Saat
Ramadhan tiba, kita dapat menunaikan dua jenis zakat sekaligus, yaitu zakat
fitrah dan zakat maal. Bila zakat fitrah, memang wajib dilakukan saat Ramadhan.
Namun, untuk zakat maal maka kita harus menyesuaikan nishab (batas kepemilikan
harta) dan haulnya (waktu kepemilikan harta). Perhitungan haul dapat
menggunakan pendekatan kalender Masehi maupun Hijriyah.
Bila ingin
menunaikan zakat maal pada bulan Ramadhan pula, maka perhitungan haulnya harus
dimulai dari bulan Ramadhan. Agar, jatuh haul satu tahunnya bisa pada Ramadhan
berikunya. Dalam hal ini berarti perhitungan haul menggunakan pendekatan
kalender Hijriyah.
Zakat
adalah salah satu dari lima rukun Islam, yang merupakan kewajiban finansial
bagi setiap Muslim yang memiliki kekayaan mencukupi nisab (batas minimum).
Secara harfiah, kata "zakat" berasal dari bahasa Arab yang berarti
"bersih," "tumbuh," dan "berkembang." Hal ini
mengacu pada tujuan zakat yaitu membersihkan harta dan jiwa, mendorong
pertumbuhan kebaikan dan keberkahan finansial, serta membantu mereka yang
membutuhkan.
Begitu indahnya
manfaat zakat baik bagi yang menunaikan maupun yang menerima. Hal ini akan menjadi
lebih indah ketika kita bisa menunaikan zakat di bulan Ramadhan.
4 Keutamaan Zakat di Bulan
Ramadhan
1. Penyucian diri dan
harta
Zakat
berfungsi sebagai alat penyucian, membantu membersihkan jiwa dan harta dari
sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan kikir. Melalui zakat, seorang
Muslim dapat mengalihkan sebagian kekayaannya untuk membantu mereka yang kurang
beruntung, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 103,
“Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka,
dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka.
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini
menggambarkan zakat sebagai proses yang tidak hanya menghapus kekotoran
material tetapi juga spiritual dari harta dan jiwa. Melalui zakat, seorang
Muslim membersihkan harta yang telah diperolehnya, dan mengembalikannya ke
dalam lingkaran kebajikan yang mendukung mereka yang membutuhkan.
2. Perlindungan dan
pemeliharaan harta
Dari
perspektif spiritual, membayar zakat membantu menjaga harta dari kemungkinan
bahaya dan kerugian. Rasulullah Saw. mengajarkan bahwa zakat dapat menjadi
sarana untuk melindungi kekayaan, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam
Thabrani dan para sahabat, “Jagalah harta benda kalian dengan zakat,
obatilah orang-orang sakit kalian dengan sedekah dan siapkan doa untuk
musibah.”
Baca juga: Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Penghasilan | YDSF
Hadist ini
menyiratkan bahwa zakat bukan hanya sebagai sarana untuk menghindari kemiskinan
atau kesulitan finansial semata, tetapi juga sebagai bentuk investasi spiritual
yang dapat membantu melindungi harta dan kesejahteraan umat Muslim dari
berbagai bencana dan musibah. Dengan membayar zakat, seseorang memperkuat
ikatan dengan Allah Swt., dan memperoleh rahmat serta perlindungan-Nya. Dengan
demikian, membayar zakat bukan hanya membantu menjaga harta secara material,
tetapi juga membawa manfaat yang mendalam bagi penguatan spiritual dan
kesejahteraan sosial umat Muslim.
3. Ekspresi Syukur
Membayar
zakat merupakan salah satu cara paling konkret bagi seorang Muslim untuk
mengekspresikan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah
diberikan. Zakat mewakili pengakuan bahwa semua harta yang kita miliki
sejatinya adalah amanah dari Allah dan kita sebagai khalifah di bumi ini
bertanggung jawab untuk menggunakannya demi kebaikan yang lebih besar.
Dengan
membayar zakat, kita mengaktualisasikan syukur bukan hanya melalui kata-kata,
tetapi melalui tindakan nyata yang mendukung keseimbangan sosial dan keadilan.
Ini menunjukkan pemahaman bahwa kekayaan sejati bukanlah apa yang kita simpan,
melainkan apa yang kita bagi dengan orang lain.
4. Ganjaran berlipat ganda
Dalam sebuah
hadits Qudsi, Rasulullah saw. bersabda, Allah Swt. berfirman, "Setiap
amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh
kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman
(yang artinya), "Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan
syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua
kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika
berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.”” (HR. Bukhari dan Muslim).
Zakat di
bulan Ramadhan adalah tabungan besar yang dikeluarkan seseorang dari sekedar
kewajiban finansial yang mana peluang ini secara signifikan meningkatkan saldo
pahala spiritual seseorang dalam berkontribusi pada kesejahteraan sosial yang
lebih besar.
Terlebih,
pada penunaian zakat pada Ramadhan tahun ini juga dapat bersamaan dengan momen
pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) Pajak. Hal ini diatur dalam Pasal
22 dari UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Melalui
kebijakan ini, pemerintah Indonesia tidak hanya mengakui zakat sebagai praktik
keagamaan yang penting, tetapi juga sebagai cara untuk mendorong keadilan
sosial melalui sistem pajak. Ini memungkinkan umat Islam untuk memenuhi
kewajiban agamanya sambil mendapatkan manfaat finansial dalam bentuk
pengurangan pajak. (berbagai sumber).
Sucikan Harta & Jiwa, Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
KAAFAH MILAD KE-36 YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF