Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Setiap yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan sunatullah. Manusia harus menjalankan perannya sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya. Selain itu, juga mengambil hikmah dari setiap yang terjadi.
Begitu pula pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa bulan ini. Berbagai media memberitakan efeknya bagi kehidupan manusia. Banyak hikmah bisa dipetik. Di antaranya, lebih banyak berkumpul bersama keluarga, melakukan beragam kegiatan yang meningkatkan kualitas keimanan dan mempererat kedekatan antara anggota keluarga. Di sini, orangtua bisa menuntun buah hatinya untuk mengimani ketentuan Allah, serta mengajari anak bagaimana menyikapi ujian dari Allah. Bahwa sebuah ujian, tak lain haruslah semakin mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya.
Sementara itu, mematuhi anjuran pemerintah untuk membatasi kegiatan di luar rumah juga membuka peluang aktivitas di rumah. Menambah ilmu melalui berbagai kelompok kajian melalui daring juga marak. YDSF turut menghadirkan alternatif kegiatan melalui daring. Berbagai narasumber berkualitas lintas bidang dihadirkan. Sebagian ilmu yang disampaikan, terangkai dalam majalah edisi ini.
Tingkatkan Ibadah Sosial
Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh.” (HR Muslim).
Ketiga bentuk ibadah di atas merupakan ibadah sosial (muta’adiyah), yang manfaatnya tidak semata dirasakan secara personal. Namun, juga dirasakan orang lain. Karenanya, Islam juga memerintahkan umatnya untuk melaksanakan ibadah sosial. Beribadah personal adalah penting, tapi jangan melupakan urgensi beribadah sosial.
Ibadah sosial penting untuk dilakukan. Terlebih dengan merebaknya pandemi, semakin banyak saudara yang memerlukan bantuan. Di sini, kita bisa hadir untuk meringankan kesulitan mereka, dengan memberikan sebagian rezeki yang Allah karuniakan.
Hal ini sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Islam. Contohnya, melakukan amal sosial menolong yang lemah, selain juga berteman dengan orang yang benar dan baik, dan berkeluarga sesuai tuntunan Islam. Semua itu semata untuk mewujudkan kebahagiaan dan kemakmuran bersama. Sebagaimana Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin. Sebab, meringankan beban saudara, juga akan menghadirkan kebahagiaan di hati kita.
Baca juga: Perintah dan Manfaat Muhasabah | YDSF
Menurut dr. Fuad Amsyari, Ph.D, terkait gejolak pandemi Covid-19 yang terjadi, manusia harus introspeksi memperbaiki cara hidup, yang meliputi pola pikir dan perilaku, dengan tetap berbasis pada Islam. Islam merupakan solusi bagi seluruh kehidupan manusia, termasuk untuk mengatasi berbagai kesalahan dan kerusakan yang dilakukan manusia.
Untuk itu, lanjut pria asal Gresik ini, Islam harus dijalankan dengan benar sesuai yang diwahyukan Allah Swt dan dicontohkan Nabi. Dengan demikian, manusia dapat memperbaiki sekaligus mengoreksi kesalahan yang dilakukannya.
Tingkatkan Keimanan, Ketaatan dan Imunitas
Sebagaimana kita ketahui, banyak berita menyebutkan semakin bertambahnya pasien yang positif Covid-19, dan selang beberapa hari kemudian meninggal. Banyak berita kematian akibat Covid-19 bertubi-tubi tanpa pandang bulu status dan profesi.
Terkait hal ini, Fuad menjelaskan bahwa semua orang apapun profesinya memiliki risiko terjangkit. Terkhusus para tenaga kesehatan, terutama kedokteran klinis yang bertugas merawat pasien, adalah yang paling nyata mendapat tantangan tertular Covid-19, dengan risiko sakit dan kematian.
“Namun, tantangan tersebut harus tetap dihadapi dengan pendekatan keimanan dan keilmuan yang benar dan simultan,” tegas pria yang meraih gelar gelar Master of Public Health dari Royal Tropical Institute, Amsterdam dan Ph.D di New York University ini.
Caranya, lanjut Fuad, dengan melakukan pendekatan sunatullah empiris dan nonempiris. Pendekatan sunatullah empiris di antaranya, setiap individu harus berupaya menguatkan fisik dengan meningkatkan imunitas diri dengan asupan gizi yang cukup. Selain itu, harus rutin berolah raga ringan, dan jaga ketenangan dan kesabaran hati.
Untuk para tenaga kesehatan harus disiplin mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Perhatikan pengaturan jadwal shift kerja, yang memungkinkan bisa istirahat dengan cukup untuk mengembalikan kebugaran setelah bekerja.
Sementara itu, untuk pendekatan sunatullah nonempiris, ingatkan terus ruh dalam diri kita untuk teguh beriman kepada Allah Swt dengan cara yang benar. Taat setaat-taatnya melaksanakan semua tuntunan hidup yang diajarkan Nabi, di semua aspek kehidupan.
“Harus totally surrender atau berserah diri sepenuh hati pada Allah. Intinya, mari kita menjalankan Islam dengan benar,” tegas pria 77 tahun yang juga anggota Dewan Pembina ICMI Pusat ini.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Juni 2020
Baca juga:
CARA MENCARI BERKAH (TABARRUK) ALLAH SESUAI SYARIAT ISLAM | YDSF
Amalan Ringan Berpahala Besar
MENDAHULUKAN JAMAK-QASHAR DALAM SHALAT FARDHU | YDSF
Anj*y Dilarang, Begini Adab Berbicara dalam Islam | YDSF