Faedah Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.  | YDSF

Faedah Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. | YDSF

7 Oktober 2022

Maulid Nabi Muhammad saw. merupakan salah satu momen yang paling ditunggu oleh umat muslim. Momen ini menjadi sebuah penghormatan atas peristiwa lahirnya Rasulullah saw. yang berlangsung setiap 12 Rabiul Awal. Di tahun 2022, maulid Nabi Muhammad saw. jatuh pada 8 Oktober.

Tumbuh dengan Penuh Keistimewaan

Rasulullah saw. lahir dari seorang perempuan mulia, yakni Siti Aminah. Sayang, saat usia Nabi dan Rasul terakhir ini masih memasuki enam bulan dalam kandungan, beliau terpaksa menjadi seorang yatim. Sang Ayah dari Rasulullah saw., Abdullah, meninggal dunia.

Rasulullah saw. lahir diperkirakan pada 570 M. Tahun kelahiran beliau ini dikenal dengan sebutan tahun gajah. Hal ini dikarenakan, pada saat itu pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah menyerang Ka’bah. Atas pertolongan Allah Swt., pasukan Abrahah diserang oleh burung-burung ababil yang membawa batu dari neraka. Kisah ini terabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fil.

Semasa hidupnya, Rasulullah pernah mengalami beberapa kali perpindahan keluarga yang mengasuh. Di usia enam tahun, karena sang ibu meninggal, Rasulullah saw. diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Lanjut, pada usia delapan tahun setelah sang kakek meninggal, beliau diasuh oleh sang paman, Abu Thalib.

Kondisi beliau yang demikian, ternyata tidak mempengaruhi karakter yang terbentuk. Justru, banyak keistimewaan yang Allah Swt. berikan untuk Rasulullah. Seperti, wajah yang bersih dan bersinar, tempat tinggal Halima (ibu yang menyusui Nabi) dari sebelumnya gersang menjadi subur, selalu dinaungi awan saat berjalan, dan sebagainya. Terlebih, karakter Nabi yang selalu jujur, amanah, cerdas, dan bijaksana, membuat orang-orang yang ada di sekitar beliau menjadi kagum dan senang setiap berada di dekatnya.

Sifat-sifat istimewa inilah yang membuat Khadijah pun jatuh hati dengan Sang Nabi. Pernikahan Rasulullah saw. dan Khadijah berlangsung jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Yakni saat Rasul berumur 25 tahun.

Perjalanan Dakwah Rasulullah saw.

Wahyu pertama Rasulullah didapatkan pada usia 40 tahun, yang mana saat itu beliau telah hidup bersama istri tercinta, Khadijah. Saat itu, Rasulullah sedang menyendiri di Gua Hira, tepat di sebelah atas Jabal Nur.

Baca juga:
PROSES PEMILIHAN PEMIMPIN UMAT ISLAM PASCA-RASULULLAH | YDSF
Hukum Kartu Kredit dalam Pandangan Fiqih Islam | YDSF

Malaikat Jibril menemui Rasulullah dengan menurunkan wahyu pertama, yakni surah Al-‘Alaq ayat 1-4, dengan arti: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Demi menjaga keamanan umat muslim saat itu, Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.  Berawal dari kisah inilah, perjalanan dakwah Rasulullah dimulai. Beliau mendakwahi orang-orang terdekatnya terlebih dahulu. Hingga kemudian muncul golongan as-Sabiqunal Awwalun (golongan pertama yang memeluk Islam), yang berjumlah 40 orang. Di dalamnya termasuk pula Abu Bakar, Khadijah, dan Ali bin Abi Thalib.

Hingga turun wahyu yang menyebutkan agar Nabi memulai dakwah secara terang-terangan. Yaitu surah Al-Hijr ayat 94, “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”

Sepanjang perjalanan dakwah Rasulullah tentu tidak mulus dan aman-aman saja. Banyak rintangan, ancaman, bahkan hingga yang mengancam nyawa harus beliau lalui. Selama 13 tahun Nabi berdakwah di Makkah, berlanjut hijrah selama 10 tahun untuk berdakwah di Madinah.

Perintah shalat, berzakat, dan seluruh pilar-pilar dalam agama Islam pun semakin diperkuat pada masa Sang Nabi berdakwah. Ajaran-ajaran ini pun kemudian diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin dan para sahabat sepeninggal Rasulullah.

Manfaat Memperingati Maulid Nabi

Memang, terdapat pro dan kontra terhadap peringatan maulid Nabi Muhammad saw. ini. Ada yang mengatakan peringatan maulid itu tidak mengapa diadakan karena ada banyak hal positif yang bisa dipetik hikmahnya. Sedangkan, di satu pihak ada yang mengatakan bahwa ini bid’ah, tidak ada dalam ajaran Nabi dan lebih menjurus pada euforia semata.

Mari kita kesampingkan sejenak tentang perdebatan dua pihak ini. Coba, kita ambil sisi positifnya dengan adanya peringatan maulid Nabi Muhammad saw. Terlebih, memang Rasulullah saw. tidak pernah mencontohkan secara khusus adanya peringatan maulid.

Kita sebenarnya dapat membatasi diri untuk tidak merayakannya secara berlebihan, tetapi tetap dapat memetik hikmah dari adanya peringatan ini. Yaitu:

1.       Momen untuk lebih mengenal dan mempelajari kembali kisah serta perjuangan dakwah Rasulullah saw. Sehingga dapat memupuk kebanggaan dalam diri yang telah menjadi bagian dari Islam.

2.       Meneledani sifat-sifat Rasulullah saw., yang mana dapat membuat kita menjadi lebih berpegang teguh pada sunnah.

Semoga dengan adanya momen peringatan maulid Nabi Muhammad saw., dapat membuat kita menjadi seorang muslim yang lebih baik lagi.



Sedekah Mudah di YDSF

 

Artikel Terkait:

KORBAN BENCANA BOLEH TERIMA ZAKAT | YDSF
Apa Itu Wakaf? Pengertian, Dalil, dan Hukum Wakaf | YDSF
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM
Haid, Tidak Boleh Ngaji dan Dzikir? | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Hukum Arisan Dalam Islam | YDSF

 

Kajian YDSF bersama KH. Anwar Zahid

 

Tags: maulid nabi, maulid nabi muhammad, kisah nabi muhammad, faedah maulid nabi, ydsf, maulid nabi ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: