Kisah Inspiratif Pedangan Asongan Dirikan Puluhan Sekolah Gratis | YDSF

Kisah Inspiratif Pedangan Asongan Dirikan Puluhan Sekolah Gratis | YDSF

2 Mei 2024

Mungkin terkesan cukup tidak realistis ketika kita mendengar sebuah kisah tentang seorang pedagang asongan yang mampu mendirikan puluhan sekolah gratis. Namun, begitulah faktanya. Kisah yang telah dimulai sejak 2001 ini hendaknya menjadi sebuah suntikan motivasi untuk kita mampu menebarkan kebaikan meski dalam kondisi yang tidak diinginkan. Terutama berpartisipasi dalam menyongsong pendidikan bangsa menjadi lebih baik.

Pentingnya pendidikan tidak hanya disoroti dari sisi ilmu pengetahuan semata, melainkan juga sebagai sarana pembentukan karakter dan identitas bangsa yang bermartabat. Dalam konteks ini, peran pendidikan sangat selaras dengan ajaran Islam, yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Al-Alaq, ayat 1-5, yang memerintahkan manusia untuk “membaca” sebagai bentuk awal dari proses pembelajaran.

Perjuangan memberikan pendidikan yang rata untuk bangsa telah kita ketahui dari teladan seorang Ki Hajar Dewantara. Pendiri Taman Siswa ini menekankan pentingnya Pendidikan yang berlandaskan kebudayaan dan kebiasaan berpikir. Dengan tiga prinsip utama ajarannya, yaitu:

1.       Ing Ngarso Sung Tulodo: Di depan harus memberi teladan.

2.       Ing Madya Mangun Karso: Di tengah harus membangun semangat dan inisiatif.

3.       Tut Wuri Handayani: Di belakang harus memberi dorongan.

Konsep perjuangan pendidikan tersebut hendaknya dapat terus kita perjuangkan. Yang mana, pada perngatan Hari Pendidikan Nasional 2024 ini juga sedang mengusung hal yang selaras, yaitu “Bergerak Bersama, anjutkan Merdeka Belajar”.

Merdeka belajar adalah sebuah gerakan yang menitikberatkan pada kemandirian belajar peserta didik. Pendekatan ini untuk mendorong peserta didik agar aktif, kreatif, dan kritis dalam proses belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk menciptakan generasi bangsa yang mandiri, cerdas, dan berkarakter mulia.

Baca juga: Pena Bangsa YDSF Tingkatkan Kualitas Hidup Anak Bangsa | YDSF

Kisah Inspiratif Nur Fadli: Dari Pedagang Asongan ke Pendirian Sekolah Gratis

Nur Fadli, yang berasal dari Dusun Manggis, Jember, adalah contoh nyata seseorang yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mengubah hidupnya. Meski lahir dari keluarga kurang mampu dan hampir putus sekolah, Fadli memiliki tekad kuat untuk terus belajar. Saat kesempatan datang dari seorang ustadz yang menawarkan pendidikan di sekolah rintisan, Fadli bekerja sebagai pencari rumput untuk membayar asrama dan biaya makan.

Setelah lulus SMA, Fadli pindah ke Bali untuk bekerja sebagai buruh bangunan demi membiayai kuliahnya di Universitas Islam Jember (UIJ). Sambil kuliah, ia berjualan menggunakan gerobak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Meski penuh tantangan, termasuk harus tidur di gerobaknya, Fadli berhasil lulus sebagai mahasiswa terbaik di fakultasnya.

Mendirikan Sekolah Gratis bagi Anak-Anak Kurang Mampu

Kesuksesan dalam pendidikan mendorong Fadli untuk membantu anak-anak kurang mampu di daerah pelosok Jember. Sejak tahun 2001, ia mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak yang putus sekolah. Tantangan besar dihadapi, mulai dari meyakinkan orangtua hingga mencari dana untuk operasional sekolah. Fadli menggunakan penghasilan dari jualannya dan memulung sampah untuk membiayai sekolah tersebut.

Kini, berkat ketekunannya, Fadli telah mendirikan sepuluh sekolah gratis yang tersebar di tiga kecamatan. Sekolah-sekolah tersebut telah meluluskan ribuan siswa yang kini banyak bekerja sebagai guru, kepala sekolah, dan bidan. Melalui dedikasinya, Fadli telah membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan anak-anak tidak mampu, sekaligus sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan ibadah kepada Allah Swt.

Kisah Nur Fadli adalah salah satu bukti nyata bahwa melalui pendidikan, seseorang bisa merubah nasibnya dan memberi dampak positif bagi orang lain. Hardiknas bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momentum untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.


Gambar hanya iustrasi

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Mei 2018

 

Ekspedisi Qurban YDSF


Artikel Terkait

Siapa Saja Penerima Qurban? | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
MENUNAIKAN QURBAN DENGAN UANG | YDSF
Wakil Bupati Halmahera Selatan Hadiri Khitanan Massal YDSF
Tips Menyimpan Daging Qurban | YDSF
YDSF Kelola Potensi Wakaf demi Umat

 

Supervisi Kandang Qurban YDSF

Tags: kisah inspiratif, sekolah gratis

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: