Pemahaman dan Amalan tentang Nisfu Sya’ban | YDSF

Pemahaman dan Amalan tentang Nisfu Sya’ban | YDSF

17 Maret 2022

Ada salah satu hal yang cukup populer selama bulan Sya'ban, yaitu malam nisfu Sya'ban dan beberapa amalan yang "dianjurkan" untuk dilakukan. Namun, apakah hal tersebut memang ada dan dicontohkan Rasulullah saw.?

Bulan Sya'ban merupakan bulan yang diapit oleh bulan mulai, yaitu bulan Rajab (yang termasuk dari salah satu bulan haram) dan bulan suci Ramadhan (yang menjadi bulan penuh kemuliaan). Bulan ini menjadi pengantar menuju Ramadhan.

Rasulullah saw. pernah memprediksi bahwa kelak bulan Sya’ban menjadi bulan yang dilalaikan. Padahal bulan ini menjadi bulan yang sangat penting untuk menyiapkan diri menjelang Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda, "Bulan Syaban merupakan bulan di mana manusia melalaikannya (dari amal sholeh) antara bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal Syaban adalah bulan diangkatnya amalan kebajikan kepada Rabb semesta alam. Aku cinta amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa." (HR An-Nasai dan Abu Dawud)

Dengan adanya pernyataan Rasulullah saw. tentang betapa istimewanya beramal selama bulan Sya’ban, justru muncul kebiasaan-kebiasaan baru di masyarakat. Hal-hal tersebut dilakukan dengan dalih karena itu adalah amalan baik. Namun, secara riwayat haditsnya pun masih dipertanyakan. Maka, apa sebenarnya amalan yang dilakukan saat nifsu Sya’ban?

Apa itu Nisfu Sya’ban

Nisfu Sya’ban berasal dari dua kata yaitu nisfu yang berarti pertengahan dan Sya’ban yang dimaksudkan adalah bulan Sya’ban. Maka, sebenarnya nisfu Sya’ban merupakan momen pertengahan di bulan Sya’ban. Biasanya, jatuh pada malam ke-15.

Pada malam ini terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan. Namun, apakah Rasulullah pernah mencontohkannya?

Hadits yang beredar tentang nisfu Sya’ban salah satunya seperti berikut: “Dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.””

Baca juga: Perbanyak Puasa di Bulan Sya’ban | YDSF

Ketika hadits ini ditelusur runtutan perawinya, maka akan ditemukan nama Ibnu Lahi’ah, yang mana merupakan seorang perawi denga hafalan yang lemah. Sehingga, para ulama sepakat bahwa baiknya, hadits yang berasal darinya itu ditinggalkan.

Dan, masi ada beberapa hadits lain yang berkaitan dengan nifsu Sya’ban dengan hadits yang masih pelru dipertanyakan kebenaarannya.

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits yang menjelaskan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).

Amalan Nisfu Sya’ban

Lalu, bagaimana baiknya kita menyikapi hal tersebut?

Ustadz Zainuddin MZ, Lc., M.A., Dewan Syariah YDSF, menyampaikan bahwa sebenarnya untuk meraih pahala dan keutamaan di bulan Sya’ban, kita tidak perlu hanya fokus di satu momen. Apalagi bila itu memang tidak ada teladan dari Rasulullah saw. atau masih diragukan.

Salah satu amalan yang jelas dicontohkan oleh Rasulullah saw. selama bulan Sya’ban adalah memperbanyak puasa. Karena Rasulullah saw. ingin saat amal itu diangkat, beliau dalam kondisi berpuasa. Di sisi lain sebagai pembiasaan berpuasa untuk menghadapi bulan suci Ramadhan yang datang setelahnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Aisyah r.a., yaitu “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, baiknya mari kita lakukan amalan yang benar-benar dicontohkah oleh Rasulullah saw. Jangan sampai karena hanya ingin melakukan amalan kebaikan, kita justru mengada-adakan hal tersebut tanpa adanya teladan yang jelas, baik dari Rasulullah saw. dan para sahabat serta para tabi’in.

Wallahu a’lam.

 

Sedekah dari Rumah

 

Artikel Terkait:
Perbedaan Zakat, Sedekah, dan Wakaf | YDSF
ALASAN WAJIB TUNAIKAN ZAKAT | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF
SASARAN DISTRIBUSI PENERIMA SEDEKAH | YDSF
5 Hal yang Sebaiknya Dilakukan untuk Menyambut Bulan Ramadhan

Tags: nisfu syaban, amalan nisfu syaban

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: