Menghadapi Anak yang Terkena Perundungan (Bullying) di Sekolah | YDSF

Menghadapi Anak yang Terkena Perundungan (Bullying) di Sekolah | YDSF

10 Februari 2020

Perundungan atau yang sering kita kenal dengan istilah asingnya bullying, merupakan salah satu tindakan buruk yang dilakukan untuk melakukan intimidasi, ancaman baik secara lisan, tulisan, bahkan fisik. Tidak hanya menyinggung soal ras, bahkan pelaku perundungan bisa dengan sangat kreatif mencari celah, kelemahan dari korban yang bisa dijadikan untuk bahan bully.

Dalam beberapa bulan terakhir, pendidikan Indonesia kembali tercemar karena ketidaktegasan para pendidik dalam menangani kasus perundungan di beberapa sekolah. Kasus terdekat seperti di Malang, seorang siswa bahkan harus diamputasi karena menjadi korban bullying. Namun, sayangnya pihak sekolah hanya memberikan sanksi secara tulisan dan berdalih bahwa kejadian tersebut hanyalah candaan semata. Betapa ironinya kacamata pendidikan kita.

Sekolah yang sudah terkenal bagus dan mahal pun belum tentu tidak ada praktik perundungan dalam kesehariannya. Senioritas kadang menjadi salah satu faktor bermulanya sebuah perundungan di sekolah-sekolah bonafit.

Sikap Orang Tua Menghadapi Bullying

Sebagai orang tua tentu tidak bisa menerima apabila buah hati kita mendapat perlakuan semena-mena bahkan tidak manusiawi. Namun, dalam menanggapi suatu masalah, hendaknya jangan segera gegabah. Terutama bila anak telah memasuki usia ABG, orang tua bisa menjadi lebih harap-harap cemas. Karena pasti menginginkan lingkungan kehidupan sekitar anak (sekolah dan pertemanan) yang baik-baik saja.

Berbagai hal buruk bisa saja datang dan menyerang buah hati. Ada yang berupa verbal seperti “labeling”, ancaman, intimidasi, paksaan, dan sebagainya. Bila bullying yang didapatkan anak berupa olok-olok atau labeling, maka orang tua hendaknya melakukan pendekatan dengan pihak sekolah (wali kelas dan wali asrama). Menanyakan dengan detil apa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Informasi ini juga merupakan hal penting. Karena tak jarang, perundungan dalam bentuk verbal tersebut terjadi bahkan tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Saat telah ditemukan duduk permasalahannya, maka barulah orang tua dan pihak sekolah bisa mengambil sikap dan melakukan penyelesaian bersama-sama terhadap kasus bully tersebut dengan baik.

Namun, bila bullying yang didapatkan anak sudah terjadi secara massal (sudah membudaya) di sekolah, perlu membicarakan lebih serius lagi. Dengan pihak sekolah yang lebih tinggi, misal dengan guru BK dan kepala sekolah. Supaya bisa segera diselesaikan dengan baik dan tidak berujung hingga pada perundungan secara fisik.

Jangan sampai perundungan menjadi budaya di sekolah. Hingga memberikan efek negatif terhadap perkembangan psikis anak. Ketika pihak sekolah belum bisa memberikan solusi yang optimal, maka sebagai orang tua harus mau dan mampu memberikan penguatan kepada anak. Teurama selama sang buah hati tidak melakukan tindakan yang menyimpang, maka sebaiknya tiidak menghiraukan olokan-olokan temannya.

Dukunglah anak-anak kita menjadi pribadi yang tidak lemah di hadapan teman-temannya yang suka membully. Jika ada tindakan temannya yang sudah berlebihan, maka segera laporkan ke guru yang ada. Meskipun, hal ini akan membuat anak-anak kita dijauhi atau dipandang sinis oleh teman-temannya yang suka membully. Kuatkanlah dengan memberi pemahaman untuk menunjukkan pada teman-temannya bahwa anak kita tidak melakukan seperti apa yang diolok-olokkan temannya (misal, diolok LGBT, troublemaker, dsb.)

Maka, mendekati anak dari hati ke hati menjadi salah satu kegiatan orang tua yang sangat penting. Jangan menunggu adanya perubahan sikap pada anak. Namun, sebisa mungkin orang tua proaktif dengan menanyakan aktivitas anak di sekolah setiap harinya. Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan ringan yang membuat anak nyaman bercerita. Mungkin, di awal mereka masih bercerita sedikit, lambat laun semakin anak nyaman akan semakin banyak cerita yang akan mereka bagi.

Jangan lupa juga, untuk selalu mendoakan anak-anak kita agar diberikan kekuatan iman dan kebaikan oleh Allah Swt.

Pandangan Islam dalam Bullying

Sebenarnya, Allah Swt. sudah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al Hujurat: 11).

Maka, bisa kita pahami bahwa dalam Islam pun tidak diperbolehkan dengan tegas mengejek dan menghina orang lain. Hal ini pun sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. yang selalu menebarkan kebaikan pada sesama, saling berkata baik, menghormati, serta menyayangi.

Rasulullah saw. bersabda,

“Seorang Muslim itu bersaudara terhadap Muslim lainnya, ia tidak boleh menganiaya dan menghinanya. Seorang cukup dianggap berlaku jahat karena ia menghina saudaranya sesama Muslim.” (HR. Muslim).

Dengan menilik kembali ayat dan hadits di atas, maka sangat disayangkan bila generasi muslim saat ini gemar melakukan perundungan. Budaya yang sangat jelas jauh dari nilai-nilai Islam.

Ini menjadi tugas kita pula sebagai generasi yang lebih dewasa untuk selalu memberikan pemahaman dan penanaman nilai-nilai pekerti Islam. Pendidikan karakter yang sesuai dengan ajaran sunnah dan Al-Qur’an. Agar generasi muslim berikutnya jauh dari dan menjadi bagian dari perundungan.

 

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Maret 2017

 

Baca juga:

PERAN PESANTREN DI INDONESIA | YDSF

Pilar Dakwah Di Rumah Kita

Zakat Profesi atau Penghasilan | YDSF

KORBAN BENCANA BOLEH TERIMA ZAKAT | YDSF

HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM

Cara Menghitung Zakat Profesi | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: