4 Perkara yang Merusak Iman | YDSF

4 Perkara yang Merusak Iman | YDSF

14 Februari 2022

Kadar iman manusia pasti bisa berubah-ubah. Kadang bertambah, kadang pula berkurang. Adakalanya, beberapa perkara yang kita lakukan, tanpa sadar bisa merusak iman yang kita punya. Lantas, apa saja perkara-perkara yang dapat merusak iman seseorang? Berikut penjelasannya!

Tidak ada yang lebih utama daripada iman. Kelak, harga keimanan kepada Allah itu nilainya melebihi emas sebesar bumi.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu…” (QS. Ali Imran 91).

Dengan iman itulah kemudian kita menjalani kehidupan dan menentukan tujuan. Dengan iman kita berjuang mempertahankannya dan mengikuti jejak para nabi, syuhada dan orang-orang shalih.

Jagalah iman, jangan sampai luntur apalagi lepas. Naudzubillah. Di zaman yang penuh fitnah dan cobaan ini, kita harus waspada terhadap hal-hal yang merusak keimanan.

 

Terbuai Gemerlap Duniawi

Jangankan orang biasa, orang berilmu pun bisa terjerat duniawi sehingga imannya rontok. Kisah Bal’am bin Baura jadi pelajaran. Ia adalah orang berilmu dari Bani Israil di masa Nabi Musa. Ia punya ilmu-ilmu tentang Al Ismul A’zhom (nama-nama Allah yang agung).

Dengan ilmu ini, Bal’am bin Baura menjadi ulama yang disegani. Namun kemudian ia berkhianat dan bersekongkol dengan musuh.  Raja musuh menawarinya harta agar mau mengungkap rahasia Bani Israil. Maka iman Bal’am pun runtuh.

 

Baca juga: JARI-JARIMU DIHISAB | YDSF

 

Dan bacakanlah kepada mereka berita tentang orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (ilmu tentang Alkitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. Al A’raf 175).

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhkan Kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu halau, maka ia julurkan lidahnya. Bila kamu biarkan, maka dia tetap menjulurkan lidahnya. Demikian itulah, perumpamaan orang yang telah mendustakan ayat-ayat kami. Maka, ceritakanlah (kepada mereka) agar mereka berpikir.” (QS. Al A’raf 176).

 

Salah Memilih Karib

Bolehlah bergaul dengan siapa saja. Agar kita mengambil hikmah dalam kehidupan. Namun, orang beriman hendaknya bisa memilah dan memilih sahabat karib. Sahabat yang saling mengingatkan dalam hal iman dan takwa.

“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang senantiasa saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al Ashr 1-3).

Rasulullah Muhammad saw. punya ilustrasi. “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi.”

“Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau setidaknya engkau mendapat harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu terbakar, tentu engkau terkena asapnya.” (HR. Bukhari, no. 2101).

Wali Songo dahulu berpesan Tombo ati (penawar hati) ada lima. Salah satunya adalah gemar berkumpul dengan orang shalih. Agar kita bisa tertular semangat keshalihannya dan terdorong untuk beramal kebajikan. 

 
Baca juga: UMMAT ISLAM, UMAT YANG TERBAIK

 

Malas Menambah Ilmu

Ilmu yang bermanfaat itu akan jadi bekal hidup. Syukur-syukur bekal hidup kelak di akhirat. Dalam khazanah Islam, ada ilmu yang sifatnya fardu ain dan fardu kifayah. Fardu ain inilah yang terkait dengan keimanan, ibadah, dan ketakwaan.

Jika tak upgrade ilmu fardu ain, maka keimanan bisa mandeg. Bisa terdegradasi oleh zaman dan waktu. Ibarat IPTEK, jika tidak ditambah daya, maka dia akan kehilangan fungsinya atau tergerus zaman. 

Sedangkan hamba-hamba Allah yang gemar belajar itu digambarkan surat Az Zumar ayat 18. “(Yaitu orang-orang) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”

 

Tidak Segarkan Keimanan

Hal ini pernah terjadi pada Bani Israil. Mereka hidup bersama sekian banyak nabi. Mereka sering menyaksikan mukjizat dan menerima kitab-kitab. Namun, justru mereka malah menjadi keras hatinya dan rusak imannya.

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid 16).

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi 406 Januari 2022

 

Featured Image by Pexels

 

Sedekah satu klik:


Artikel Terkait:
TANDA-TANDA ALLAH MEMBERI HIDAYAH | YDSF
UJIAN ALLAH UNTUK MENGUATKAN KITA | YDSF
Melangitkan Doa untuk Menjemput Harapan | YDSF
BERDOA JUGA ADA ADABNYA
Orang-Orang Yang Didoakan Malaikat

Tags: perusak iman, perkara perusak iman

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: