Kadar iman manusia pasti bisa berubah-ubah. Kadang
bertambah, kadang pula berkurang. Adakalanya, beberapa perkara yang kita lakukan,
tanpa sadar bisa merusak iman yang kita punya. Lantas, apa saja perkara-perkara
yang dapat merusak iman seseorang? Berikut penjelasannya!
Tidak ada yang
lebih utama daripada iman. Kelak, harga keimanan kepada Allah itu nilainya
melebihi emas sebesar bumi.
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka
tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu…” (QS. Ali Imran
91).
Dengan iman
itulah kemudian kita menjalani kehidupan dan menentukan tujuan. Dengan iman kita
berjuang mempertahankannya dan mengikuti jejak para nabi, syuhada dan
orang-orang shalih.
Jagalah iman, jangan sampai luntur apalagi lepas. Naudzubillah.
Di zaman yang penuh fitnah dan cobaan ini, kita harus waspada terhadap
hal-hal yang merusak keimanan.
Terbuai Gemerlap Duniawi
Jangankan orang
biasa, orang berilmu pun bisa terjerat duniawi sehingga imannya rontok. Kisah
Bal’am bin Baura jadi pelajaran. Ia adalah orang berilmu dari Bani Israil di masa Nabi Musa. Ia punya ilmu-ilmu
tentang Al Ismul A’zhom (nama-nama
Allah yang agung).
Dengan ilmu ini, Bal’am bin Baura menjadi ulama yang
disegani. Namun kemudian ia berkhianat dan bersekongkol dengan musuh. Raja musuh menawarinya harta agar mau
mengungkap rahasia Bani Israil. Maka iman Bal’am pun runtuh.
Baca juga: JARI-JARIMU DIHISAB | YDSF
“Dan bacakanlah kepada mereka berita tentang orang yang
telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (ilmu tentang Alkitab), kemudian
dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti setan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. Al A’raf
175).
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhkan Kami tinggikan
(derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing. Jika
kamu halau, maka ia julurkan lidahnya. Bila kamu biarkan, maka dia tetap
menjulurkan lidahnya. Demikian itulah, perumpamaan orang yang telah mendustakan
ayat-ayat kami. Maka, ceritakanlah (kepada mereka) agar mereka berpikir.”
(QS. Al A’raf 176).
Salah Memilih Karib
Bolehlah bergaul
dengan siapa saja. Agar kita mengambil hikmah dalam kehidupan. Namun, orang
beriman hendaknya bisa memilah dan memilih sahabat karib. Sahabat yang saling
mengingatkan dalam hal iman dan takwa.
“Demi masa,
sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang senantiasa saling
menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al Ashr
1-3).
Rasulullah
Muhammad saw. punya ilustrasi. “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang
shalih dan orang yang jelek, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan
pandai besi.”
“Pemilik minyak
wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau
setidaknya engkau mendapat harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika
engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu terbakar, tentu engkau terkena
asapnya.” (HR. Bukhari, no. 2101).
Wali Songo dahulu
berpesan Tombo ati (penawar hati) ada
lima. Salah satunya adalah gemar berkumpul dengan orang shalih. Agar kita bisa
tertular semangat keshalihannya dan terdorong untuk beramal kebajikan.
Baca juga: UMMAT ISLAM, UMAT YANG TERBAIK
Malas Menambah Ilmu
Ilmu yang
bermanfaat itu akan jadi bekal hidup. Syukur-syukur bekal hidup kelak di
akhirat. Dalam khazanah Islam, ada ilmu yang sifatnya fardu ain dan fardu kifayah.
Fardu ain inilah yang terkait dengan
keimanan, ibadah, dan ketakwaan.
Jika tak upgrade ilmu fardu ain, maka keimanan bisa mandeg. Bisa terdegradasi oleh zaman
dan waktu. Ibarat IPTEK, jika tidak ditambah daya, maka dia akan kehilangan
fungsinya atau tergerus zaman.
Sedangkan
hamba-hamba Allah yang gemar belajar itu digambarkan surat Az Zumar ayat 18.
“(Yaitu orang-orang) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
Tidak Segarkan Keimanan
Hal ini pernah
terjadi pada Bani Israil. Mereka hidup bersama sekian banyak nabi. Mereka
sering menyaksikan mukjizat dan menerima kitab-kitab. Namun, justru
mereka malah menjadi keras hatinya dan rusak imannya.
“Belumkah datang
waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah
mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi
keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.
Al-Hadid 16).
Sumber: Majalah Al Falah Edisi 406 Januari 2022
Featured Image by Pexels
Sedekah satu klik:
Artikel Terkait:
TANDA-TANDA ALLAH MEMBERI HIDAYAH | YDSF
UJIAN ALLAH UNTUK MENGUATKAN KITA | YDSF
Melangitkan Doa untuk Menjemput Harapan | YDSF
BERDOA JUGA ADA ADABNYA
Orang-Orang Yang Didoakan Malaikat