Pahala
dari Allah tidak hanya dibalas di akhirat kelak,
tetapi juga disegerakan di dunia. Firman Allah dalam surat Az
Zalzalah: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya..”
Dahulu Zarrah dimaknai biji
sawi, sebagai benda
terkecil yang ditemui manusia pada masa itu. Ketika
ditemukan benda lebih kecil yaitu molekul, Zarrah pun dinamai
sebagai molekul.
Ternyata molekul masih bisa dibagi menjadi beberapa
bagian lagi. Intinya Zarrah ini adalah sesuatu yang sangat kecil.
Kebaikan atau kejahatan sekecil
apapun, pasti
pelakunya akan melihat balasannya. Kita pasti akan menyaksikan
balasan kebaikan
dan kejahatan. Menyaksikan ini bukan hanya di akhirat, tetapi
juga disegerakan
di dunia. Seseorang yang suka menolong pasti akan mendapat
pertolongan dari
Allah dan makhluk-Nya. Hal ini yang harus kita yakini
sebagai seorang muslim.
Sejarah mencatat bagaimana orang-orang yang dermawan pasti akan ditolong oleh Allah melalui perantara hamba-Nya. Ingatlah kisah-kisah sahabat nabi yang dermawan seperti Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan yang telah menginfakkan hartanya di jalan Allah. Harta mereka tidak akan habis karena Allah pasti menggantinya.
Baca juga: Keajaiban Sedekah Rutin di YDSF
Allah telah berjanji akan
memberikan balasan
kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu jalan keluar dari
setiap masalah
serta rizki yang tidak terduga datangnya. “Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya, dan Dia
memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Talaq 2-3)
Semua ibadah yang bersifat vertikal (hubungan
dengan Allah) dianggap belum sempurna sampai memiliki dampak
baik terhadap
hubungan yang bersifat horizontal.
Hubungan dengan Sesama
Misalnya ketika kita telah selesai berpuasa.
Pahala dan manfaat puasa tentu akan kembali kepada orang yang
berpuasa. Amal
ibadahnya akan dilipatgandakan saat berpuasa serta
Allah yang akan langsung membalasnya.
Apakah selesai sampai di situ? Tidak, untuk menyempurnakan puasa,
kita diwajibkan
mengeluarkan zakat firtah untuk mensucikan diri.
Seperti itu pula ibadah haji,
berkunjung ke
Tanah Haram. Haji yang mabrur tidak ada balasan lain
selain surga. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits.
Tetapi apakah selesai
begitu saja? Tentu tidak. Interaksi sosial kita diuji
dengan diwajibkan melaksankan
Hadyu, yaitu menyembelih hewan ternak yang dibawa ke Tanah
Haram untuk
disembelih sebagai rasa syukur telah melaksanakan haji.
Baca juga: Makna Qurban dalam Islam | YDSF
Allah tidak butuh kambing dan sapi yang
kita qurbankan. Sejatinya qurban adalah menguji
keimanan kita dengan mengorbankan
harta yang kita cintai. Sebagaimana
Ibrahim mengorbankan Ismail yang sangat ia cintai. Selain itu,
di antara semangat
qurban adalah berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Begitulah kebaikan seorang muslim. Hingga
dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyebutkan “tegakkan shalat
dan tunaikan zakat”.
Ini menunjukkan hubungan kita tidak hanya vertikal
dengan Allah semata, tetapi juga horizontal dengan sesama
manusia. Inilah
Islam yang dikenal dengan agama fitrah. Agama yang sesuai dalam
setiap keadaan
dan setiap zaman. Dan tidak akan berubah sampai
hari kiamat. Inilah ibadah-ibadah yang
bisa membuka pintu surga kita.
Sumber: Majalah Al Falah Edisi Juni 2021
Featured Image by Pexels
Sedekah dari Rumah:
Artikel Terkait:
13 Adab dalam Berdoa | YDSF
Amalan Ringan Berpahala Besar
Tingkatkan Semangat dan Nilai Berqurban | YDSF
WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF
QURBAN, REFLEKSI PENGORBANAN HAQIQI | YDSF