Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF

19 Januari 2023

Indahnya Islam. Dalam setiap perilaku, baik terhadap diri sendiri, makhluk hidup lainnya, bahkan dengan benda-benda yang ada di sekitar pun ada adabnya. Begitu pula dengan saat berada di jalan, ada etikanya. Baik itu sedang berkendara maupun memanfaatkan fasilitas lalu lintas yang ada. Tidak menggampangkan dan sembrono.

Mungkin, Sahabat sering mendapati ibu-ibu yang menyalakan lampu sein ke kiri tetapi beloknya justru ke kanan? Atau, malah terkadang bertemu bapak-bapak yang hanya menggunakan peci saat mengendarai motornya? Padahal sedang menempuh jarak yang lumayan jauh. Gemas sering kali menghinggapi hati saat melihat hal yang kurang sepantasnya dalam berada di jalan tersebut. Namun, bukan berarti kita pun juga sesuka hati mengingatkannya.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa Islam mengatur setiap etika umat muslim. Salah satunya adalah adab atau etika saat berpergian. Agar safar kita selalu dalam lindungan dan ridha-Nya, maka harus kita jaga pula perilaku selama aktivitas tersebut.

5 Adab Islam Saat Berpergian

Adapun hal-hal berkaitan dengan adab saat berpergian dalam Islam, di antaranya:

1.       Berdoa dan dzikir

Dua hal ini dapat dilakukan sebelum, selama, dan saat telah tiba dari perjalanan. Rasulullah saw. bersabda, “Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad).

 

2.       Menjaga diri dari perbuatan buruk, aniaya, dan maksiat

Biasanya, saat sedang berada dalam perjalanan terdapat hal-hal yang tidak terduga. Misalnya, kita sudah berusaha menjaga kecepatan demi kenyamanan dan keamanan, justru tersalip oleh orang yang ugal-ugalan. Maka, jangan sampai terlontar kata-kata umpatan yang tidak patut. Usahakan dan latihlah dengan beristighfar. Atau, saat sedang beristirahat dalam safar, lalu kita mendapat pinjaman barang dari orang lain. Hendaknya, kita kembalikan saat telah selesai memakainya.

 

3.       Menyiapkan bekal terbaik

Perbekalan bukan hanya disiapkan saat kita hendak menempuh perjalanan yang jauh saja. Dalam jarak dekat pun juga sebaiknya memiliki bekal secukupnya, seperti sebotol air minum. Perbekalan ini juga tidak hanya untuk diri sendiri. Baiknya, kita juga turut berpartisipasi menyiapkan perbekalan anggota keluarga lain yang hendak menempuh perjalanan. Selain itu, jangan lupa untuk menyiapkan bekal terbaik kita berupa takwa (QS. Al-Baqarah [2]: 197)

 

4.       Meminta izin dan tidak sendirian

Saat hendak menempuh perjalanan atau keluar rumah, baiknya haturkan izin kepada anggota keluarga yang lain. Bila istri yang hendak keluar, maka izinlah pada suami. Dan, jika memungkinkan atau dalam keadaan terpaksa, hindari berpergian sendirian agar tidak menimbulkan fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: 
Doa Memohon Rezeki yang Berkah dan Umur Panjang | YDSF
Agar Sakit Menjadi Penggugur Dosa | YDSF

 

5.       Shalat dua rakaat

Rasulullah saw. bersabda, “ Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.”

Selain itu, dalam rangka mewujudkan kedamaian yang ada di kehidupan ini, Islam juga menganjurkan umat muslim untuk taat terhadap peraturan tempat (secara administrasi dan budaya lokal) domisilinya. Tentu, bila terdapat hal-hal yang menyimpang dari ajaran maka janganlah diikuti. Selama aturan tersebut juga baik dan membawa kenyamanan bersama, lantas tidak ada alasan kita untuk menolaknya.

Adapun tata krama dalam berkendara menurut Islam dan patuh pada peraturan negara adalah sebagai berikut:

1.       Wajib Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi pengendara

Setiap orang wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang diterbitkan Polri bagi pengendara sesuai jenis kendaraan. Setiap pemohonnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti persyaratan usia, administratif, kesehatan dan lulus ujian untuk dapat memperolehnya. Sesuai fungsi SIM berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 86.

 

2.       Jangan naikkan kendaraan ke trotoar

Trotoar merupakan fasilitas dikhususkan bagi pejalan kaki. Namun masih sering didapati pengemudi motor yang nekat menaiki trotoar. Itu berarti kita menzalimi hak pejalan kaki.

 

3.       Hormatilah pesepeda dan pejalan kaki

Jalan raya bukan hanya untuk dilintasi oleh kendaraan bermotor saja. Pejalan kaki dan pesepeda juga berhak menggunakannya. Hormatilah mereka dan menebar salam. Rasul saw. berpesan, “Hendaklah orang yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan dan yang berjalan kepada yang duduk dan yang kecil kepada yang besar dan jamaah yang sedikit kepada lebih banyak” (HR. Bukhari).

 

4.       Jangan menggunakan ponsel saat berkendara

Mengendarai sepeda motor sambil menelepon sangat dilarang. Selain mengancam keselamatan diri sendiri, ini juga membahayakan pengguna jalan lainnya.

 

5.       Pakailah Helm SNI dan sabuk keselamatan

Helm bukanlah asesoris saja. Maka kenakan helm yang standar dan pasang talinya dengan sempurna demi keselamatan.

 

6.       Gunakan Lampu Isyarat Saat Belok

Selalu ingat untuk menyalakan lampu isyarat saat hendak berbelok atau berbalik arah. Karena sesungguhnya jalanan adalah milik bersama. Bisa jadi ada pengendara lain yang berada di belakang kita atau di tikungan.

 

7.       Taati rambu lalu lintas

Rambu-rambu di jalan bukan hanya hiasan. Semua tanda itu ada tujuannya. Semua demi keselamatan masyarakat. Maka keselamatan bersama harus diutamakan. Sebagaimana salah satu makna kata Islam yang berarti (jalan) keselamatan.

Sahabat, mari menjaga adab dan etika saat berada di jalan. Mari kita tunjukkan bahwa muslim dapat menjadi teladan yang baik dalam berkendara dan berlalu lintas.

 

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Desember 2017

 

Artikel Terkait:

Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF
Pailit Bisnis, Apakah Termasuk Gharim dalam Islam | YDSF
6 KEUTAMAAN SEDEKAH DALAM JANJI ALLAH SWT. | YDSF
Hukum Percaya Pawang Hujan dalam Islam | YDSF
JENIS WAKAF DALAM ISLAM MENURUT BWI | YDSF

 

Kang Saep Preman Pensiun ikut ramaikan Festival Rakyat YDSF: Cianjur Bangkit 



Tags: etika di jalan dalam islam, etika di jalan, adab di jalan

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: