Dalam mendistribusikan sedekah memang tidak terikat pada
penerima tertentu seperti zakat. Namun, ketika menunaikan sedekah, hendaknya
memilih untuk memberikannya kepada penerima yang lebih membutuhkan. Agar apa
yang disedekahkan dapat memberikan manfaat bagi penerimanya.
Sedekah menjadi salah satu wujud rasa syukur kepada Allah
Swt. Atas segala nikmat yang telah diberikan kepada seorang muslim. Sedekah
merupaan panggilan hati untuk berbagi dengan ikhlas dan menyenangkan orang
lain. Dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 92, Allah berfirman:
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal
itu, sungguh Allah Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran: 92)
Sedekah memiliki banyak keutamaan. Baik dalam Al-Qur’an
maupun hadits, banyak penjelasan mengenai keutamaan-keutamaan orang yang mau
bersedekah. Salah satunya pada hadits berikut:
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
“Turunkanlah
(datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Al-Baihaqi)
Cakupan sedekah dalam islam sangat luas. Tidak hanya tentang
materi saja, namun juga non-materi. Misalnya bersedekah senyuman, membantu
orang lain dengan tenaga, berbagi ilmu, berbagi kebahagiaan, dan masih banyak
lagi.
Nabi saw. bersabda: “Kamu
menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah
bagimu.” (HR. Bukhari)
Baca juga: Hidup itu Sedekah | YDSF
Apakah Sedekah untuk Keluarga Lebih Utama?
Pada prinsipnya,
sedekah kepada semua yang membutuhkan
itu adalah yang terbaik. Yang dimaksud membutuhkan disini ialah mereka yang
serba kekurangan terutama dari segi finansial. Bisa dari seseorang yang
dikategorikan fakir miskin, yatim, dhuafa, gharim, atau seseorang yang baru
saja dilanda bencana. Sedekah untuk mereka semua merupakan hal yang baik.
Namun, akan lebih baik
lagi jika sedekah itu ditujukan kepada keluarga atau kerabat terdekat, jika
kerabat itu lebih membutuhkan sedekah. Karena ada dua fungsi menurut penjelasan
Nabi saw. Pertama, karena sedekah, dan kedua karena kekerabatan. Dalam sebuah
hadits, dari Salman bin Amir r.a., Rasulullah bersabda,
“Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi)
Kriteria Penerima Sedekah
Tak seperti penerima
zakat yang memiliki beberapa golongan seperti fakir, miskin, amil, mualaf,
riqab (hamba sahaya), gharim (seseorang yang terlilit utang), fisabilillah, dan
ibnu sabil. Dalam sedekah tidak ada kriteria atau golongan khusus seseorang
bisa disebut sebagai penerima sedekah.
Kriteria penerima
sedekah tentu berasal dari pertimbangan siapa diantara mereka yang lebih membutuhkan.
Disini, setiap individu bisa menilai sendiri siapa yang layak mendapatkan
sedekah. Namun, dalam kondisi tertentu, mustahiq zakat juga bisa dikategorikan
sebagai penerima sedekah. Mengingat, golongan penerima zakat juga termasuk
sebagai seseorang yang serba kekurangan.
Dengan demikian, bisa
disimpulkan bahwa prioritas dalam memberikan sedekah kepada keluarga atau
kerabat dekat, jika memang mereka
termasuk dalam golongan fakir, miskin, atau gharim (orang yang banyak utang),
atau dalam kondisi tidak mampu. Definisi “tidak mampu” disini mengacu pada
standar batas orang berhak menerima zakat.
Sumber: Disadur dari Majalah Al Falah bulan Oktober 2021
Sedekah satu klik:
Artikel Terkait:
SEDEKAH ITU TIDAK MEMBUAT MISKIN
Yuk Bersedekah !!!
Memahami Kembali Keutamaan & Manfaat Sedekah
Contoh Sedekah Jariyah di YDSF
Keajaiban Sedekah Rutin di YDSF