YDSF Inisiasi Dua Pulau di Bawean Jadi Basis Wisata Syariah

YDSF Inisiasi Dua Pulau di Bawean Jadi Basis Wisata Syariah

7 Maret 2024

Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) berikhtiar menguatkan perekonomian masyarakat di Pulau Bawean dengan merencakan adanya basis wisata syariah. Program ini dicanangkan setelah tim YDSF memetakan potensi pulau-pulau yang berada di kawasan Bawean. Dua pulau tersebut yaitu Pulau Gili dan Pulau Noko.

Rencana ini sebenarnya telah ada sejak 2022 lalu. Dengan adanya tindak lanjut yang kembali bergaung di tahun ini yang dimulai dengan kegiatan Workshop Penyusunan Perencanaan Pulau Wisata Gili-Noko digelar pada Kamis (7/3). Kegiatan diadakan langsung di Kawasan wisata Pulau Noko, yang mana telah dihadiri oleh YDSF, warga setempat, dan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) sebagai mitra professional YDSF dalam mencetus sentra wisata di pulau yang berbasis administrasinya masih dalam lingkupan Kabupaten Gresik.

H. Supar, Lurah Desa Sidogedungbatu yang wilayahnya juga mencakup Pulau Gili-Noko tersebut mengapresiasi langkah YDSF membina desa kelahirannya. Ia menjelaskan agar pertemuan yang kini intens dijalin mampu berdampak baik bagi pertumbuhan desa. Tidak hanya dalam segi ekonomi saja, melainkan juga kebiasaan warga mengelola sampah.

“Terima kasih, semoga semuanya sukses, lebih-lebih dari teman-teman YDSF yang telah sudi berkunjung, walaupun ke pulau terpencil di Pulau Bawean,” ujar Supar.

Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Gresik sendiri memiliki beberapa pemetaan masalah ketika diteliti oleh LPTP. Hal ini yang kemudian akan menjadi landasan utama menggarap wisata syariah di Bawean. Di antara beberapa pemetaan yang telah dilakukan, terdapat permasalahan seperti keterbatasan air bersih, sanitasi, sampah, dan listrik yang belum memadai di sana.

Baca juga: Kolaborasi YDSF dan PT Pelindo Lakukan Panen Raya Porang 50 Ton di Madiun

Workshop ini selanjutnya membahas tentang penyelarasan visi dengan warga lokal agar tercipta tujuan yang satu arah. YDSF didampingi LPTP mendengarkan berbagai gagasan yang muncul. Dari rembukan ini selanjutnya akan dibuatkan master plan wisata sebagai dasar pencetusan rekreasi berbasis syariah di Gili-Noko.

Pelaksanaan Workshop YDSF di Pulau Gili-Noko Bawean

Di samping problematika yang terus digarap, Pulau Gili-Noko memiliki beragam keindahan layaknya terumbu karang yang sangat cantik.

“Jadi Sidogedungbatu ini dikaruniai oleh alam yang sangat luar biasa indah dengan satu pulau tidak berpenghuni yang dipenuhi dengan pasir putih. Saya kira banyak orang akan senang ke sini,” ujar Rahadi Direktur LPTP yang turut terjun langsung ke Pulau Gili-Noko.

Rahadi dan timnya pun menggali potensi yang dapat ditonjolkan di dua pulau kecil ini. Kentalnya budaya dan tradisi lokal menjadi pengalaman berwisata yang langkah ditemui. Seperti halnya Tarian Kecak di Bali, Gili-Noko punya tradisi dan budaya layaknya perayaan Sedekah Pelabuhan, rebana dan, hadroh yang dapat dikemas dengan ciamik.

Selanjutnya, dalam mengawali langkah pertama YDSF menyiapkan kualitas manusia yang mampu resisten mengelola pariwisata. Seperti dilatih untuk menciptakan souvenir unik dan oleh-oleh khas lokal yang dapat dijual secara masif.

 

 

Tunaikan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf di YDSF


 

Artikel Terkait:

ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
KAAFAH MILAD KE-36 YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF

Tags: wisaya syariah, wisata syariah ydsf, ydsf wisata

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: