Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dalam membangun kualitas bangsa. Sehingga
kelak, dapat memajukan negeri dan memiliki peradaban yang lebih baik. Namun, untuk
dapat mewujudkan hal tersebut pemerataan dalam mengenyam pendidikan haruslah
menjadi perhatian khusus. Mengingat, masih banyak warga kurang mampu yang tidak
bisa mendapatkan pendidikan layak.
Oleh karenanya, demi
mewujudkan hal tersebut, Yayasan Dana Sosial al-Falah memiliki program bernama
Pena Bangsa (Peduli Anak Bangsa). Program yang digagas sejak tahun 2000 ini, alhamdulillah
telah membantu puluhan ribu anak bangsa merasakan pendidikan wajib belajar
(minimal 12 tahun). Bantuan yang diberikan mulai dari beasiswa, perlengkapan
sekolah, bahkan juga ada pembinaan baik untuk keterampilan maupun keagamaan
bagi anak asuh.
Ada banyak kisah
haru yang dapat kita temukan dari para anak asuh. Salah satunya, seperti yang
akan kita baca pada artikel ini.
Semangat Danisha Menggapai Asa
Danisha Syifa
Aulia adalah salah satu penerima beasiswa Peduli Anak Bangsa (Pena Bangsa) dari
Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF), yang bersekolah di SDN 1 Baron, Baron,
Nganjuk. Beasiswa Pena Bangsa adalah bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak kurang
mampu. Beasiswa ini menunjang program wajib belajar 12 tahun dan diperuntukkan
bagi siswa jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA.
Pena Bangsa
dikemas dalam konsep orang tua asuh (OTA). Setiap donasi dari satu donatur yang
masuk pada program Pena Bangsa akan dipasangkan dan disalurkan tepat kepada
satu anak.
Perkenalan Danisha dengan YDSF berawal ketika dirinya kelas
2 SD. Setiap akhir pekan, Danisha dan adiknya selalu menginap di rumah neneknya
di Rejoso, Nganjuk. Ketika itu, tepat di sebelah rumah neneknya, diadakan kelas
pembinaan bagi anak didik binaan YDSF. Pembinaan dilakukan oleh Bunda Diana, penanggung
jawab penyaluran beasiswa Pena Bangsa wilayah Rejoso, Nganjuk. Salah satu pembinaan
yang dilakukan adalah pelajaran mengaji.
Danisha tertarik mengikutinya. Bunda Diana pun menjelaskan kepada orang tua Danisha
dan mendaftarkannya sebagai penerima beasiswa Pena Bangsa. Sulung dari dua
bersaudara ini, mengikuti setiap kelas pembinaan dengan gembira. Ditambah
dengan keinginan belajar dan daya tangkap bagus, kemampuan Danisha berkembang
baik.
Saat itu keluarga Danisa memang sedang membutuhkan bantuan
untuk biaya pendidikannya. Pasalnya, ayah Danisha baru saja keluar dari
pekerjaan, tersebab, kakek Danisha sakit keras.
“Saat itu, kami kesulitan untuk membayar Pendidikan Danisha.
Alhamdulillah, dengan adanya Program Pena Bangsa, kami sangat terbantu.
Kami terbantu untuk pembayaran SPP, LKS, dan lainnya,” papar Trias Kurniawati, ibunda
Danisha. Apalagi, imbuhnya, kondisi ekonomi keluarga kecilnya saat itu sedang sulit.
Baca juga: Bantu Dirikan Gedung Sekolah dan Fasilitas Pendidikan Layak untuk ABK Ponorogo | YDSF
Sebelumnya, Dawud Pria Azzabur, ayah Danisha merantau dan
bekerja di sebuah gerai kebab di Surabaya. Telah 14 tahun, pekerjaan tersebut
ditekuninya. Ya, Dawud bekerja di gerai kebab yang cukup ternama di Surabaya,
sejak 2006 hingga 2019. Namun, lantaran kakek Danisha yang mulai sepuh sakit
keras, Dawud pun rela mengundurkan diri demi merawat ayahnya, sebagai wujud baktinya
kepada orang tua.
Setelah kembali ke desa, Dawud fokus merawat sang ayah, dan
tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pria
34 tahun itu bekerja serabutan. Kadang menjadi kuli bangunan, kadang berjualan.
Kini, ia menjadi pekerja lepas di sebuah pabrik produsen sarung tangan di
Nganjuk. Mereka sering pula dibantu keluarga.
Berkah Rajin Mengaji
Rasa syukur yang dimiliki Trias sangat besar. Wanita 34
tahun ini mengaku tidak dapat membayangkan bila putrinya tidak mendapatkan
bantuan beasiswa Pena Bangsa.
“Waduh, ndak tahu ya, (kalau tidak mendapat beasiswa Pena
Bangsa) mungkin Danisha tidak bisa sekolah,” ucap ibu dua anak ini.
Memang, Danisha mendapat banyak manfaat dari kegiatan
mengaji yang diikutinya. Selain belajar mengaji, dia juga menghafal surat-surat
pendek beserta artinya. Inilah yang
menjadi cikal bakal ia mendapat juara lomba puitisasi Al-Qur’an.
“Danisha sudah
hafal beberapa surat pendek beserta artinya. Jadi, ketika ada lomba puitisasi
ayat Al-Qur’an tinggal melatih penyampaiannya saja. Alhamdulilah, bisa Juara 2
di tingkat Kabupaten,” tutur ibunya. Untuk berlatih, dibantu orang tua di rumah
dan guru di sekolah.
Berkat didikan
dari orang tua beserta guru ngaji dan guru di sekolah Danisha tumbuh menjadi
anak yang baik, patuh, dan hormat kepada orang tua dan guru. Sampai akhirnya,
ia bisa berprestasi dibidang akademik dan non-akademik.
Sementara itu,
Galish Indrasta Brilliant, wali kelas V di SDN 1 Baron, Danisha adalah anak
yang meliliki sopan santun. Danisha selalu menyapa guru dan teman-temannya. Dia
pun selalu terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Ia merupakan
siswa berprestasi dan telah memenangkan berbagai macam perlombaan. Prestasi terbaru
yang diraih, Juara 2 Lomba Puitisasi Al-Qur’an tingkat Kabupaten Nganjuk dan Juara
2 Olimpiade MIPA tingkat Gugus Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk.
Galish
menambahkan jika selama ini Danisha telah menjadi sosok teladan bagi teman-temannya
yang lain. Baik dari segi akademik maupun perilaku sehari-hari. Ia pun berharap
agar Danisha bisa terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Bapak dua anak ini juga berharap, Program Beasiswa Pena Bangsa dapat membantu
pendidikan Danisha.
“Semoga Danisha
menjadi anak yang lebih baik, unggul, dan berguna bagi orang tua, bangsa, dan negara.
Dan semoga apa yang menjadi visi misi dari YDSF dapat terwujud,” harap Galish.
Baca juga: 10 HAL PENTING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK | YDSF
Calon Dokter yang Baik Hati
Danisha mengaku
sangat senang menjadi salah satu penerima beasiswa Program Pena Bangsa.
Baginya, itu ibarat memberikan kesempatan sekaligus menjadi dukungan nyata baginya menggapai impiannya. Sedikit banyak, Danisha menyadari kondisi orang tuanya, terlebih ayahnya harus berjuang mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Trias pun mengaku
sangat bangga dengan putrinya itu, bukan semata karena prestasi akademik. Wanita 34 tahun ini juga mengagumi etika yang bagus dan sikap santun yang dimiliki
putrinya. Insya Allah, Danisha dapat menjadi teladan bagi
adiknya, yakni Nayla Intan Qumaira, dan juga bagi teman-temannya.
“Semoga Danisha
menjadi anak shalihah, berbakti dan menghormati orang tua, sayang kepada saudara-saudaranya,” harap Trias kepada putrinya, seraya membelai puncak kepala Danisha yang duduk di sebelahnya.
Lantunan doa pun
keluar dari bibirnya tertuju untuk orang tua asuh Danisha. Semoga rezeki orang tua asuh Danisha melimpah, berkah, dan sehat selalu
dalam lindungan Allah Swt. Untuk YDSF, semoga semakin maju, berkah, dan kualitasnya semakin bagus.
Danisha mempunyai
impian ingin menjadi dokter. “Karena bisa menyembuhkan orang,” kata sulung dari dua bersaudara ini. Pun kelak, bila telah besar dan berhasil, Danisha juga menyimpan keinginan untuk menjadi orang tua asuh. Dengan begitu, dirinya dapat meringankan beban orang lain yang memerlukan.
Tak mengherankan kiranya, bila Danisha mempunyai keinginan demikian. Pasalnya, Trias mengajari dan membiasakan kedua buah hatinya untuk berbagi. Misalnya, dengan bersedekah di musholah maupun di sekolah. Terutama pada Hari Jumat.
Setulus hati, Danisha pun mendoakan, “Semoga orang tua asuh saya rezekinya lancar, sehat selalu, dan dilindungi Allah Swt.” Aamiin.
Sahabat Donatur
yang budiman, di luar sana masih ada anak-anak cerdas seperti Danisha, yang
menanti peran aktif kita. Mari bergandeng tangan bersama, berjuang memberi mereka kesempatan
belajar. Mereka calon-calon pemimpin masa depan. Tangantangan mereka, menggenggam impian yang membahagiakan dan
membanggakan.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Mei 2022
Istiqamah Berbagi Kebaikan
Artikel Terkait:
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF
Riyadhus Shalihin Bab Taubat
(BAGIAN 2) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh