Nabi Muhammad
saw. adalah teladan mulia dalam semua hal, salah satunya dalam bidang
pendidikan. Nabi saw. adalah pendidik pertama dan utama. Proses transformasi
ilmu, internalisasi nilai-nilai spiritual dan bimbingan emosional yang
dilakukan dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa.
Keberhasilan
pendidikan Nabi saw. ini terlihat dari kemampuan para sahabatnya yang luar
biasa. Terkait hal ini, Nabi saw. bersabda, “Para sahabatku laksana bintang.
Siapa di antara mereka yang kalian teladani, niscaya kalian akan mendapat
petunjuk.”
Abu Bakar
ash-Shiddiq. Ia adalah
orang laki-laki pertama yang beriman, dan merupakan salah satu dari sepuluh
sahabat yang memperoleh jaminan surga. Dengan dakwahnya, banyak sahabat masuk
Islam, seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad
bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka
termasuk yang mendapat dijaminan masuk surga.
Abu Bakar ialah
seorang pedagang yang selalu memelihara kehormatan diri, kaya harta, berakhlak
mulia, dan kesempurnaan iman. Al-Qur’an pun banyak mengisyaratkan tentang sikap
dan perilaku Abu Bakar (QS al-Lail [92]: 5-7; QS Al-Lail [92]: 17-21; dan QS
Fushshilat [41]: 30.
Pada masa
kekhalifahannya, selama dua tahun tiga bulan lebih sepuluh hari, Abu Bakar
berhasil menghimpun Al-Qur’an, memerangi orang-orang murtad dan yang enggan
membayar zakat. Dan selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 142 hadits Nabi saw.
Umar bin
Al-Khathab. Ia masuk
Islam pada bulan Dzulhijjah tahun keenam sesudah kenabian, yang pertama masuk
Islam, dan termasuk yang disegani.
Banyak ayat
Al-Qur’an yang diturunkan membenarkan pendapat Umar bin Khathab, di antaranya
adalah ketika terjadi fitnah dan berita bohong yang menyangkut Aisyah RA,
kemudian turunlah firman Allah Swt, antara lain QS. an-Nur [24]: 16; QS
al-Maidah [5]: 90; QS al-Munafiqun [63]: 8; dan QS at-Taubah [9]: 84.
Pada masa
kekhalifahannya, selama 10 tahun 6 bulan 4 hari, banyak wilayah yang berhasil
ditaklukkan seperti Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama daerah di Libia),
Azerbaijan, Tripoli bagian barat, Nahawand, Jurjan, dll.
Mencetak uang
Dirham dengan cap “Alhamdulillah” pada satu sisinya dan di sisi lainnya
tertulis cap “La ilaha illa Allah” dan “Muhammad Rasulullah”; yang pertama
menetapkan tahun hijriah sebagai kalender Islam; meriwayatkan sebanyak 527
hadits.
Utsman bin
Affan. Ia masuk Islam
setelah diajak oleh Abu Bakar, dan termasuk salah satu dari sepuluh sahabat
yang mendapat jaminan masuk surga. Digelari Dzunnurain, karena menikahi dua
putri Nabi saw. Setelah Ruqayyah meninggal, ia menikahi Ummu Kultsum.
Utsman menjabat
khalifah selama 11 tahun 11 bulan 14 hari. Ia berjasa dalam menyempurnakan
pengumpulan Al-Qur’an. Pada masa pemerintahannya, wilayah Afrika, Cyprus,
Tabaristan, Khurrasan, Armenia, Qauqaz, Kirman, dan Sajastan berhasil
dibebaskan. Ia orang pertama memperluas Masjidil Haram dan Nabawi, membangun
pangakalan angkatan laut, membentuk kepolisian negara, dan membangun gedung
peradilan.
Ali bin Abi
Thalib. Ia masuk Islam
pada usia sepuluh tahun karena pada usia itulah diumumkan dakwah Islam, dan
termasuk sahabat yang diberitakan jaminan surga.
Ia orang pertama
yang mengorbankan dirinya demi dakwah Islam. Pada malam hijrah, Nabi saw.
menugaskan Ali untuk tidur di tempat tidur beliau. Ia ditugaskan Nabi untuk
mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.
Ali menjabat
khalifah selama 4 tahun 8 bulan, selama hidupnya meriwayatkan 586 hadits. Ia
meninggal pada 17 Ramadhan 40 H, dalam usia 63 tahun, dan dimakamkan di Kufah.
Zubair bin
Awwam. Ia masuk Islam
pada usia lima belas tahun dan hijrah dalam usia delapan belas tahun setelah
menderita penganiayaan dan siksaan yang bertubi-tubi.
Dalam perang
Al-Jamal, ia mengundurkan diri dari barisan pasukan Mu’awiyah setelah
diingatkan oleh Ali dengan sabda Nabi saw., “Wahai Zubair, tidakkah kamu
mencintai Ali?” Zubair menjawab, “Tidakkah aku mencintai putra pamanku sendiri
(dari pihak ibu dan bapak) dan orang yang seagama denganku?” Beliau mengatakan,
“Wahai Zubair, demi Allah, kelak kamu akan memeranginya (Ali) dan kamu berlaku
aniaya terhadapnya.” Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung mengundurkan diri
dari pasukan Mu’awiyah dan tidak mau memerangi Ali.
Setelah menarik
diri dari perang tersebut, Amr bin Jurmuz membuntutinya, lalu membunuhnya pada
saat Zubair sedang shalat. Kejadian ini terjadi pada tahun 36 H. Semasa
hidupnya meriwayatkan 38 hadits.
Sa’ad bin Abi
Waqash. Ia termasuk orang
yang awal masuk Islam dan pada saat itu usianya baru 17 tahun. Ia pernah
diangkat menjadi gubernur wilayah Irak.
Sa’ad kehilangan
penglihatan di akhir hayatnya. Ia meninggal di istananya di daerah Al-‘Aqiq
yang berjarak sekitar 5 mil dari kota Madinah. Ia adalah sahabat yang terakhir
meninggal dari kalangan muhajirin, meninggal pada tahun 55 H dalam usia 80
tahun, dan selama hidupnya meriwayatkan 271 hadits.
Abu Ubaidah
bin Al-Jarrah. Ketika
perang Badar, ia ikut memperkokoh dan membela kaum Muslimin, sedangkan ayahnya
berada dalam barisan kaum Quraisy yang musyrik dan kafir. Dalam perang
tersebut, ayahnya selalu memburunya, tetapi selalu mengelak, menghindar dan
menjauh.
Ayahnya tidak
menyadari kenapa sang anak sengaja menghindar. Karena penasaran, Ayah Ubaidah
terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain untuk Abu Ubaidah selain
menghadapinya. Dalam perang itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang
terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi demi
menegakkan amanat Allah dan rasul-Nya, Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya.
Ketika menjabat
sebagai panglima perang, Abu Ubaidah berhasil membebaskan kota Damaskus, Himsh,
Anatokia, Ladziqiyah, Halb, dan pada akhirnya seluruh wilayah Syam dapat
dibebaskan. Semasa hidupnya meriwayatkan 14 hadis, dan meninggal dunia pada
tahun 18 H, jasadnya dimakamkan di Ghorbaristan.
Abdurrahman
bin Auf. Ia masuk Islam
melalui dakwah Abu Bakar dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang
mula-mula masuk Islam.
Abdurrahman
sangat mahir dalam berdagang. Ia memulai usaha dengan berdagang keju dan minyak
samin. Tidak lama kemudian sudah dapat mengumpulkan sedikit uang dari usaha
keuntungan dagangnya. Dan, Abdurrahman menguasai perekonomian dan
keuangan.
Thalhah bin
Ubaidillah. Thalhah
adalah salah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan
dermawan. Suatu hari istrinya, Su’dan binti Auf, melihat Thalhah murung dan
duduk termenung. Melihat keadaan suaminya, sang istri menanyakan sebab
kesedihannya, dan Thalhah menjawab, “Uang yang ada di tanganku ini begitu
banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?”
Istrinya berkata,
“Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikan kepada fakir miskin.” Maka
dibagikanlah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan
sepersenpun.
Sa’id bin Zaid.
Ia termasuk gelombang pertama yang masuk Islam sebelum Nabi saw. memasuki Darul
Arqam. Ia memeluk Islam sebelum Umar bin Khathab. Istrinya adalah adiknya Umar,
yaitu Fathimah binti Khathab.
Dalam usianya
yang mencapai tujuh puluh tahun lebih, Sa’id selalu siap terjun ke medan
perang, dan lebih condong memilih pendekatan dirinya dengan masjid Nabi saw. Di
situ ia menunaikan shalat fardhunya dengan khusyu dan sambil mengenang masa
lalu.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Agustus 2022
Sedekah Menolak Musibah:
Artikel Terkait:
Allah Lebih Melihat Keikhlasan | YDSF
ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF
Berbakti Kepada Orang Tua yang Meninggal | YDSF
PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF
Larangan LGBT dalam Islam dan Kisah Kaum Luth | YDSF
PERBEDAAN ZAKAT, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
MENUMBUHKAN KEBIASAAN BERBAGI MENJADI SEBUAH KEBUTUHAN HIDUP | YDSF
Kajian YDSF
| Tafsir & Hadits bersama Prof. Roem Rowi