Zakat memiliki peran penting sebagai penyuci jiwa.
Karena melalui zakat, seseorang sedang belajar merelakan dan ikhlas bahwa
memang pada sebagian rezeki yang ia miliki itu ada hak orang lain yang membutuhkan.
Terlebih, zakat itu bersifat wajib bagi mereka yang telah memenuhi nishab dan
haulnya.
Zakat wajib dikeluarkan setiap tahun sebagai
bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas harta yang kita miliki. Harta benda
yang dimiliki akan menjadi ancaman bagi pemiliknya di akhirat kelak apabila
harta tersebut tidak dizakati, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah
At-Taubah ayat 34-35, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak
kemudian tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira
kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat adzab yang pedih). Ingatlah pada
hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu
disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, inilah
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
(akibat dari) apa yang kamu simpan).”
Salah satu makna yang melekat pada zakat
adalah at thohuru, berarti membersihkan atau menyucikan. Baik itu
menyucikan harta maupun jiwa. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya
Allah SWT mewajibkan zakat sebagai penyucian harta.”
Sedangkan dalam Al-Qur’an surah At Taubah ayat
103, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
(yakni membersihkan dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta
benda) dan menyucikan (yakni menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
dan memperkembangkan harta benda) mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ketika seseorang telah menunaikan kewajibannya untuk berzakat dengan penuh keridhaan dan niat Llillahi Ta’ala, insya Allah dia telah mendapatkan makna zakat sebagai at thohuru. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas lebih detail terkait manfaat zakat sebagai penyuci jiwa.
Baca juga: Pentingnya Zakat Bagi Kehidupan | YDSF
Kembali pada surah At-Taubah ayat 103.
Seseorang yang telah mau menunaikan kewajiban berzakatnya, maka ia sesungguhnya
juga sedang melatih kemurnian hatinya. Ia sedang berusaha untuk membersihkan
diri dari sifat-sifat kikir, hingga terlalu cinta pada dunia.
Selain itu, ada banyak manfaat lain yang terhubung
dengan makna dari zakat sebagai penyuci jiwa ini. Yang telah kami rangkum menjadi
dua poin berikut:
1.
Mempererat silaturahmi
Dengan menunaikan zakat, seseorang dapat menjalin
silaturahmi dengan sesamanya. Sebagai contoh si A yang sangat kaya, bertetangga
dengan si B yang mana kondisi ekonomi si B tersebut sangat kekurangan dan
kesulitan. Ketika si B mendapat bantuan zakat dari si A, betapa senangnya hati
si B dalam mendapat rezeki tersebut berkuranglah kesulitan dari si B dan
silaturrahmi antar tetangga tersebut bisa lebih erat dan rasa senang terpancar
dari keduanya.
Atau dalam konteks lain ketika menunaikan zakat melalui
lembaga atau sejenisnya, maka silaturahmi yang terbentuk justru menjadi lebih
kompleks. Muzakki (orang yang menunaikan zakat) dapat menjali silaturahmi dengan
lembaga dan amil, ditambah ketika penyaluran dan muzakki ikut serta maka ia
juga dapat menjadi silaturahmi dengan para penerima manfaat (mustahik).
2.
Menghilangkan penyakit hati
Berikutnya, saat zakat menjadi penyuci jiwa, maka
sebenarnya seseorang juga sedang melepaskan dirinya dari penyakit-penyakit hati.
Terbebas dari sifat sombong, kikir, bahkan dengki dan kufur nikmat.
Bagaimana zakat bisa menjauhkan kita dari sifat dengki? Karena, ketika
seseorang telah belajar dan bertindak dengan ikhlas merelakan harta yang
dimilikinya, maka perlahan ia juga belajar untuk tidak memiliki iri dan dengki
terhadap harta orang lain. Selain itu bagi penerima manfaat, zakat juga membuat
mereka merasa lega bahwa orang-orang yang kaya sejatinya juga memperhatikannya,
sehingga para penerima manfaat juga terlepas dari sifat iri dan dengki.
Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF