Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF

Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF

24 Maret 2023

Salah satu ciri umat muslim yang dapat disebut sebagai orang yang shalih ialah tepat waktu menunaikan ibadah fardhu-nya serta istiqamah menjalankan ibadah sunahnya, termasuk shalat sunah. Di antara shalat sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw., ada satu shalat yang banyak keutamaannya, terlebih bila dikerjakan di bulan Ramadhan. Shalat sunah yang dimaksud yaitu shalat malam atau shalat tahajud.

Perintah menegakkan shalat tahajud, tertuang dalam firman Allah dalam surah QS. Al-Isra: 79,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Keutamaan Shalat Tahajud

Ada banyak keutamaan yang bisa diraih oleh setiap umat muslim yang istiqamah mengerjakan shalat tahajud. Beberapa keutamaan yang dimaksud di antaranya:

1.    Shalat tahajud merupakan sebaik-baiknya shalat sunnah dan orang yang menunaikannya merupakan sebaik-baik orang.

Dalam hadits, Rasulullah saw., “...Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).

Selain itu, terdapat riwayat lain yang menyebutkan bahwa sebaik-baik orang ialah yang mengerjakan shalat tahajud. Dari Hafshoh Nabi saw. pernah bersabda mengenai Abdullah bin ‘Umar, “Sebaik-baik orang adalah ‘Abdullah (maksudnya Ibnu ‘Umar) seandainya ia mau melaksanakan shalat malam..”(HR. Bukhari).

2.    Setiap orang yang menegakkan shalat tahajud ialah orang bertakwa dan calon penghuni surga.

Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 15-18).

3.    Shalat tahajud menjadikan seseorang sebagai hamba yang selalu bersyukur.

Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata, “Nabi saw. biasa melakukan shalat malam sampai kedua kakinya pecah-pecah, maka aku berkata kepadanya, ‘Kenapa engkau melakukan seperti ini, wahai Rasulullah? Padahal dosa-dosamu yang telah lalu dan akan datang telah diampuni.’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur.’” (Muttafaqun ‘alaih).

4.    Shalat tahajud adalah kebiasaan orang shalih.

Rasulullah saw. bersabda, “Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian..” (HR. Tirmidzi).

5.    Waktu shalat tahajud menjadi waktu  mustajab untuk berdoa.

Rasulullah saw. bersabda, “Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari & Muslim).

Baca juga: Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF

Niat dan Doa Shalat Tahajud

Shalat sunah tahajud, dianjurkan untuk ditunaikan pada waktu sepertiga awal, pertengahan, atau akhir malam. Namun, waktu yang paling utama disunahkan shalat tahajud yakni di sepertiga malam terakhir. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya puasa yang paling dicintai di sisi Allah adalah puasa Daud dan shalat yang dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Daud a.s. Beliau biasa tidur di separuh malam dan bangun tidur pada sepertiga malam terakhir..” (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun jumlah rakaat shalat tahajud ialah tak lebih dari 13 rakaat termasuk penutupnya berupa shalat witir (jumlah rakaatnya ganjil). Zaid bin Kholid Al Juhani pernah berkata,

Aku pernah memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka’at ringan. Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2 raka’at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Beliau pun lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka’at.” (HR. Muslim).

Sementara, untuk niat, tak ada dalil shahih yang menjelaskan lafadz niat shalat tahajud. Sebagaimana dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa “Rasulullah saw. apabila hendak mendirikan shalat, maka beliau mengucap ‘Allahu Akbar’. Dan beliau tidak mengatakan satu lafadz pun sebelum takbir dan tidak pula melafadzkan niat sama sekali.”

Ustadz Isa Saleh Kuddeh (Dewan Syariah YDSF) menyampaikan bahwa, sebagai manusia biasa tentu kita butuh perantara agar niat kita tercapai. Apabila ingin melafadzkan niat, misalnya “Saya niat shalat sunah tahajud dua rakaat Lillahita’ala.” Maka, hukumnya sah-sah saja, dan diperbolehkan. Sebab, Islam ialah agama yang penuh kemudahan (HR. Bukhari).

Usai shalat tahajud, umat muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw., beliau membaca,

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ . اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Muslim).

Baca juga: Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir | YDSF

Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan

Memasuki bulan Ramadhan, terdapat salah satu shalat sunnah yang dianjurkan untuk umat muslim. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam An-Nawawi dalam kitab Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, menyatakan bahwa yang dimaksud qiyam Ramadhan pada hadits di atas ialah shalat tarawih. Hadits tersebut, menjelaskan bahwa shalat tarawih dapat menggugurkan dosa bagi penunainya, dengan syarat karena iman yakni membenarkan pahala yang dijanjikan Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’ atau niat lainnya.

Adapun jumlah rakaat shalat tarawih yang dianjurkan ialah tak lebih dari 11 rakaat. Dari Aisyah r.a., beliau pernah berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Usai shalat tarawih, disunahkan pula untuk menutupnya dengan shalat witir. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw. bersabda, “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah shalat witir.” (HR. Bukhari & Muslim).

Sementara, jumlah rakaat minimal shalat witir ialah 1 rakaat, maksimalnya 11 rakaat. Namun, pada shalat tarawih, umumnya ditunaikan sebanyak 3 rakaat. Dari tiga rakaat tersebut, beberapa ulama ada yang menyebutkan 2 kali salam (2 rakaat salam, 1 rakaat salam), ada pula yang menyebutkan 1 kali salam (3 rakaat langsung). (berbagai sumber)

 

Berbagi Kebaikan Ramadhan:


 
Artikel Terkait:

Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
Tips Shalat Khyusuk | YDSF
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
Gerakan Shalat dan Terapi untuk Kesehatan | YDSF
Sujud Setelah Shalat | YDSF
Memahami Makna Keberkahan Ramadhan | YDSF
7 Amalan Terbaik Saat Ramadhan | YDSF
7 Keutamaan I’tikaf di Bulan Ramadhan | YDSF
Panduan I’tikaf Ramadhan | YDSF

Tags: shalat, shalat malam, shalat tahajud, shalat tarawih, shalat witir, ramadhan

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: