9 Februari 2024, saat kita memperingati Hari Pers
Nasional kembali. Kini pers bukan hanya berbicara untuk media cetak, tetapi media
siber juga termasuk. Mengingat, saat ini arus digitalisasi semakin berkembang
pesat. Sehingga, informasi yang beredar juga begitu cepat dan mudah diakses,
kapanpun dan dimanapun.
Masyakarakat di negara ini setidaknya
mengkonsumsi berita 700 hingga 1.200 berita setiap hari sangat tinggi bukan,
bukankah hal tersebut sama dengan membaca informasi? Lalu kenapa negara kita
termasuk rendah tingkatannya dalam hal literasi?
Meski secara jumlah terlihat besar, sayangnya masyarakat
kita masih sangat minim untuk mau membaca informasi dengan lengkap. Sehingga
sering terjadi judgement tanpa adanya validasi dari sumber-sumber lain. Hal
tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap cara berpikir masyarakat kita yang
mudah sekali terpengaruh suatu informasi dan berpengaruh juga terhadap tindakan
kesadaran dan pengendalian diri serta kedewasaan dalam berpikir.
Terlebih, mayoritas masyarakat kita lebih
senang dan tertarik terhadap berita negatif yang menghebohkan sehingga
memancing kita untuk bereaksi terhadap berita tersebut meskipun itu berita
negatif, kontroversi, berita sensasi bahkan berita bohong atau hoax.
Sejalan dengan kondisi masyarakat yang seakan
overdosisi akan informasi tersebut ada satu hal yang menarik dalam peringatan Hari
Pers Nasional atau HPN yang dilaksanakan di Econvention Ancol Jakarta pada 9
Februari 2024 lalu, dengan tema HPN 2024
“Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa”.
Tema ini diusung tentu dalam rangka memperingati pesta demokrasi dalam suasana
pemilu 2024, hal ini dimaksudkan agar insan pers tetap menjaga keutuhan bangsa
di tengah kegaduhan situasi politik yang terjadi, khususnya mengawal
berita-berita yang mengandung unsur hoax.
Sedangkan, dalam situasi yang notabene krisis informasi di kalangan masyarakat tersebut tentu yang perlu dilakukan diantaranya menggiatkan kemampuan literasi informasi di kalangan masyarakat, memfilter berita-berita atau informasi yang masuk dari media sosial, cetak maupun informasi secara langsung, dan melihat kebenaran dari berita tersebut dari sudut pandang lain. Dimulai dari diri sendiri kemudian menyeluruh kita dorong kemampuan menyebarkan informasi positif, bekualitas dan dapat dipertanggungjawabkan serta menangkal penyebaran hoax untuk keberlangsungan ketertiban hidup di masyarakat, saat ini memang kita tidak bisa mencegah beredarnya informasi yang tersebar tetapi setidaknya kita mampu memilah dan memilih mana informasi yang berkualitas mana informasi yang tidak layak beredar atau negatif.
Baca juga: Hari Amal Bhakti | YDSF
4 Tips Terhindar Berita Hoax
1. Verifikasi Sumber
Cek kembali sumber dari informasi yang
didapatkan. Baik itu media cetaknya, media siber, dan media sosialnya. Apakah memang
pihak yang menyebarkan informasi itu dapat dipercaya dan memiliki kredibiltas
pers yang baik atau tidak.
2. Periksa dan Validasi Fakta
Setiap menerima berita atau informasi, periksa
terlebih dahulu faktanya. Seperti keaslian narasinya, kontennya, gambar, dan
videonya. Apakah betul-betul asli atau hanya editan semata untuk mencari pengunjung
dan mengejar viral.
Lakukan pula validasi fakta dengan mencari
dari sumber-sumber lain yang terpercaya. Sehingga, kita memiliki sudut pandang
tidak hanya dari satu sumber yang belum tentu juga benar dan valid datanya.
3. Bertindak Kritis
Jangan langsung percaya. Upayakan untuk selalu
kritis terhadap setiap informasi yang beredar. Hal ini merupakan ikhtiar agar
kita terhindar dari informasi atau berita-berita hoax. Tanyakan
informasi-informasi yang mampu mendukung kebenaran faktanya.
4. Laporkan
Bila mengetahui bahwa informasi atau berita
yang didapatkan merupakan hoax, kini kita dapat melaporkannya melalui Kominfo.
Dengan laporan yang sudah kita berikan, maka kita telah berpartisipasi dalam
upaya memnimalisir bererdarnya berita hoax.
Solidaritas untuk Rakyat Palestina
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF