Tips Istiqamah dalam Islam | YDSF

Tips Istiqamah dalam Islam | YDSF

22 Juni 2022

Mengapa kita harus istiqamah? Karena ketika kita melakukan sesuatu tetapi tidak istiqamah, akan berujung kepada dua kemungkinan: tidak sampai ke tujuan atau sampai ke tujuan tetapi butuh waktu lama. Ibarat sedang bersepeda menuju tempat kerja, jika di perjalanan sering berhenti, beli jajan misalnya, maka akan butuh waktu lama untuk sampai ke tempat tujuan.

Ini adalah contoh istiqamah untuk urusan dunia. Dalam urusan akhirat kita juga harus isitiqamah dalam melakukan kebaikan untuk mencapai rida Allah Swt.

Supaya bisa istiqamah, seseorang harus paham keutamaannya. Di antaranya, memiliki ketenangan hati, dijanjikan surga, dan mendapat Perlindungan Allah Swt.

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang’.” (QS Fussilat 30—32)

Tips Istiqamah

Istiqamah adalah perkaya yang berat. Apalagi sebagai manusia biasa iman kita cenderung naik dan turun. Seseorang yang belum terbiasa mengistiqamahkan kebaikan, akan terasa berat melakukannya. Apalagi ketika ada gangguan dari luar. Misalnya ada seorang anak muda yang akan mengikuti kajian. Jika belum istiqamah akan dengan mudah terganggu oleh ajakan teman untuk nongkrong, sehingga tidak jadi mengikuti kajian.

Lantas, bagaimana caranya agar bisa istiqamah? Minimal ada tiga tahapan yang harus dilalui.

1. Alasan/Niat yang Kuat

Modal utama untuk istiqamah adalah alasan atau niat yang kuat. ketika kita melakukan sesuatu tanpa alasan yang kuat, biasanya akan mudah lalai. Jika sedang memiliki hajat tertentu, biasanya semakin mudah beristiqamah. Niat juga merupakan penentu suatu ibadah dan ia mendapatkan pahala atau ganjaran sesuai dengan niat ibadah dalam hatinya.

2. Awalnya Perlu Pemaksaan

Istiqamah hanya bisa dilakukan dengan memaksakan diri. Tidak ada orang yang bisa langgeng melakukan amalan jika tidak dipaksa. Dalam setiap amalan yang istiqamah ada langkah pertama yang harus dipaksakan. Meski awalnya terasa berat, lambat laun akan terasa nikmatnya.

Baca juga: Menyikapi Ujian Sebagai Peningkat Kualitas Iman | YDSF

Seperti ketika belajar naik sepeda, yang paling susah dan paling berat adalah kayuhan pertama. Jika tidak mau mencoba dan tidak dipaksa, maka tidak akan pernah bisa naik sepeda. Pun, dengan amalanamalan kebaikan. Semua harus dipaksa. Bukankah saat kita kecil sering dipaksa shalat, hingga kini sudah terbiasa untuk shalat dengan sendirinya.

3. Berada di Lingkungan yang Baik

Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika ingin bisa istiqamah dalam kebaikan kita harus berkumpuldengan orang-orang yang baik. Ketika kita berada di lingkungan yang kurang baik, atau bahkan lingkungan yang menghambat untuk melakukan kebaikan, akan sulit bisa istiqamah. Ketika dalam kondisi seperti ini, Rasul menganjurkan untuk berhijrah ke tempat yang lebih baik agar bisa istiqamah.

Bolehkah Mengkhususkan Amalan Tertentu?

Kecenderungan manusia zaman ini adalah mudah mengkonsistenkan satu amalan tertentu. Tidak bisa langsung istiqamah dalam banyak amalan. Ilmuan atau ulama zaman sekarang pun fokus dalam salah satu bidang ilmu tertentu. Beda dengan ulama zaman dulu yang ahli dalam banyak bidang ilmu.

Ibadah wajib dilaksanakan, lalu pilih satu ibadah sunah yang mau diistiqamahkan. Rasulullah tidak memberatkan umatnya dalam melaksanakan ibadah. Dalam sebuah hadits Rasul bersabda: “Apa yang aku larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian”. (HR. Bukhari Muslim)

Misalnya, ketika memiliki rizki yang berlebih istiqamah sedekah. Namun jika tidak memilki rizki dan merasa mampu untuk berpuasa, maka istiqamah puasa sunah.

Ketika tidak kuat berpuasa dengan alasan kesehatan dan merasa mampu bangun malam, maka istiqamah shalat malam. Jika shalat malam tidak bisa, ganti istiqamah shalat dhuha. Pagi biasanya sibuk bekerja, istiqamahkan baca Al-Qur’an setiap selesai shalat fardu.

Kita diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih amalan untuk diistiqamahkan. Inilah salah satu hikmah mengapa Rasul saw. ketika menjelaskan keutamaan suatu amalan secara terpisah-pisah. Dalam suatu kesempatan Rasul menjelaskan keutamaan puasa, keutamaan sedekah, keutamaan membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Setelah berhasil istiqamah dalam satu amalan, kita bisa menambah dengan amalan lain. Satu istiqamah diibaratkan dengan satu kunci, semakin banyak amalan yang kita istiqamahkan semakin banyak kunci yang kita pegang. Dengan begitu kita akan merasa aman. Andai satu kunci hilang atau rusak, masih ada beberapa kunci lainnya.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Maret 2021

 

Featured Image by Pixabay.

 

Sedekah Mudah:


Artikel Terkait:

Doa Pagi Hari Ajaran Nabi Muhammad saw. | YDSF
4 Perkara yang Merusak Iman | YDSF
QURBAN, REFLEKSI PENGORBANAN HAQIQI | YDSF
Pahala Juga Disegerakan di Dunia | YDSF
Amalan yang Merusak Amalan Lainnya | YDSF


#EkspedisiQurbanYDSF



Tags: tips istiqamah, istiqamah dalam Islam

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: