Salah satu ciri
umat muslim yang dapat disebut sebagai orang yang shalih ialah tepat waktu
menunaikan ibadah fardhu-nya serta istiqamah menjalankan ibadah sunahnya,
termasuk shalat sunah. Di antara shalat sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah
saw., ada satu shalat yang banyak keutamaannya, terlebih bila dikerjakan di
bulan Ramadhan. Shalat sunah yang dimaksud yaitu shalat malam atau shalat
tahajud.
Perintah
menegakkan shalat tahajud, tertuang dalam firman Allah dalam surah QS. Al-Isra:
79,
وَمِنَ اللَّيْلِ
فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Keutamaan Shalat Tahajud
Ada banyak
keutamaan yang bisa diraih oleh setiap umat muslim yang istiqamah mengerjakan shalat
tahajud. Beberapa keutamaan yang dimaksud di antaranya:
1.
Shalat tahajud merupakan sebaik-baiknya shalat sunnah dan orang yang
menunaikannya merupakan sebaik-baik orang.
Dalam hadits, Rasulullah saw., “...Sebaik-baik shalat setelah shalat
wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
Selain itu, terdapat riwayat lain yang menyebutkan bahwa sebaik-baik orang ialah yang mengerjakan shalat tahajud. Dari Hafshoh Nabi saw. pernah bersabda mengenai Abdullah bin ‘Umar, “Sebaik-baik orang adalah ‘Abdullah (maksudnya Ibnu ‘Umar) seandainya ia mau melaksanakan shalat malam..”(HR. Bukhari).
2.
Setiap orang yang menegakkan shalat tahajud ialah orang bertakwa dan calon
penghuni surga.
Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada
dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian
Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat:
15-18).
3.
Shalat tahajud menjadikan seseorang sebagai hamba yang selalu bersyukur.
Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata, “Nabi saw. biasa melakukan shalat malam
sampai kedua kakinya pecah-pecah, maka aku berkata kepadanya, ‘Kenapa engkau
melakukan seperti ini, wahai Rasulullah? Padahal dosa-dosamu yang telah lalu
dan akan datang telah diampuni.’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Tidak bolehkah
aku menjadi hamba yang bersyukur.’” (Muttafaqun ‘alaih).
4.
Shalat tahajud adalah kebiasaan orang shalih.
Rasulullah saw. bersabda, “Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena
hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian..” (HR.
Tirmidzi).
5.
Waktu shalat tahajud menjadi waktu
mustajab untuk berdoa.
Rasulullah saw. bersabda, “Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi
turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam
terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan
mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa
yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari &
Muslim).
Baca juga: Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF
Niat dan Doa Shalat Tahajud
Shalat sunah
tahajud, dianjurkan untuk ditunaikan pada waktu sepertiga awal, pertengahan,
atau akhir malam. Namun, waktu yang paling utama disunahkan shalat tahajud
yakni di sepertiga malam terakhir. Sebagaimana Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya
puasa yang paling dicintai di sisi Allah adalah puasa Daud dan shalat yang
dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Daud a.s. Beliau biasa tidur di separuh
malam dan bangun tidur pada sepertiga malam terakhir..” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Adapun jumlah
rakaat shalat tahajud ialah tak lebih dari 13 rakaat termasuk penutupnya berupa
shalat witir (jumlah rakaatnya ganjil). Zaid bin Kholid Al Juhani pernah
berkata,
“Aku pernah
memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka’at ringan. Kemudian setelah itu
beliau laksanakan 2 raka’at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan
shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan
shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Beliau pun lakukan
shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan
shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau
berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka’at.”
(HR. Muslim).
Sementara, untuk
niat, tak ada dalil shahih yang menjelaskan lafadz niat shalat tahajud. Sebagaimana
dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa “Rasulullah saw. apabila hendak
mendirikan shalat, maka beliau mengucap ‘Allahu Akbar’. Dan beliau tidak
mengatakan satu lafadz pun sebelum takbir dan tidak pula melafadzkan niat sama
sekali.”
Ustadz Isa Saleh
Kuddeh (Dewan Syariah YDSF) menyampaikan bahwa, sebagai manusia biasa tentu
kita butuh perantara agar niat kita tercapai. Apabila ingin melafadzkan niat,
misalnya “Saya niat shalat sunah tahajud dua rakaat Lillahita’ala.” Maka,
hukumnya sah-sah saja, dan diperbolehkan. Sebab, Islam ialah agama yang penuh
kemudahan (HR. Bukhari).
Usai shalat
tahajud, umat muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa. Seperti yang dilakukan
oleh Rasulullah saw., beliau membaca,
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ
أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ
قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ،
وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ،
وَالسَّاعَةُ حَقٌّ . اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ،
وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا
قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ
وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah,
hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang
ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi
serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta
langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu
benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu
benar, dan kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya
kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku
bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon
keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan
datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan.
Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Muslim).
Baca juga: Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir | YDSF
Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan
Memasuki bulan
Ramadhan, terdapat salah satu shalat sunnah yang dianjurkan untuk umat muslim.
Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang
telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam An-Nawawi dalam
kitab Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, menyatakan bahwa yang dimaksud qiyam
Ramadhan pada hadits di atas ialah shalat tarawih. Hadits tersebut, menjelaskan
bahwa shalat tarawih dapat menggugurkan dosa bagi penunainya, dengan syarat
karena iman yakni membenarkan pahala yang dijanjikan Allah dan mencari pahala
dari Allah, bukan karena riya’ atau niat lainnya.
Adapun jumlah rakaat
shalat tarawih yang dianjurkan ialah tak lebih dari 11 rakaat. Dari Aisyah
r.a., beliau pernah berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah menambah jumlah
raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat
lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Usai shalat
tarawih, disunahkan pula untuk menutupnya dengan shalat witir. Dari Abdullah
bin Umar, Rasulullah saw. bersabda, “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam
hari adalah shalat witir.” (HR. Bukhari & Muslim).
Sementara, jumlah
rakaat minimal shalat witir ialah 1 rakaat, maksimalnya 11 rakaat. Namun, pada
shalat tarawih, umumnya ditunaikan sebanyak 3 rakaat. Dari tiga rakaat
tersebut, beberapa ulama ada yang menyebutkan 2 kali salam (2 rakaat salam, 1
rakaat salam), ada pula yang menyebutkan 1 kali salam (3 rakaat langsung). (berbagai
sumber)
Berbagi Kebaikan Ramadhan:
Artikel
Terkait:
Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
Tips Shalat Khyusuk | YDSF
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
Gerakan Shalat dan Terapi untuk Kesehatan | YDSF
Sujud Setelah Shalat | YDSF
Memahami Makna Keberkahan Ramadhan | YDSF
7 Amalan Terbaik Saat Ramadhan | YDSF
7 Keutamaan I’tikaf di Bulan Ramadhan | YDSF
Panduan I’tikaf Ramadhan | YDSF