akan
kemiskinan, adalah sedekah yang paling utama.
"Mahmud
bin Ghailan mengabarkan bahwa Waki mengatakan dari Sufyan dari Umarah bin
al-Qa'qa dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah bahwa seseorang pernah bertanya
kepada Rasulullah saw. 'wahai Rasulullah! Sedekah apakah yang paling utama'
Lalu beliau menjawab, "kamu bersedekah saat kamu sedang sehat, sangat
menyukai harta benda, mengharapkan hidup (yang panjang), dan takut miskin.” (Irwaa’ul Ghalill No.1602, Shahih
Abu Dawud No. 2551 dan Muttafaq alaih).
Memberikan
sedekah ketika seseorang berada dalam keadaan sehat memiliki makna yang
mendalam. Kondisi kesehatan yang baik sering kali membuat seseorang merasa kuat
dan berdaya, sehingga memberikan sedekah pada saat seperti ini menunjukkan
keikhlasan dan keberanian yang tinggi. Rasulullah saw. mengajarkan bahwa
tindakan baik, seperti bersedekah, tidak boleh ditunda hingga seseorang
terdesak atau berada dalam kesulitan. Sebaliknya, sedekah yang dilakukan ketika
seseorang sehat merupakan bukti dari ketulusan niat dan kepedulian yang
sungguh-sungguh terhadap sesama, tanpa mengenal batasan waktu atau keadaan.
Baca juga: Waktu Sedekah Terbaik l YDSF
5. Mendahulukan istri,
kerabat, dan yang terdekat
Dahulukan
yang dekat, barulah menjangkau yang jauh meski bukan kerabat. Begitulah kiranya
anjuran kita untuk bersedekah. Bukan bermaksud menjadi pelit dan tidak berbagi
dengan sesama. Namun, bila dirasa ada orang yang berada di dekatnya jauh lebih membutuhkan,
maka dengan merekalah sedekah yang hendaknya kita tunaikan.
Sama halnya
dengan seorang suami. Sebelum bisa berbagi dengan teman-teman dan orang lain,
sangat dianjurkan ia bersedekah kepada istri dan anak-anaknya. Karena inilah
yang memiliki nilai pahala besar. Rasulullah saw. bersabda, "Sedekah
yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang
yang kamu tanggung." (HR. Bukhari).
Dalam
hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i, Rasulullah saw. juga
memberikan penekanan pada pentingnya memberikan sedekah kepada keluarga.
Dari Abu
Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, ““Bersedekahlah kamu,” Lalu ada
seorang lelaki yang bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar,”
Kemudian Rasulullah menjawab, “Bersedekah kepada dirimu sendiri,” Orang
itu kembali berkata, “Aku masih mempunyai yang lain,” Rasulullah mengulang kembali,
“Sedekahkan untuk istrimu,” Lalu orang itu bertanya lagi, “Aku masih
mempunyai yang lain,” Kemudian Rasul
menjawab, “Sedekahkan untuk pembantumu,” Orang itu berkata lagi, “Aku
masih mempunyai yang lainnya,” Rasulullah bersabda untuk yang terakhir, “Kamu
lebih mengetahui penggunanya.”” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
Dari hadits
tersebut, kita belajar bahwa begitu pentingnya tanggung jawab seorang suami
dalam memberikan nafkah kepada keluarganya. Meski ia telah menunaikan kewajiban
menafkahi, seorang suami juga masih sangat dianjurkan untuk bersedekah terlebih
dahulu kepada istrinya. Barulah kemudian diperkenankan bersedekah dengan
mengukur siapa saja yang dinilai layak dan membutuhkan.
Sahabat,
bersedekah memang merupakan sebuah sunah. Namun, agar sunah ini dapat menjadi
penuh berkah mari kita tunaikan sebagaimana Rasulullah saw. mengajarkan
adabnya.
Disadur
dari Majalah Al Falah Edisi April 2014
Sedekah di YDSF Makin Mudah
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF