Maulid Nabi
Muhammad saw. merupakan salah satu momen yang paling ditunggu oleh umat muslim.
Momen ini menjadi sebuah penghormatan atas peristiwa lahirnya Rasulullah saw. yang berlangsung setiap 12 Rabiul Awal. Di tahun 2022, maulid Nabi Muhammad saw.
jatuh pada 8 Oktober.
Tumbuh dengan Penuh Keistimewaan
Rasulullah saw.
lahir dari seorang perempuan mulia, yakni Siti Aminah. Sayang, saat usia Nabi
dan Rasul terakhir ini masih memasuki enam bulan dalam kandungan, beliau terpaksa
menjadi seorang yatim. Sang Ayah dari Rasulullah saw., Abdullah, meninggal
dunia.
Rasulullah saw.
lahir diperkirakan pada 570 M. Tahun kelahiran beliau ini dikenal dengan
sebutan tahun gajah. Hal ini dikarenakan, pada saat itu pasukan gajah yang
dipimpin oleh Abrahah menyerang Ka’bah. Atas pertolongan Allah Swt., pasukan
Abrahah diserang oleh burung-burung ababil yang membawa batu dari neraka. Kisah
ini terabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fil.
Semasa hidupnya,
Rasulullah pernah mengalami beberapa kali perpindahan keluarga yang mengasuh.
Di usia enam tahun, karena sang ibu meninggal, Rasulullah saw. diasuh oleh
kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Lanjut, pada usia delapan tahun setelah sang
kakek meninggal, beliau diasuh oleh sang paman, Abu Thalib.
Kondisi beliau
yang demikian, ternyata tidak mempengaruhi karakter yang terbentuk. Justru,
banyak keistimewaan yang Allah Swt. berikan untuk Rasulullah. Seperti, wajah
yang bersih dan bersinar, tempat tinggal Halima (ibu yang menyusui Nabi) dari
sebelumnya gersang menjadi subur, selalu dinaungi awan saat berjalan, dan
sebagainya. Terlebih, karakter Nabi yang selalu jujur, amanah, cerdas, dan
bijaksana, membuat orang-orang yang ada di sekitar beliau menjadi kagum dan
senang setiap berada di dekatnya.
Sifat-sifat istimewa
inilah yang membuat Khadijah pun jatuh hati dengan Sang Nabi. Pernikahan Rasulullah
saw. dan Khadijah berlangsung jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan
Rasul. Yakni saat Rasul berumur 25 tahun.
Perjalanan Dakwah Rasulullah
saw.
Wahyu pertama
Rasulullah didapatkan pada usia 40 tahun, yang mana saat itu beliau telah hidup
bersama istri tercinta, Khadijah. Saat itu, Rasulullah sedang menyendiri di Gua
Hira, tepat di sebelah atas Jabal Nur.
Baca juga:
PROSES PEMILIHAN PEMIMPIN UMAT ISLAM PASCA-RASULULLAH | YDSF
Hukum Kartu Kredit dalam Pandangan Fiqih Islam | YDSF
Malaikat Jibril menemui
Rasulullah dengan menurunkan wahyu pertama, yakni surah Al-‘Alaq ayat 1-4,
dengan arti: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Demi menjaga keamanan
umat muslim saat itu, Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Berawal dari kisah inilah, perjalanan dakwah
Rasulullah dimulai. Beliau mendakwahi orang-orang terdekatnya terlebih dahulu.
Hingga kemudian muncul golongan as-Sabiqunal Awwalun (golongan pertama yang
memeluk Islam), yang berjumlah 40 orang. Di dalamnya termasuk pula Abu Bakar,
Khadijah, dan Ali bin Abi Thalib.
Hingga turun
wahyu yang menyebutkan agar Nabi memulai dakwah secara terang-terangan. Yaitu surah
Al-Hijr ayat 94, “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”
Sepanjang
perjalanan dakwah Rasulullah tentu tidak mulus dan aman-aman saja. Banyak
rintangan, ancaman, bahkan hingga yang mengancam nyawa harus beliau lalui.
Selama 13 tahun Nabi berdakwah di Makkah, berlanjut hijrah selama 10 tahun
untuk berdakwah di Madinah.
Perintah shalat,
berzakat, dan seluruh pilar-pilar dalam agama Islam pun semakin diperkuat pada
masa Sang Nabi berdakwah. Ajaran-ajaran ini pun kemudian diteruskan oleh
Khulafaur Rasyidin dan para sahabat sepeninggal Rasulullah.
Manfaat Memperingati Maulid Nabi
Memang, terdapat
pro dan kontra terhadap peringatan maulid Nabi Muhammad saw. ini. Ada yang
mengatakan peringatan maulid itu tidak mengapa diadakan karena ada banyak hal
positif yang bisa dipetik hikmahnya. Sedangkan, di satu pihak ada yang
mengatakan bahwa ini bid’ah, tidak ada dalam ajaran Nabi dan lebih menjurus
pada euforia semata.
Mari kita
kesampingkan sejenak tentang perdebatan dua pihak ini. Coba, kita ambil sisi
positifnya dengan adanya peringatan maulid Nabi Muhammad saw. Terlebih, memang
Rasulullah saw. tidak pernah mencontohkan secara khusus adanya peringatan
maulid.
Kita sebenarnya
dapat membatasi diri untuk tidak merayakannya secara berlebihan, tetapi tetap dapat
memetik hikmah dari adanya peringatan ini. Yaitu:
1.
Momen
untuk lebih mengenal dan mempelajari kembali kisah serta perjuangan dakwah
Rasulullah saw. Sehingga dapat memupuk kebanggaan dalam diri yang telah menjadi
bagian dari Islam.
2.
Meneledani
sifat-sifat Rasulullah saw., yang mana dapat membuat kita menjadi lebih berpegang
teguh pada sunnah.
Semoga dengan adanya momen peringatan maulid Nabi Muhammad saw., dapat membuat kita menjadi seorang muslim yang lebih baik lagi.
Sedekah Mudah di YDSF
Artikel Terkait:
KORBAN BENCANA BOLEH TERIMA ZAKAT | YDSF
Apa Itu Wakaf? Pengertian, Dalil, dan Hukum Wakaf | YDSF
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM
Haid, Tidak Boleh Ngaji dan Dzikir? | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Hukum Arisan Dalam Islam | YDSF
Kajian YDSF
bersama KH. Anwar Zahid