Menjadi seseorang
dengan diagnosa penyakit bipolar, tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak yang
berasumsi bahwa susah menjadi bahagia hidup menjadi dan dengan seorang yang
bipolar. Memang, dibutuhkan psikiater atau orang yang ahli untuk mendampingi.
Agar, bila terjadi hal-hal di luar kendali, ada yang dapat memberikan kontrol
atau pandangan.
Dalam mengurus
keluarga pun, butuh tenaga dan perjuangan yang ekstra bagi seorang dengan penyakit
bipolar. Pertanyaan dan keraguan terhadap kemampuan diri serta meraih
kebahagiaan hidup pun sering menghinggapi perasaan para pengidap bipolar.
Ketika berada
dalam kondisi depresi, biasanya gejalanya mudah sedih, cepat lelah, kurang
bergairah, kurang motivasi, dan kurang semangat. Selain itu juga tidur terganggu, kurang nafsu makan, badan terasa kurang nyaman, kadang bisa putus asa, bisa ada keinginan bunuh diri
dan merasa bersalah.
Saat sedang berada pada kondisi mania, muncul gejala euforia (senang di atas orang normal). Seperti misalnya, semangat bekerja tetapi juga kurang fokus, kurang tidur, banyak angan-angan, merasa diri mampu melakukan banyak hal tapi kurang terarah, juga tidak bisa mengendalikan keinginan yang sebenarnya melebihi
kemampuan. Misalnya belanja
banyak baju, beli makanan mahal, beli
aksesoris, beli alat make up berlebihan, serta
mentraktir teman. Sedangkan contoh pada
remaja banyak keluar rumah, termasuk dugem
dan mudah terjebak dalam perilaku yang
berisiko seperti pacaran di luar batas.
Seseorang dengan bipolar yang sudah beberapa tahun, sebaiknya menyadari bahwa penyakit ini akan dialami mungkin sepanjang hayat. Maka menerima bahwa dia memiliki bipolar dan
belajar terus untuk berdamai dengan bipolar
adalah langkah yang penting agar dapat
melangkah ke tahap berikutnya. Yaitu, menggali
potensi diri, mengenali kekuatan-kekuatan yang dimiliki, dan juga menggali potensi
negatif yang mungkin bisa menjadi halangan
dalam merealisasikan harapan-harapan untuk hidup bahagia.
Salah satu kunci
dalam melakukan upaya adalah teratur memeriksakan diri, teratur minum obat dan
rutin konsultasi dan sekaligus belajar pada psikiater.
Semua harapan seperti
punya keluarga bahagia, mengurus anak-anak dan pasangan, berkarir apapun
sekaligus menjadi pengusaha sukses, merupakan impian banyak orang. Bila kita beruntung punya potensi yang mumpuni dan nyaris sempurna, mungkin untuk merealisasikannya lebih mudah.
Tips Meraih Bahagia untuk
Bipolar
Bila kita
mengidap suatu penyakit, setelah kita berdamai dengan adanya kesulitan dalam
bentuk mengidap penyakit, maka sangat mungkin kemampuan kita untuk meraih
cita-cita yang terlalu tinggi dibanding potensi yang kita punya, sulit
direalisasikan.
Baca juga: Tips Shalat Khyusuk | YDSF
Apapun yang
dicita-citakan, bisa dicapai bila disesuaikan dengan
potensi yang kita punya. Dengan doa-doa yang kita panjatkan, insya Allah
akan mendapat kemudahan dari Allah. Tentunya, tetap dengan perencanaan yang benar.
Salah satu yang
membuat depresi itu adalah apabila keinginan kita melebihi kemungkinan yang bisa
kita capai. Alih-alih bisa merealisasikan cita-cita, ada kemungkinan kita
frustrasi, kambuh depresi dan mengalami kekacauan.
Jadi
tahap-tahapnya untuk meraih harapan hidup bahagia bagi bipolar sebagai berikut:
1. Menerima
bipolar ini dan berdamai dengan kesulitan yang ditimbulkannya.
2. Kontrol
teratur, minum obat teratur dan belajar terus-menerus
terutama pada terapis.
3. Gali potensi diri
dan analisis kendala dalam diri yang akan menghalangi dalam merealisasikan cita-cita.
4. Syukuri selalu
apa yang sudah didapat, jangan frustrasi dengan cita-cita yang belum bisa diraih.
5. Pelajari
kiat-kiat yang membuat efektif dalam mengelola kewajiban
yang sudah ada di depan mata saat ini.
6. Jaga terus
kestabilan kondisi diri.
7. Mulailah
menjajagi cita-cita dengan bertahap. Yang sudah dicapai harus dipertahankan.
8. Jangan terlalu memaksakan diri dengan hal-hal yang belum tercapai atau tidak dapat dicapai. Segala tugas merupakan amanah yang dibebankan Allah pada orang yang mampu. Jika Allah belum berkenan mengamanahi kita, berprasangka baiklah bahwa itu yang tepat untuk kita.
9. Jika kondisi bipolar
mendapat dukungan dari keluarga dan
lingkungan, manfaatkan dukungan yang
tersedia. Karena prinsip tolong-menolong
juga merupakan bagian dari kehidupan
sosial kita sebagai manusia. Tidak
tepat kalau diistilahkan membebani.
Dan bukan kita yang meminta penyakit,
melainkan takdir Allah Swt. yang harus kita jalani meski
perlu bantuan dari sekeliling kita.
10. Berkonsultasi dengan terapis di tempat
biasa kontrol dengan teratur.
Perlu juga kita
ingat, bahwa dengan berdamai dengan penyakit yang kita idap, insya Allah berbalas
ganjaran pahala besar.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Januari 2021
Artikel Terkait
KANTOR LAYANAN YDSF
Tips Mengelola Konflik Anak | YDSF
WAKAF TUNAI DI YDSF
Meraih Akhlak dengan Zakat | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
Doa Dimudahkan Segala Urusan | YDSF
Sedekah Mudah di YDSF: