Dalam rangka siaga
kekeringan di tahun 2023, YDSF mulai bergerak melakukan dropping air bersih
khususnya untuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Upaya ini merupakan langkah
cepat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat pelosok yang telah mengalami
kekeringan air bersih. Rata-rata justru mereka telah menghadapi kekeringan sejak
tiga bulan lalu.
Dropping Air Bersih YDSF di Tuban
Salah satunya, di
Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Kekeringan yang dirasakan sejak
pascaramadhan ini, membuat warga harus mengambil air cukup jauh di mata air
pemandian Beti, Tuban. Bagi warga yang tak punya tenaga cukup pun terpaksa
harus membeli air untuk sehari-hari.
Fauzi Prayitno,
Dai YDSF di Tuban menyampaikan dampak kekeringan yang dirasakan cukup berat.
“Di sisi lain ketika kemarau semacam ini, lahan tidak bisa ditanami sehingga
memang tidak ada tambahan penghasilan untuk warga,” terangnya.
Ani Ambarwati (42), salah satu warga menuturkan dia harus membeli air setiap harinya. Biasanya untuk 10 hari mencapai 3.000 liter dengan harga Rp. 110 ribu. Itupun ditampung dulu dan dipakai bersama dengan warga lain.
Tanggap akan hal
tersebut, YDSF distribusikan air bersih untuk 1.233 KK di 6 desa di Kecamatan
Grabagan, Jumat (15/9).Desa-desa tersebut di antaranya Desa Gesikan, Ngandong,
Ngenol, Dahor, dan Grabagan. Setiap desa dipasok 8 tangki air dengan kapasitas
5.000 liter per tangki. Rencananya, dropping air bersih akan dilakukan
secara bertahap selama 4 pekan kedepan.
Bantuan ini pun
disambut baik oleh perangkat desa setempat. “Harapan ada bantuan dari pihak
manapun untuk mengupayakan bantuan pengeboran. Karena di sini titik mata airnya
sudah ada, jadi tinggal menunggu bantuan untuk yang pengeborannya,” kata Sri
Asmiya Tiningsih, perangkat desa bagian Kasi Pelayanan.
Dropping Air Bersih YDSF di Semarang
YDSF terus
berupaya memberikan kontribusi untuk daerah terdampak kekeringan serta krisis
air bersih. Melalui program Sedekah Air Bersih, kali ini YDSF salurkan bantuan
berupa dropping air bersih untuk Dusun Gemawang, Desa Jlarem, Kecamatan
Gladagsari, Kebupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (15/9).
Tim YDSF Semarang dibantu Ketua RT dan warga Dusun Gemawang, salurkan 8.000 liter air bersih ke beberapa penampungan milik warga yang terdampak krisis air bersih. Meski sempat mengalami kendala karena medan jalan yang sangat ekstrem di bawah lereng Gunung Merbabu, namun dropping air bersih berjalan lancar dan selesai pada pukul 4 sore.
"Saya selama
kemarau panjang ini mas tepatnya awal Agustus sangat kesulitan untuk
mendapatkan air bersih, harus naik ke puncak gunung dulu berjalan berkilo-kilo
untuk mendapatkan air. Alhamdulillah adanya Bantuan Air Bersih dari YDSF,
kebutuhan air bersih untuk sekarang ini bisa teratasi,” tutur Rahayu (40),
salah satu warga terdampak.
Tak hanya di Kecamatan Gladagsari, YDSF juga menyalurkan air bersih sebanyak 5 mobil tangki dengan kapasitas 45 ribu liter air untuk warga Dusun Ngasinan, Desa Garangan, dan Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (16/9). Kedua desa tersebut, tengah mengalami krisis air bersih sejak empat bulan terakhir.
Dibantu warga
sekitar dan para relawan dari Komunitas Mahasiswa Boyolali (KMB), YDSF
melakukan dropping air bersih ke penampungan di depan Masjid. "Alhamdulillah
terimakasih mas telah memberikan bantuan ke desa kami, selama ini kami selalu
kesulitan untuk mendapatkan air bersih," ujar Ifah (28), warga desa
setempat.
Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
PERBEDAAN ZAKAT PROFESI DAN ZAKAT PERTANIAN | YDSF
Keutamaan Puasa Senin Kamis | YDSF
ZAKAT DALAM ISLAM | YDSF
Tips Mendidik Anak Berkarakter | YDSF
ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK | YDSF
Peresmian Pesantren Wakaf Ihya Ul Qur’an Wosossalam, Jombang
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF
Belanja Bersama Yatim