Shalat Gerhana Bulan | YDSF

Shalat Gerhana Bulan | YDSF

7 November 2022

Pada 8 November 2022, Indonesia kembali mengalami gerhana bulan total. Oleh karenanya, dianjurkan untuk menunaikan shalat gerhana bulan. Utamanya, karena fenomena gerhana bulan total ini dapat disaksikan dari berbagai daerah di Indonesia.

Hingga diumumkannya gerhana bulan total ini, pada tahun 2022 telah empat kali belahan bumi  mengalami gerhana. Dua kali tercatat sebagai fenomena gerhana matahari sebagian (30 April dan 25 Oktober), sedangkan dua sisanya merupakan gerhana bulan total (16 Mei dan 8 november). Berbeda dengan tiga gerhana sebelumnya yang tidak dapat diamati dari Indonesia, pada gerhana bulan 8 November 2022 dapat diamati dari Indonesia.

Dalam Islam, saat hujan pun kita diajarkan dan dianjurkan untuk berdoa, apalagi dengan terjadinya fenomena gerhana ini. Tentu, Islam telah mengajarkan apa-apa saja yang hendaknya dilakukan saat gerhana terjadi.

Gerhana Bulan dalam Sains

Bumi yang kita singgahi sebagai tempat tinggal ini, berputar mengelilingi matahari dan disinari olehnya. Layaknya planet-planet lain dalam galaksi kita. Sehingga, bagian bumi yang tersinari matahari maka akan mengalami siang hari, sedangkan bagian bumi yang tidak tersinari matahari akan mengalami malam hari. Namun, hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang letaknya semakin jauh dari matahari, yang mana sinar yang didapatkan pun semakin sedikit sehingga planetnya cenderung selalu gelap.

Pada perputarannya, bumi juga diikuti oleh sebuah satelit, bernama bulan. Mungkin, bagi sebagian orang yang masih awam, akan mengira bulan merupakan benda lain di luar bumi. Memang, letaknya berada di luar bumi, tetapi bulan merupakan bagian dari bumi yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan makhluk di bumi.

Posisi bumi, bulan, dan matahari ini dapat berada pada satu garis lurus. Kondisi yang demikian disebut dengan gerhana. Namun, perlu kita tengok kembali bagaimana urutan posisi ketiganya saat berada dalam satu garis lurus. Bila posisinya adalah bumi berada di antara bulan dan matahari, maka kejadian ini disebut dengan gerhana bulan. Sedangkan, bila posisi bulan berada di antara bumi dan matahari dalam satu garis lurus, maka kita akan mengalami gerhana matahari.

Pada artikel ini, kita akan lebih banyak membahas tentang gerhana bulan. Mengingat seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kita akan kembali mengalami kejadian gerhana bulan. Durasi gerhana bulan total dapat mencapai maksimum 1 jam 40 menit. Sedangkan, pada gerhana bulan total 8 November 2022, wilayah Indonesia diperkirakan akan terpapar selama 1 jam 25 menit 44 detik.

Terdapat tiga tipe gerhana bulan, yaitu:

1.       Gerhana bulan total, yaitu saat bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra (bayangan inti) bumi.

2.       Gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.

3.       Gerhana bulan penumbra, yakni saat bulan masuk ke dalam kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.

Baca juga: MENDAHULUKAN JAMAK-QASHAR DALAM SHALAT FARDHU | YDSF

Para ilmuwan meyakini bahwa setidaknya terjadi dua kali gerhana dalam satu tahun untuk masing-masingnya. Dan, tidak pernah lebih dari lima kali pada setiap gerhana. Sehingga, total terjadinya gerhana matahari dan bulan dalam satu tahun maksimal tujuh kali.

Sunah Saat Terjadi Gerhana

Dalam Islam, meminjam kata dari bahasa Arab, istilah gerhana dibedakan menjadi kusuf (menutupi) dan khusuf (memasuki). Untuk gerhana matahari disebut kusuf, karena bulan menutupi matahari yang dilihat dari bumi. Sedangkan pada gerhana bulan disebut khusuf karena bulan memasuki bayangan bumi yang tidak tersinari matahari.  

Terdapat beberapa anjuran sunah yang dapat dilakukan saat terjadi gerhana. Di antaranya:

1.       Perbanyak dzikir (istighfar, takbir, dan sebagainya) dan berdoa (HR. Bukhari);

2.       Shalat gerhana secara berjamaah di masjid, untuk wanita pun boleh melakukannya sebagaimana yang dicontohkan oleh Aisyah r.a. (HR. Bukhari);

3.       Dalam penunaian shalat, menyeru jamaah dengan panggilan ‘ash shalatu jaami’ah’ tanpa ada adzan dan iqamah (HR. Muslim);

4.       Khutbah setelah shalat gerhana (berdasarkan hadits dari Aisyah r.a. dan ada dalam Shahih Fiqh Sunnah, 1:435).

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Pada sunah-sunah di atas banyak yang berhubungan dengan shalat gerhana. Lantas, bagaimana tata cara shalat gerhana bulan?

1.       Niat shalat gerhana bulan.

2.       Takbiratul ihram.

3.       Membaca taawudz, dilanjutkan dengan surah Al Fatihah dan surat panjang.

4.       Ruku’ sambil memanjangkannya (durasinya).

5.       I’tidal.

6.       Berikutnya, tidak langsung sujud tetapi melanjutkannya dengan membaca surat Al Fatihah dan surat panjang (tetapi lebih singkat dari berdiri yang pertama).

7.       Ruku’ kembali dengan durasi yang lebih pendek dari sebelumnya.

8.       I’tidal kembali.

9.       Sujud, dilanjutkan duduk di antara dua sujud, dan meneruskannya dengan sujud kembali.

10.   Berdiri, mengerjakan rakaat kedua dengan cara sama seperti 1-9 tetapi dengan durasi yang lebih pendek dari rakaat pertama.

11.   Tasyahud.

12.   Salam.

13.   Imam menyampaikan khutbah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)

 

Perbanyak Sedekah Agar Hidup Semakin Berkah:


 

Artikel Terkait:

Jamak Shalat Karena Macet | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
Hukum Percaya Pawang Hujan dalam Islam | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF

 

Perjalanan ke Pulau Terpencil Kangean | YDSF NEWS



Tags: shalat gerhana bulan, gerhana bulan, cara shalat gerhana bulan, gerhana bulan dalam islam

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: