Indahnya Islam.
Dalam setiap perilaku, baik terhadap diri sendiri, makhluk hidup lainnya,
bahkan dengan benda-benda yang ada di sekitar pun ada adabnya. Begitu pula
dengan saat berada di jalan, ada etikanya. Baik itu sedang berkendara maupun memanfaatkan
fasilitas lalu lintas yang ada. Tidak menggampangkan dan sembrono.
Mungkin, Sahabat
sering mendapati ibu-ibu yang menyalakan lampu sein ke kiri tetapi beloknya
justru ke kanan? Atau, malah terkadang bertemu bapak-bapak yang hanya
menggunakan peci saat mengendarai motornya? Padahal sedang menempuh jarak yang lumayan
jauh. Gemas sering kali menghinggapi hati saat melihat hal yang kurang
sepantasnya dalam berada di jalan tersebut. Namun, bukan berarti kita pun juga
sesuka hati mengingatkannya.
Seperti yang
telah kita bahas sebelumnya, bahwa Islam mengatur setiap etika umat muslim. Salah
satunya adalah adab atau etika saat berpergian. Agar safar kita selalu dalam
lindungan dan ridha-Nya, maka harus kita jaga pula perilaku selama aktivitas
tersebut.
5 Adab Islam Saat Berpergian
Adapun hal-hal
berkaitan dengan adab saat berpergian dalam Islam, di antaranya:
1.
Berdoa dan dzikir
Dua hal ini dapat dilakukan sebelum, selama, dan saat telah tiba dari
perjalanan. Rasulullah saw. bersabda, “Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a
yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a
seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad).
2.
Menjaga diri dari perbuatan buruk, aniaya, dan maksiat
Biasanya, saat sedang berada dalam perjalanan terdapat hal-hal yang tidak
terduga. Misalnya, kita sudah berusaha menjaga kecepatan demi kenyamanan dan keamanan,
justru tersalip oleh orang yang ugal-ugalan. Maka, jangan sampai terlontar
kata-kata umpatan yang tidak patut. Usahakan dan latihlah dengan beristighfar.
Atau, saat sedang beristirahat dalam safar, lalu kita mendapat pinjaman barang
dari orang lain. Hendaknya, kita kembalikan saat telah selesai memakainya.
3.
Menyiapkan bekal terbaik
Perbekalan bukan hanya disiapkan saat kita hendak menempuh perjalanan yang
jauh saja. Dalam jarak dekat pun juga sebaiknya memiliki bekal secukupnya,
seperti sebotol air minum. Perbekalan ini juga tidak hanya untuk diri sendiri.
Baiknya, kita juga turut berpartisipasi menyiapkan perbekalan anggota keluarga
lain yang hendak menempuh perjalanan. Selain itu, jangan lupa untuk menyiapkan
bekal terbaik kita berupa takwa (QS. Al-Baqarah [2]: 197)
4.
Meminta izin dan tidak sendirian
Saat
hendak menempuh perjalanan atau keluar rumah, baiknya haturkan izin kepada
anggota keluarga yang lain. Bila istri yang hendak keluar, maka izinlah pada
suami. Dan, jika memungkinkan atau dalam keadaan terpaksa, hindari berpergian
sendirian agar tidak menimbulkan fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga:
Doa Memohon Rezeki yang Berkah dan Umur Panjang | YDSF
Agar Sakit Menjadi Penggugur Dosa | YDSF
5.
Shalat dua rakaat
Rasulullah
saw. bersabda, “ Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua
raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar
rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang
akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.”
Selain itu, dalam
rangka mewujudkan kedamaian yang ada di kehidupan ini, Islam juga menganjurkan
umat muslim untuk taat terhadap peraturan tempat (secara administrasi dan budaya
lokal) domisilinya. Tentu, bila terdapat hal-hal yang menyimpang dari ajaran
maka janganlah diikuti. Selama aturan tersebut juga baik dan membawa kenyamanan
bersama, lantas tidak ada alasan kita untuk menolaknya.
Adapun tata krama
dalam berkendara menurut Islam dan patuh pada peraturan negara adalah sebagai
berikut:
1.
Wajib Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi pengendara
Setiap orang wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang diterbitkan
Polri bagi pengendara sesuai jenis kendaraan. Setiap pemohonnya harus memenuhi
syarat-syarat tertentu seperti persyaratan usia, administratif, kesehatan dan
lulus ujian untuk dapat memperolehnya. Sesuai fungsi SIM berdasarkan
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
pasal 86.
2.
Jangan naikkan kendaraan ke trotoar
Trotoar merupakan fasilitas dikhususkan bagi pejalan kaki. Namun masih
sering didapati pengemudi motor yang nekat menaiki trotoar. Itu berarti kita
menzalimi hak pejalan kaki.
3.
Hormatilah pesepeda dan pejalan kaki
Jalan raya bukan hanya untuk dilintasi oleh kendaraan bermotor saja.
Pejalan kaki dan pesepeda juga berhak menggunakannya. Hormatilah mereka dan
menebar salam. Rasul saw. berpesan, “Hendaklah orang yang berkendara memberi
salam kepada yang berjalan dan yang berjalan kepada yang duduk dan yang kecil
kepada yang besar dan jamaah yang sedikit kepada lebih banyak” (HR. Bukhari).
4.
Jangan menggunakan ponsel saat berkendara
Mengendarai sepeda motor sambil menelepon sangat dilarang. Selain mengancam
keselamatan diri sendiri, ini juga membahayakan pengguna jalan lainnya.
5.
Pakailah Helm SNI dan sabuk keselamatan
Helm bukanlah asesoris saja. Maka kenakan helm yang standar dan pasang
talinya dengan sempurna demi keselamatan.
6.
Gunakan Lampu Isyarat Saat Belok
Selalu ingat untuk menyalakan lampu isyarat saat hendak berbelok atau
berbalik arah. Karena sesungguhnya jalanan adalah milik bersama. Bisa jadi ada
pengendara lain yang berada di belakang kita atau di tikungan.
7.
Taati rambu lalu lintas
Rambu-rambu
di jalan bukan hanya hiasan. Semua tanda itu ada tujuannya. Semua demi keselamatan
masyarakat. Maka keselamatan bersama harus diutamakan. Sebagaimana salah satu
makna kata Islam yang berarti (jalan) keselamatan.
Sahabat, mari menjaga
adab dan etika saat berada di jalan. Mari kita tunjukkan bahwa muslim dapat
menjadi teladan yang baik dalam berkendara dan berlalu lintas.
Disadur
dari Majalah Al Falah Edisi Desember 2017
Artikel Terkait:
Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF
Pailit Bisnis, Apakah Termasuk Gharim dalam Islam | YDSF
6 KEUTAMAAN SEDEKAH DALAM JANJI ALLAH SWT. | YDSF
Hukum Percaya Pawang Hujan dalam Islam | YDSF
JENIS WAKAF DALAM ISLAM MENURUT BWI | YDSF