Zakat sebagai Penyuci Jiwa | YDSF

Zakat sebagai Penyuci Jiwa | YDSF

12 Februari 2024

Zakat memiliki peran penting sebagai penyuci jiwa. Karena melalui zakat, seseorang sedang belajar merelakan dan ikhlas bahwa memang pada sebagian rezeki yang ia miliki itu ada hak orang lain yang membutuhkan. Terlebih, zakat itu bersifat wajib bagi mereka yang telah memenuhi nishab dan haulnya.

Zakat wajib dikeluarkan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas harta yang kita miliki. Harta benda yang dimiliki akan menjadi ancaman bagi pemiliknya di akhirat kelak apabila harta tersebut tidak dizakati, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 34-35, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak kemudian tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat adzab yang pedih). Ingatlah pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan).”

Salah satu makna yang melekat pada zakat adalah at thohuru, berarti membersihkan atau menyucikan. Baik itu menyucikan harta maupun jiwa. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan zakat sebagai penyucian harta.”

Sedangkan dalam Al-Qur’an surah At Taubah ayat 103, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan (yakni membersihkan dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda) dan menyucikan (yakni menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati dan memperkembangkan harta benda) mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ketika seseorang telah menunaikan kewajibannya untuk berzakat dengan penuh keridhaan dan niat Llillahi Ta’ala, insya Allah dia telah mendapatkan makna zakat sebagai at thohuru. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas lebih detail terkait manfaat zakat sebagai penyuci jiwa.

Baca juga: Pentingnya Zakat Bagi Kehidupan | YDSF

Kembali pada surah At-Taubah ayat 103. Seseorang yang telah mau menunaikan kewajiban berzakatnya, maka ia sesungguhnya juga sedang melatih kemurnian hatinya. Ia sedang berusaha untuk membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, hingga terlalu cinta pada dunia.

Selain itu, ada banyak manfaat lain yang terhubung dengan makna dari zakat sebagai penyuci jiwa ini. Yang telah kami rangkum menjadi dua poin berikut:

1.       Mempererat silaturahmi

Dengan menunaikan zakat, seseorang dapat menjalin silaturahmi dengan sesamanya. Sebagai contoh si A yang sangat kaya, bertetangga dengan si B yang mana kondisi ekonomi si B tersebut sangat kekurangan dan kesulitan. Ketika si B mendapat bantuan zakat dari si A, betapa senangnya hati si B dalam mendapat rezeki tersebut berkuranglah kesulitan dari si B dan silaturrahmi antar tetangga tersebut bisa lebih erat dan rasa senang terpancar dari keduanya.

Atau dalam konteks lain ketika menunaikan zakat melalui lembaga atau sejenisnya, maka silaturahmi yang terbentuk justru menjadi lebih kompleks. Muzakki (orang yang menunaikan zakat) dapat menjali silaturahmi dengan lembaga dan amil, ditambah ketika penyaluran dan muzakki ikut serta maka ia juga dapat menjadi silaturahmi dengan para penerima manfaat (mustahik).

 

2.       Menghilangkan penyakit hati

Berikutnya, saat zakat menjadi penyuci jiwa, maka sebenarnya seseorang juga sedang melepaskan dirinya dari penyakit-penyakit hati. Terbebas dari sifat sombong, kikir, bahkan dengki dan kufur nikmat.

Bagaimana zakat bisa menjauhkan kita dari sifat dengki? Karena, ketika seseorang telah belajar dan bertindak dengan ikhlas merelakan harta yang dimilikinya, maka perlahan ia juga belajar untuk tidak memiliki iri dan dengki terhadap harta orang lain. Selain itu bagi penerima manfaat, zakat juga membuat mereka merasa lega bahwa orang-orang yang kaya sejatinya juga memperhatikannya, sehingga para penerima manfaat juga terlepas dari sifat iri dan dengki.

 

Zakat di YDSF


 

Artikel Terkait:

Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF

Tags: zakat penyuci jiwa, zakat sebagai penyuci, zakat menyucikan

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: